Malam ini terlihat begitu indah. Namun berbeda dengan sosok gadis yang sedari tadi hanya mengeratkan genggamannya pada dress hitam legam sepanjang selutut yang dikenakan oleh dirinya sendiri.
Melihat banyaknya pasangan yang sedang berlalu-lalang membuat gadis itu hanya tersenyum pahit menerima kenyataan bahwa malam terakhir dirinya berstatus sebagai pelajar harus dilewati dengan keadaan bahwa dirinya hanya merasakan kesepian. Walaupun saat ini ia berada di keramaian acara prom night yang dilaksakan oleh pihak sekolahnya, tetap saja tak ada satupun yang membuat ia tidak merasa kesepian.
Alih-alih mencari pasangan untuk mendampinginya, Lisa justru memilih untuk pergi dan membiarkan acara yang tak begitu penting untuk dirinya terus berjalan tanpa kehadirannya. Bahkan dirinya tak peduli bahwa sahabat-sahabatnya mungkin saja akan mencari dirinya nanti. Yang Lisa pikirkan sekarang ini hanyalah satu.
Ia ingin beristirahat.
Kendati dirinya merasa ragu dengan suasana rumahnya saat ini apakah baik-baik saja atau tidak, ia tetap saja merindukan sosok adiknya dan kembarannya itu. Mengingat sejak beberapa minggu ini ia selalu menghabiskan waktunya untuk bermabuk-mabukan bersama para sahabatnya dan selalu menghabiskan malamnya di club.
Hanya sekedar meminum alkohol saja kok, tidak lebih. Lisa jamin akan hal itu.
Kini kedua kaki gadis itu yang beralaskan sepatu boots tinggi yang memberikan kesan kaki yang jenjang itu hanya melangkah keluar parkiran dari sekolahnya, yang tetap saja disambut oleh banyaknya kendaraan yang terparkir dengan jenis yang berbeda-beda. Gadis itu hanya melangkah keluar tanpa memiliki tujuan memakai kendaraan apa yang dapat menampungnya sampai dirinya dapat pulang ke rumah. Bila tidak ada, mungkin dirinya akan tetap berjalan walaupun melihat jarak dari sekolah sampai ke rumahnya cukup jauh.
Lagipula ini sudah larut malam, gadis itu yakin tak akan banyak orang ataupun kendaraan yang berlalu lalang nantinya, mungkin ini menjadi kesempatan baik untuk Lisa dapat pulang ke rumahnya tanpa gangguan dari siapapun itu. Walaupun asumsi itu jelas sangat salah.
Beralih sisi dari Lisa yang sudah mulai tak terlihat dari kawasan sekolah, kini terlihat seorang pria yang menggerutu serta mengabsen beberapa nama binatang dan mencaci maki dirinya sendiri yang kelupaan membawa ponselnya sendiri yang tertinggal di kendaraan beroda empatnya itu. Jelas saja pria itu sungguh kesal, melihat jaraknya ia memarkirkan mobilnya itu dengan gerbang masuk sekolah cukup jauh.
Salahkan saja para tamu yang tak diundang justru ikut menghadiri acara sekolahnya pada malam hari ini.
"Vee, kau ingin kemana? Kau takkan meninggalkanku disini sendirian kan?" Tanya Sooya yang melihat gelagat Vee yang cukup aneh dan terlihat hendak meninggalkan dirinya di kerumunan.
"Tunggulah sebentar, ponselku ketinggalan aku ingin mengambilnya." Ucap Vee yang hendak melangkah namun terhalangi oleh tubuh Sooya yang mencegatnya.
"Aku ingin ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
24 More Days
Romance"Berikan aku 24 hari untuk membuat mu jatuh cinta padaku." Ujar gadis itu. Namanya Lalisa Alexa, lebih tepatnya Lalice Alexa. Dia lahir untuk bahagia bukan tersakiti. Tapi dengan berjalannya waktu apakah Lisa berbahagia selama ini atau tidak? Entahl...