08. Don't

59 4 0
                                    


"Tiara Aglaia! Berhenti ditempat!" Suara lantang itu berhasil membuat Tiara terjatuh lemas, seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali..

"Bukan saya yang lakuin pak, sumpah!"

Bara yang mendengarnya tersenyum miring, rencana nya berhasil lagi kali ini. Kini Bara hanya harus menunggu dia dibawa kerumah sakit untuk membersihkan luka yang dia buat sendiri.

Sidik jari Barapada pistol bahkan sudah hilang, tergantikan dengan sidik jari Tiara

***
-Tiara POV-

"Bukan saya pelakunya, pak!"

"Bukan kamu? Lalu siapa? Bara?" Polisi dihadapanku tertawa sinis, meremehkan. Lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam laci dihadapannya.

"Iya, Bara pelakunya!"

"Terus, saya harus percaya sama kamu?"

"Kalau bapak pinter, bapak pasti percaya"

"Kamu nuduh saya bodoh?"

"Saya ga bilang bapak bodoh, bapak yang bilang sendiri.."

Polisi dihadapanku menatapku, dengan tatapan matanya yang tajam. Dia pikir aku takut, huh?

Aku tak akan pernah takut, walaupun dia seorang polisi. Lagi pula, aku tidak bersalah dalam kasus ini.

Eh...

Aku teringat, kejadian Ascella tadi. Okelah aku bersalah, hanya sedikit, hanya kepada Ascella. Bukan Bara

"Jadi, saya harus sampe kapan duduk disini pak?" Aku menyandarkan punggungku, pada sandaran kursi yang terbuat dari kayu ini.

"Kamu dihukum, hukuman penjara selama 6Bulan! Tunggu, ada polisi lain yang jemput kamu dan bawa kamu masuk kedalam penjara.."

Aku mengangguk, beberapa kali mengiyakan pernyataan polisi tersebut. "Tapi, nanti Bara juga temenin saya dipenjara ya Pak.."

Aku tersenyum melihat mata polisi itu mendelik kearahku. Aku melihat sekitar, ada polisi wanita yang datang mendekat kearahku.

Ini waktunya masuk penjara.

Aku berdiri, dan membalikan badanku menghadap pada polisi wanita itu lalu tersenyum seraya memberinya hormat.
Yang membuat polisi itu, menautkan alisnya bingung.

"Ini gadis SMA, yang kau sebut gila itu Pak?" Tanya Polisi wanita tadi, kepada pak polisi yang sedari tadi duduk dihadapanku.

"Duh, saya ga gila bu!" Ucapku tak terima.

"Bawa saja dia kedalam sel tahanan bu" Polisi wanita yang ku lihat, nametag nya bernama 'Dewina.A.S' mengangguk beberapa kali, lalu menatapku dengan pandangan meng-intimidasi nya.

"Ayo, ikut saya!"

"Ayo bu Dew, saya bosen liat muka bapak itu.. Tapi bu, kaki saya sakit abis ditembak sama bapak tadi. Ibu bisa bantu obatin kan?"

***
-Ascella POV-

Aku bisa melihat tubuhku, tertidur nyenyak disana. Tapi kau tahu? Rasanya sangat sakit pada bagian punggungku. Walau kini, Ashilla yang berada didalam tubuhku.

Tetapi, tetap saja sakitnya terasa padaku juga. Karena itu, tubuhku.

Aku menatap nanar, tubuh dihadapanku itu. Aku ingin sekali kembali masuk kedalamnya, tetapi tak bisa.

Ashilla, tak akan pernah mengizinkan aku untuk merasakan sakitnya luka itu. Padahal, disini aku dapat merasakannya juga.

"Cella..."

Don't!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang