"Sayangnya gue gak bercanda.." Ashilla mengangkat pistolnya lagi kini tepat kearah Ferro yang sebentar lagi akan melayangkan Guntingnya.Belum sempat Ferro melayangkan guntingnya, peluru pistol melintas diantara Ferro dan Bara yang sedang berhadapan.
Hal itu berhasil menarik perhatian kedua nya, mereka menoleh kearah Ashilla -Tubuh Ascella-. Dan sontak membelalakan kedua matanya, kaget.
***
-Author POV-"Ascella!" Bara berteriak, saat tubuh Ascella tertembak peluru dari pistol. Bukan, bukan Ashilla yang melakukannya.
Bahkan kini yang berada dalam tubuh Ascella adalah Ashilla. Sedangkan Ascella sendiri hanya bisa menangis dari balik cermin melihat tubuh sekaligus Alter-ego nya terluka.
"Ascella! Bangun.." Ferro, berlari mendekati tubuh Ascella yang tergeletak tak berdaya dilantai koridor yang sudah sepi.
Lalu kepalanya mendongak, melihat siapa pelaku yang sudah berani menembak Ascella menggunakan pistolnya.
"Fer, lo bawa Ascella ke rumah sakit. Biar gue yang urusin dia" Bara, berjalan melewati tubuh Ascella yang tergeletak, dan Ferro yang berjongkok dihadapan Ascella.
"Gue tau apa yang mau lo lakuin Bar.." Ferro berjalan mendekati Bara, lalu tanpa disadari pistol yang berada didalam saku celana Ferro sudah berpindah kedalam saku celana bagian belakang Bara.
"Thanks.." Ferro mengangguk beberapa kali, lalu dengan cepat dia menggendong Ascella untuk dibawa pergi kerumah sakit.
Bara menatap kepergian Ferro, dengan senyum miring yang tercetak disudut bibirnya. Lalu melirik kearah gadis dihadapannya.
"Bar.." Gadis itu mulai mengeluarkan suaranya. Suara yang terdengar bergetar, bahkan seperti orang yang sedang ketakutan.
"Lo harus liat gue beraksi Ra.." Bara mengeluarkan Pistol yang tadi Ferro berikan kepadanya dan dengan cepat diarahkannya pistol itu kearah samping seperti akan menembak punggung Ferro yang sedang menggendong Ascella.
"Lo, gak mungkin nembak Ferro kan Bar?" Tiara, gadis yang tadi menembak Ascella, Menatap kearah tunjukan pistol dalam genggaman Bara.
.
Bara, menggeleng beberapa kali dengan seringaian-nya yang muncul menggantikan senyum miring yang tercetak jelas."T..terus?" Tiara melangkah mundur, takut. Takut jika pistol itu tiba-tiba saja berputar dan mengenai tubuh Tiara yang tepat berada dihadapan Bara.
Bara memutar arah pistolnya, kearah cermin yang berada tepat dibelakang Tiara, Yang jika Bara tembak pasti akan mengenai Tiara dulu baru cermin tersebut.
"Lo gak ada niat buat nembak gue kan Bar?"
"Nembak lo jadi pacar gue?... Nggak" Bara terkekeh pelan, namun terdengar sangat jelas bagi Tiara. Bahkan kekehan itu seperti suara terompet pencabut nyawa baginya.
"Ma..maafin gue"
"Terlambat.." Bara menurunkan pistolnya sekarang terarah tepat pada wajah Tiara yang ketakutan.
"Ada salam perpisahan gak Ra?" Bara berjalan mendekat dengan pistol yang tetap pada posisinya.
Tiara menggeleng beberapa kali, lalu dengan perlahan dia berjalan mundur hingga akhirnya menabrak dinding dibelakang tubuhnya.
Melihat ada sepotong kayu yang berukuran lebih besar didekatnya, Tiara langsung mengambil potongan kayu itu dan mengarahkannya pada Bara.
"Bercanda lo gak lucu Ra.." Iqbaal tetap berjalan mendekati Tiara yang sudah siap melayangkan pukulannya pada wajah Bara.
"Stop, atau lo yang bakal mati Bar?"
"Ah, gue mulai takut sama lo Ra.." Bara menyeringai, lalu dengan cepat dia menembakan pistol itu kearah kaca disamping Tiara, melempar pistol itu kedekat Tiara, mengambil pecahan kaca dan terakhir merobek lengannya sendiri.
"Apa yang lo lakuin?" Tiara mengambil pistol tersebut, bermaksud ingin mengembalikannya pada Bara.
"Playing a games?" Bara merebahkan tubuhnya dibawah kaki Tiara lalu menutup kedua matanya, hal itu bertepatan dengan terdengarnya suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka berdua.
"Gak lucu Bar!" Tiara berusaha berlari menjauh, namun terlambat. Seseorang telah menembak kaki kirinya dari kejauhan.
"Tiara Aglaia! Berhenti ditempat!" Suara lantang itu berhasil membuat Tiara terjatuh lemas, seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali..
"Bukan saya yang lakuin pak, sumpah!"
Bara yang mendengarnya tersenyum miring, rencana nya berhasil lagi kali ini. Kini Bara hanya harus menunggu dia dibawa kerumah sakit untuk membersihkan luka yang Bara buat sendiri.
Sidik jari Bara pada pistol bahkan sudah hilang, tergantikan dengan sidik jari Tiara.
oOoOoOo
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't!!!
Mystery / ThrillerPembunuhan? Sudah biasa, jika hal itu terjadi didepan mataku sendiri. Bahkan jika aku yang melakukannya orang-orangpun tak akan ada yang mengetahui hal itu. Lagipula, untuk apa orang-orang itu memperdulikan pembunuhan disekitarnya? Yang mereka pedul...