"KAK UDAH JANGAN BIKIN RIBUT" ucap senja kepada Riza.
"Kalian-" ucap Sindi dan Roki bersamaan.
"Saudaraan?"
Senja terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya gadis dengan perawakan cantik itu menganggukan kepala.
"Iya, Riza kakak aku" balas nya.
Senja menghela napas panjang memandang area kantin yang tiba tiba ramai karena pertengkaran kecil ini.
"Nadira aku butuh bicara sama kamu, ada alasan kenapa aku pindah ke sekolah ini" Jelas Senja menatap lekat ke arah Nadira.
Nadira tidak mengerti dengan ucapan senja maupun Riza, dan apa maksud dibalik ini.
"Apa maksud nya gue gak ngerti?"
"Pelan pelan kamu akan ngerti, siapa Sebenarnya kamu" balas senja.
Disisi lain Raka yang melihat kejadian ini, ingin menghampiri namun dengan cepat Nando menahannya.
"Udah Stop biarin, bukan nya Lu mau jauhin dia"
"Tapi gue gak mungkin biarin Nadira kesakitan kaya gitu do" balas Raka.
--
Nadira pulang sekolah dengan berjalan kaki di kota Bogor, melewati taman dan jalanan yang ramai, kini dirinya mulai memikirkan ucapan Senja tadi.
"Aku kamu dan Riza itu saudara"
"Tapi ibu bilang ayah mengambil kamu waktu bayi dan ayah menikah lagi dengan perempuan lain"
"Dan Riza sangat membenci kamu nad, dia berpikir bahwa ini semua salah kamu terlalu egois"
"Jadi wanita yang sekarang bersama kamu itu bukan ibu kandung kamu"
"Aku pindah ke sekolah ini setelah tahu dari kak Riza bahwa kamu sekolah disini"
"Aku cuma mau mengungkap kenyataan sebelum ibu akhirnya beberapa Minggu lalu pergi"
senja mulai menjelaskan semuanya sambil terisak.
Tidak masuk akal tapi itu kenyataan nya, pantas aja Nadira selalu berpikir kenapa ibu nya selalu tidak memberikan perhatian ternyata hanya sebatas ibu tiri.
Ingin menangis ketika mengetahui semua kenyataan nya, dan kenapa Riza begitu membencinya?
Bahkan tonjokan yang Riza berikan masih membekas jelas di pipi kanan miliknya, begitu sakit.
Riza menghina bahkan mengatakan bahwa Nadira adalah anak koruptor bukankah sekarang Riza juga anak koruptor?
Tak ingin terus berteori, Nadira lebih memilih untuk tidak memikirkan semuanya, kadang semesta terlalu tidak adil.
Hujan perlahan turun melanda kota Bogor tapi Nadira tak peduli kini pikirannya berkelana ke sana kemari.
Gadis itu tak peduli jika hujan harus membuat dirinya basah, toh ibunya tak akan peduli sedikit pun.
Nadira tak merasakan ada air hujan yang turun, gadis itu mendongakan kepalanya ke atas melihat Raka sedang melindungi dirinya dibalik payung.
"Maafin aku nad, aku gak bisa terus terusan hindarin kamu" ucap Raka diiringi suara hujan.
Nadira memandang lekat kearah Raka sepasang netra kecoklatan yang indah bila di pandangnya.
"Aku cinta sama kamu dan aku ingin terus melindungi kamu" Raka tersenyum memandang Nadira kemudian menggenggam tangannya.
Nadira memeluk erat Raka di bawah hujan yang melanda kota Bogor, hari ini ia sadar bahwa dia mencintai seorang Raka Arka Wijaya.
Raka Arka Wijaya laki laki yang dulu begitu ia benci.
Saking erat nya pelukan itu Raka membalas pelukan itu hingga payung yang ada di genggaman tangan nya terjatuh ke tanah.
Kini air hujan mulai menembus tubuh keduanya, dibawah iringan hujan dan air mata yang seolah ikut berjatuhan.
"Maafin gue Rak, selama gue ini udah buat lu kecewa" Nadira terisak Raka mengelus rambut Nadira.
"Tanpa sadar lu adalah orang yang selalu ada disaat gue terpuruk"
Raka hanya diam memandang gadis yang kini wajah nya sudah basah karena hujan.
"Aku akan selalu jagain kamu entah dari siapapun itu, aku ingin menghindar tapi aku gagal"
"Gue sayang sama lu Rak" ucap Nadira sedikit tersamarkan oleh suara hujan sore ini, bukan cuma hujan tapi suara angin yang bersemilir ikut menjadi saksi.
Raka hanya diam apa dia tak salah mendengar ucapan Nadira?
Setelah sepersekian detik berpelukan, Raka melepas pelukan itu, tangisan Nadira terdengar begitu nyata.
Untuk pertama kalinya Raka melihat wanita yang ia cintai menangis, menangis dalam pelukannya dibawah hujan.
"Aku lebih dari itu, aku akan jagain kamu dari Riza atau dari Arsaka sekalipun" Balas Raka mengelus kening Nadira.
"Mulai sekarang aku yang akan selalu ada di sisi kamu nad" Ucapan Raka membuat tangisan Nadira berangsur mereda.
--
Bingung mau nulis apa
Pict Nadira dan Arsaka
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Raka [Selesai]
Teen FictionTak ada yang lebih penting bagi Raka selain seorang gadis bernama Nadira, Raka bahkan sudah lelah mengejar cinta Nadira yang tak kunjung dibalasan, Nadira malah lebih memilih adik Raka sendiri, hal yang membuat luka baru yang tak kunjung usai. Raka...