05. Ashilla

70 4 0
                                    

oOoOoOo

-Anonymous-


Aku memandang kearah Ascella dan Tiara yang sedang mengobrol tanpa peduli akan kehadiranku.


"Nyerah?"


"Nggaklah!"


"Yakin?" Ascella mengangguk mantap, menjawab pertanyaan dari Tiara. Aku tak tahu mereka membicarakan apa, karena baru saja aku hadir disini.. Dan langsung melihat kearah mereka yang sedang mengobrol.


Aku menoleh kearah belakang Ascella, ada Bara disana. Dia sedang menatap Ascella dari jauh. Yang berhasil membuat senyum miringku tercetak jelas.


***

-Bara POV-


Aku berjalan menyusuri koridor, mencari dimana Ascella berada. Ntah kenapa, rasanya aku harus meminta maaf padanya karena sudah membentak tadi pagi.


Aku tahu niat Cella baik. Tapi aku tak mau jika dia harus terluka hanya karena emosi-ku sedang memuncak.

Aku menyayangi dia,


Bukan.. Bukan sebagai teman! Tapi lebih dari itu.

Tak bisa dijelaskan. Namun, aku yakin kalian mengerti akan hal itu.


Kini aku melihatnya, dia sedang mengobrol dengan Tiara. Ntah membicarakan apa tapi aku bisa mendengar sebagian obrolan mereka.


"Rencana lo gimana?" Tiara menatap kearah Ascella dengan keningnya yang mengeryit. Sepertinya pembicaraan mereka serius.


"Lanjutlah, gak mungkin gue bakalan berenti ditengah jalan. Tanggung banget."


Aku yang mendengarkan percakapan mereka hanya dapat mengerutkan kening. Rencana apa yang mereka maksud? Mengapa wajah Tiara seperti orang yang sedang mendapat masalah seperti itu.


Ascella membalikan badannya menghadap kearahku, lalu melihatku bingung. Namun, sesaat kemudian wajahnya terlihat pucat.


"H..hai Cell" aku tersenyum, berusaha senormal mungkin dihadapan dia. Berusaha untuk tidak terlihat bingung dihadapannya.


"Sejak kapan lo disini?!" Kau tau? Dia berbicara dengan nada ketus. Pertama kalinya dia seperti ini dihadapanku.


"Baru aja sih.. Gue ganggu ya? Sorry kalo gitu, gue cabut dulu ya?." Aku membalikkan badan, ingin melangkah menjauhi mereka ber-dua.


Seseorang menahan lenganku. "Lo gak ganggu Bar, biar gue yang pergi, permisi" Ascella melangkahkan kakinya, tanpa menghiraukan panggilanku atau Tiara.


Dia berjalan kearah toilet, tadinya aku ingin mengikuti dia. Tetapi masa iya seorang Psikopat tampan sepertiku harus mengikuti seorang gadis ke toilet. Tak mungkin.

Don't!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang