01. Revandi Akbara (Bara)

120 9 0
                                    

-Bara POV-

-25Maret2015-

Pembunuhan itu lagi, aku sudah bosan melihatnya! Mengapa semua orang yang sudah aku incar sejak lama selalu terbunuh dengan cara yang mengenaskan!

Sekarang dihadapanku, sudah ada seorang gadis yang tergeletak dilantai koridor sekolah. Dengan pisau digenggamannya, dan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Mana mungkin dia memotong kepalanya sendiri dengan pisau itukan? Pembunuh itu memang pintar, sangat pintar bahkan! Sekarang polisipun tak akan pernah bisa mengetahui siapa yang telah membunuh gadis itu.

"Ascella!" Panggilku, saat melihat seorang gadis yang dengan santainya melintasi koridor tanpa melirik kearah orang-orang yang sedang berkumpul membuat lingkaran untuk melihat korban pembunuhan itu.

Dia menoleh kearahku.

"Apa?" Tanya nya tanpa repot-repot untuk mengeluarkan suaranya.

"Lo, kok keliatannya nyantai banget? Disaat orang-orang mikirin siapa pembun--" ucapanku terpotong, karena Ascella pergi meninggalkan-ku seraya berteriak. "Ngapain juga gue ngurusin mereka, orang mereka aja pada gak peduli sama gue".

Oke! Mungkin dia benar, selama aku bersekolah disini aku tak pernah sekalipun melihat dia bersama dengan temannya kecuali dengan Tiara. Selain itu, sepertinya tak ada lagi. Tapi.. Ntahlah. Karena hal itu juga terjadi padaku. Tidak memiliki teman.

"Bar! Bara!" Dengan cepat aku menoleh kearah sebuah suara yang memanggil nama-ku. Tepatnya dibelakangku.

"Hm" jawabku malas, aku yakin dia pasti akan membicarakan tentang kematian Leida --Gadis itu--.

"Incaran lo mati lagi tuh" ucapnya sambil terkekeh. Tuh kan! Apa aku bilang tadi. Memangnya ada hal yang lucu? Sampai membuatnya tertawa seperti itu?.

Aku memutar kedua mata-ku, malas membicarakan hal seperti ini 'Lagi'.

"Lo gila ya Far?" Tanya-ku datar.

"Sialan! Gue heran, kenapa semua incaran lo bisa mati dihari lo mau beraksi didepan mereka"

"Apalagi gue!"

"Jangan-jangan lo curi start dari gue, yakan?"

"Ck! Serah dah!" Aku melangkahkan kaki-ku meninggalkan Farro yang sedang bicara, ntahlah saat ini aku sedang malas berurusan dengan Farro.

Oke akan aku ceritakan sedikit tentang diriku.

***

-Flashback On-

-12Januari2014-

Hari ini aku resmi menjadi seorang murid baru di SMA ternama di Ibu Kota. Aku memasuki kelas X-2 dengan percaya dirinya. Karena aku kira sekolah ini akan menerima-ku dengan senang hati. Namun ternyata salah.

Aku baru saja memasuki kelas, dan berjalan dibelakang guru wanita yang menurutku adalah wali kelas ini. Guru itupun menyuruh-ku untuk memperkenalkan diri dihadapannya dan seluruh murid didalam kelas.

"Kenalin nama gue Revandi Akbara, panggil Bara aja. Gue pindahan dari Bandung" ujarku tersenyum, berusaha seramah mungkin pada mereka. Namun mereka malah menghina-ku dengan ucapan mereka.

"Sumpah! Gue gak nanya" Seorang gadis, yang duduk paling depan mulai berbicara. Jika-ku lihat dari penampilannya, sepertinya dia suka membuat masalah disekolah ini. Oke! Akan aku abaikan yang satu ini.

"Itu kacamata atau kaca spion? Gede amat!" Ujar seorang gadis berambut sebahu, cantik? Menurutku tidak.

"Penampilan lo, kayak anak taun 80an" kali ini suara pria yang duduknya ada didekat jendela.

Bukannya membela-ku, guru wanita disampingku malah menahan tawanya.

Sungguh menyebalkannya sekolah ini, aku berjanji suatu saat nanti aku akan membeli semua mulut orang-orang yang menghina-ku. Tunggu saja saatnya.

***

Hari ini aku memasuki sekolah dengan penampilan yang berbeda dari kemarin, hari ini aku tidak lagi memakai kacamata bundar itu, baju-ku pun dikeluarkan tak seperti kemarin yang dimasukan kedalam celana dengan ikat pinggang besar yang melingkari pinggangku.

Dan semua orang yang kemarin menghina-ku hari ini memuji-ku bahkan tak jarang mereka berdecak kagum melihat penampilan-ku hari ini, bahkan gadis kemarin yang aku ketahui bernama Leida. Sekarang mendekati-ku tanpa malunya, apa dia tak ingat, kalau kemarin dia sudah menghina-ku didepan kelas? Ck! Sungguh memuakan.

-Flashback Off-

***

Aku berjalan kearah kelas, bosan melihat pembunuhan itu. Pembunuhan yang memakan semua incaran-ku, tanpa menyisa-kannya satupun untuk-ku.

Dan hebatnya, tak ada bekas ataupun jejak dari pembunuh itu. Sehingga sangat sulit untuk polisi atau siapapun itu mengungkap siapa sebenarnya pembunuh yang sudah memakan banyak korban disekolah ini.

Satu hal yang membuatku sangat bingung, mengapa korbannya selalu incaran-ku? Tak pernah aku melihat orang lain, selain incaranku yang mati dikoridor sekolah saat pagi hari ataupun pada jam istirahat.

Siapapun pembunuh itu, dia berhasil membuatku takjub atas pekerjaannya. Coba bayangkan, pada saat jam istirahat semua siswa pasti akan memenuhi koridor sekolah untuk menuju kantin. Namun, tak ada satupun yang mengetahui siapa pembunuh itu. Padahal sering sekali korban mati pada jam istirahat sekolah. Sungguh hebat!.

Namun satu hal yang aku ketahui, pembunuh itu mengenal diriku.

oOoOoOo

TBC~

Gimana? Ini cerita pertama ^_^ jadi masih banyak kekurangan. Ditunggu Comment dan vote nya :)

Don't!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang