-Anonymous-
"Maaf..." Aku menatap Ascella, yang sedang menunduk.
"Buat?"
"Yang tadi, gue tau gue salah"
"Gue gak marah, jadi lupain aja udah.." Ascella mendongakan wajahnya, dan balas menatapku. Aku tahu Ascella tidak bisa marah terlalu lama padaku.
***
-Bara POV-
Aku melangkah memasuki rumah dihadapanku, sudah berapa lama aku meninggalkan rumah ini. Dan hal itu membuatku merindukan rumah ini.
Aku menuju ruang tengah, ada Ibuku disana, sedang tertidur dengan bantal sofa dipelukannya. Aku mengangkat bantal itu, dan melihat belakang bantal itu.
Ah, jorok sekali ibuku. Belakang bantal ini berwarna merah yang terlihat seperti selai strawberry, padahal didepannya berwarna putih bersih.
"Jorok banget sih Bun! Bara pulang, bukannya disambut malah tidur. Pake bantal kotor lagi tidurnya"
Aku beranjak menaiki anak tangga, mencari keberadaan keluarga-ku yang lain dan meninggalkan ibu-ku yang tertidur kaku disofa.
Saat melewati kamar kakak-ku aku berhenti.
Sepertinya kakak-ku itu sedang mendengarkan radio. Terdengar jelas suara pembawa acara yang menyebutkan request dari para pendengarnya.
"Kak?" Aku mengetuk pintu beberapa kali, sampai terdengar suara yang menyuruhku untuk masuk kedalam.
"Bar? Baru pulang?" Lio -Kakakku- menoleh kearahku, yang baru saja masuk kedalam kamarnya.
"Yoii, bokap mana?" Tanya-ku, sambil berjalan kearahnya.
"Dikamarnya.."
Aku mengangguk beberapa kali, Lalu duduk diatas tempat tidur tepat berada dihadapan tempat Lio duduk.
"Lo tau? Selama lo pergi gue capek ngurusin rumah ini.." Lio beranjak menuju tempat tidur yang aku duduki, lalu merebahkan dirinya disampingku.
Hanya Lio yang mengerti keadaanku, hanya Lio yang menganggapku ada, hanya Lio yang tau apa yang aku butuhkan. Tak ada lagi selain dirinya. Karena hanya Lio anggota keluarga-ku.
"Gue udah bilang, mendingan lo ikut gue pindah. Tinggalin aja nyokap bokap, kunci rumah ini. Simple"
Dia menoleh kearahku, dengan senyum miring diwajahnya.
"Menurut gue, lebih baik kita kubur aja mereka semua. Capek gue kalo harus mindahin mereka terus tiap hari."
"Jangan! Ntar kalo gue kangen mereka gimana?" Tawa Lio pecah, saat mendengar jawabanku. Yang membuatku secara refleks ikut tertawa bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't!!!
Mystery / ThrillerPembunuhan? Sudah biasa, jika hal itu terjadi didepan mataku sendiri. Bahkan jika aku yang melakukannya orang-orangpun tak akan ada yang mengetahui hal itu. Lagipula, untuk apa orang-orang itu memperdulikan pembunuhan disekitarnya? Yang mereka pedul...