"Seberapa jauh pun aku menghindar tetap perasaan ini tidak bisa untuk Menjauh"~Raka Arka Wijaya.
_______________
...Happy Reading♡...
Nadira masih mematung di taman dekat sekolah sejak kepergian Arsaka tadi, gadis itu merasakan hawa angin yang menghembus begitu saja.
Namun tiba tiba gadis itu memegang kepalanya, Nadira masih merasakan pusing akibat lemparan bola basket yang disengaja tadi.
"Pusing banget" Gumam gadis itu sekali lagi dengan ucapan bergetar.
Raka yang sejak tadi menyaksikan interaksi Nadira dan Arsaka hanya terdiam, pria berambut kecoklatan itu melihat Nadira dari kejauhan, Raka berniat menghampiri gadis itu tapi Raka terlalu takut, Raka takut Nadira semakin benci terhadap dirinya.
"Nadira" teriak Raka saat melihat gadis itu hampir ambruk dari posisi berdiri nya.
Raka berlari sekencang mungkin, ia tak mempedulikan kondisi nya, pria itu hanya mempedulikan Nadira, gadis yang selalu membuat nya dipatahkan berjuta juta kali.
"Nadira kamu gak papa kan" Tanya Raka khawatir dengan nada bicara lembutnya, Kini Nadira wajahnya pucat disusul dengan keringat dingin yang keluar dari tubuhnya.
Nadira yang melihat keberadaan Raka langsung berdiri lalu gadis itu menggeleng dan menarik napas panjang.
"Gu-e gak pa-ppa" ucap nya seolah gadis itu baik baik saja, padahal gadis itu jauh dari kata baik baik saja.
Raka spontan-- pria yang masih menggunakan seragam dibaluti jaket itu memapah Nadira, gadis yang hampir pingsan itu merangkul pundak Raka dengan posisi lemahnya.
Raka membuka jaket miliknya, kemudian memasangkan nya di pundak Nadira.
"Aku anterin kamu pulang ya nad"
"Tapi aku cuma mampu bayar angkot gak papa kan?"
Sedikit sisa uang yang Raka miliki saat ini -- hanya cukup membayar angkot karena Rudi tidak pernah memberinya uang, Raka harus bekerja untuk membeli semua kebutuhannya.
Nadira mengangguk lemah di pangkuan Raka, kemudian pria itu membawa Nadira menuju angkot yang sebentar lagi akan lewat.
Sedikit tak tega melihat Kondisi Nadira saat ini, walaupun Raka tahu Nadira sudah milik adiknya, tapi rasa yang ia miliki pada Nadira tak akan hilang begitu saja.
Tak ada tanda tanda yang menunjukan hujan akan turun-- hanya ada matahari terik yang menyinari kota Bogor "Kamu bertahan ya" Nadira diam diam memandang Wajah Raka dari dekat, tanpa sadar banyak luka yang ia berikan untuk Raka.
Meskipun pada akhirnya semesta tak mengijinkan Raka untuk menjaga Nadira sepenuhnya, sepersekian detik rasa sesak hadir dihati Raka, mencintai seseorang yang tak pernah mencintai dia sedikitpun.
'Perihal mencintaimu hanya sebuah luka' Ucap nya pelan sekali.
Lima menit berlalu akhirnya Nadira dan Raka menaiki angkot, didalam angkot terasa hawa yang sangat panas tanpa adanya AC.
Nadira terbaring lemah di pundak Raka, bersamaan dengan air mata yang keluar dari sudut mata laki laki itu, Raka pernah meminta agar semesta mempersatukan nya dengan Nadira, namun itu hanya sebuah angan angan kosong, penuh goresan luka.
Pada akhirnya Raka sadar bahwa dirinya tidak seperti Arsaka yang hampir memiliki semuanya.
Raka mengelap keringat Nadira dengan sapu tangannya "Kamu kuat ya benar lagi kita sampe ke Rumah kamu"
••••
Arsaka sedang berada disebuah restoran, pria yang menggunakan hodie berwarna hitam itu terlihat tampan ditambah dengan gaya rambut yang kekinian.
Arsaka berbohong kepada Nadira, pada kenyataannya dirinya tidak mengantar Mama nya ke Rumah sakit Melainkan pergi makan siang dengan seseorang.
Mama Arsaka tidak sakit, tapi pria itu menjadikan mamanya alasan agak dirinya bisa jalan bersama Agni.
"Sayang enak gak makanannya?" Tanya Arsaka saat melihat perubahan wajah Agni.
"Enak kok" balas Agni dengan dinginnya.
Arsaka tersenyum kemudian memegang kedua tangan Agni romantis.
"Kok cemberut, kenapa sih" Tanya Arsaka heran.
Agni yang berstatus pacar kedua Arsaka itu menghela napas berat, kemudian menunjukan handphone nya kepada Arsaka.
"Aku tuh mau tas ini, bagus banget" rengek Agni dengan manjanya.
Arsaka tersenyum kemudian melihat gambar tas berwarna coklat tua yang ditunjukan oleh agni.
"Oh yang itu, yaudah beli aja" Tutur Arsaka mengusap lembut rambut Agni.
"Beneran" tanya Agni meyakinkan.
Arsaka mengangguk setuju kemudian meronggoh saku celana hitam miliknya mengambil handphonenya.
"Beli aja, aku udah transfer tuh" ucap Arsaka menunjukan bukti transfer nya.
Agni tersenyum bahagia kemudian gadis dengan baju kurang bahan itu beranjak dari kursi restoran dan memeluk Arsaka.
"Makasih sayang kamu baik banget deh" Ucap Agni kemudian tersenyum licik.
Mereka-- Agni dan Arsaka melanjutkan makan siangnya di sebuah cafe bernuansa serba mewah itu.
mereka terbilang sangat romantis, Arsaka lebih memilih jalan bersama Agni dibanding mengantar pulang Nadira yang sedang sakit dengan alasan penuh kebohongan--
"Itu kan Arsaka" Batin Reva saat melihat keberadaan Arsaka dicafe tersebut.
Kebetulan Reva-- salah satu teman sekelas Raka mengenal betul siapa Arsaka, Reva yang juga sedang makan siang memperhatikan keromantisan antara agni dan Arsaka.
"Cewe itu siapa ya" tanya Reva dalam hatinya.
"Apa pacarnya ya, eh Bentar tapi kan pacar si Arsaka tuh si Nadira"
Reva terus bertanya tanya dalam hatinya, gadis itu ingin sekali menghampiri Arsaka disana dan menanyakannya langsung.
Tapi apa urusannya dengan dia?
Reva yang melihat kejadian itu memilih untuk mengabaikan Arsaka dan kemudian gadis itu melanjutkan makan siangnya.
.......
Makasih udah baca
Jangan lupa vote & komen!
☀✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Raka [Selesai]
Teen FictionTak ada yang lebih penting bagi Raka selain seorang gadis bernama Nadira, Raka bahkan sudah lelah mengejar cinta Nadira yang tak kunjung dibalasan, Nadira malah lebih memilih adik Raka sendiri, hal yang membuat luka baru yang tak kunjung usai. Raka...