Happy Reading"Udah sore, hujan belum berhenti juga" ucap Raka dengan tatapan kosong pada rintik yang tak kunjung reda.
"Gue masih nunggu Arsaka, kok belum jemput juga ya" tanyanya dengan ekspresi kecewa.
Raka memandang kedua netra Nadira dengan lekat.
"Kita pulang aja yu, kalau kemaleman gimana?" Ajak nya ketika hujan mulai mereda menyisakan rintik rintik gerimis.
Nadira menghela napas berat, kemudian memejamkan matanya.
"Lu duluan aja gue masih nunggu Arsaka" balas nya keras kepala.
"Aku gak mungkin biarin kamu sendirian disini, apalagi ini udah mau malem" Tutur Raka dengan khawatir nya.
Nadira masih dibuat bungkam seribu Bahasa.
"Ayo" desak Raka dengan paksaan.
Kemudian Nadira menghela napas pasrah, dan menganggukan kepala.
Kini Raka dan Nadira berjalan dibawah guyuran gerimis, sesekali Nadira dibuat tertawa dengan perlakuan kecil Raka di tengah hujan, ternyata Raka tak se garing yang Nadira pikir, Raka dapat menghidupkan suasana yang tadinya mencengkam dan dingin menjadi asik dan menyenangkan.
"Kamu cinta banget ya sama arsaka" tanya Raka tersenyum pedih ke arah netra Nadira.
"Iya gue cinta banget sama arsaka" balas nya dengan antusias.
Satu hal yang tak pernah akan terjadi, tapi ini kenyataan- Nadira menggenggam tangan Raka.
Kini kedua orang itu berlarian di tengah gerimis, awan hitam, air hujan, dan keheningan seolah menjadi saksi bisu.
Seolah menciptakan kisah syahdu milik berdua, tak ada lagi keheningan, hanya ada suara gerimis dan suara tawa keduanya.
"Sana masuk" perintah Arsaka ketika sampai ke Rumah Nadira.
"Yaudah gue masuk ya" balas Nadira disertai langkahan kaki.
Raka hanya terdiam setelah memandangi punggung Nadira yang menghilang ditelan jarak.
"Aku bener bener cinta kamu kamu nad" batin nya tersenyum sedih.
Kemudian Raka melangkahkan kaki dari halaman Rumah Nadira dan berjalan di hiruk-pikuk jalanan kota Bogor.
•••••
"Sayang diminum teh nya" tawar Agni tersenyum antusias ke arah Arsaka.
Kini Arsaka sedang berada di Rumah Agni, sedekar ngobrol dan pacaran sehingga lupa akan janjinya dengan Nadira.
"Iya makasih ya" balas Arsaka meminum teh panas yang di buatkan Agni.
"Kamu gimana sama Nadira" tanya nya membuat Arsaka sedikit tersentak.
"Maksud nya?"
"Kapan kamu putusin dia saka?" Tanya Agni dengan nada penuh harap.
Arsaka dibuat terdiam oleh pertanyaan Agni, bagaimana bisa melepaskan Nadira, ia sangat mencintai Nadira, tapi dia juga sangat mencintai agni.
"Aku gak tahu" balas nya dengan tatapan tanpa arti.
"Aku gak mau gini terus sak" Agni memandang wajah Arsaka dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan, meminta, berharap agar Arsaka cepat cepat memutuskan Nadira.
"Aku gak bisa mutusin Nadira, aku cintai sama dia, tapi aku juga cinta sama kamu" balas nya dengan nada memelan di akhir kalimatnya.
"Kamu harus pilih satu, aku atau Nadira" Tanyanya di sertai isakan yang semakin menjadi.
Arsaka masih diam- menelan ludah nya dan dibuat bungkam dengan pertanyaan Agni, mencintai kedua orang dan harus memilih salah satu, bukan kah itu hal yang sulit?
"Aku janji aku akan putusin dia demi kamu" balas nya dengan suara berat.
Arsaka menatap wajah Agni dengan tatapan yang tak dapat di tangkap dengan baik.
Sejurus tadi itu Agni tersenyum kemudian memeluk erat tubuh Agni ditengah suara hujan yang kini melanda Bogor.
"Aku gak mau gini sak" tuturnya.
"Kamu janji ya harus putusin dia"
"Iya aku janji Agni"
"Aku pegang kata kata kamu saka"
Arsaka masih terdiam memejamkan mata sejenak kemudian menghapus jejak air mata milik Agni.
"Aku udah sayang banget saya kamu Agni" ucap nya membuat tangisan Agni berangsung mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Raka [Selesai]
Teen FictionTak ada yang lebih penting bagi Raka selain seorang gadis bernama Nadira, Raka bahkan sudah lelah mengejar cinta Nadira yang tak kunjung dibalasan, Nadira malah lebih memilih adik Raka sendiri, hal yang membuat luka baru yang tak kunjung usai. Raka...