Chapter 23 | Hadiah untuk Agni

112 18 0
                                    


..Happy Reading

_Diary Raka_

Arsaka masih memeluk Agni dengan erat nya, membuat tangisan Agni berangsur angsur mereda, sesekali pria itu mengusap jejak air mata Agni.

"Aku punya sesuatu buat kamu" seru Arsaka dengan suara lembut nan berat itu, melepaskan pelukannya sesaat.

Agni membulatkan matanya- tersenyum antusias.

"Serius, apaan tuh" tanya nya penasaran.

"Tutup dulu matanya" perintahnya.

Agni mengulum bibir, lalu memejamkan matanya atas perintah dari Arsaka, kini Arsaka mulai mengeluarkan sesuatu dari hodie nya.

Arsaka mengeluarkan sesuatu yang di bungkus rapi dengan wadah nya yang begitu cantik, seperti sangat mahal.

"Buka matanya" titahnya dengan senyuman.

Agni membuka matanya lebar, kemudian memandang lekat ke arah kalung berlian yang Arsaka berikan.

"Wah kalung nya bagus banget, ini kalung yang aku pengen" seru nya sambil memasang ekspresi begitu bahagia.

"Iya ini sekarang udah milik kamu, kamu pake ya" Arsaka memberikan kalung itu kepada Agni dengan antusias.

"Yaudah sini aku pakein" tawar Arsaka kemudian memakaikan sesuatu pemberiannya dileher Agni.

"Makasih ya, ini mahal ya?" Tanya Agni sembari masih memperhatikan kalung yang sekarang ia gunakan.

"Demi kamu, apapun aku lakuin" ucap nya.

"Kamu punya uang dari mana ini kan mahal banget sak" tanya Agni memandang lekat ke arah Arsaka.

"Aku nabung buat beli ini" balas nya berdusta.

21.00

Waktu sudah malam, Arsaka masih berada di Rumah Agni, sekedar menemani nya di keheningan malam ini.

Tak mengingat janji nya dengan Nadira dan malam memilih pergi ke rumah Agni.

"Hujan kaya nya belum juga reda, aku Bentar lagi pulang" ucap nya mengusap lembut rambut hitam milik Agni.

Agni hanya memandang lekat ke arah Arsaka kemudian menepuk pelan pundaknya.

"Makasih ya sak buat hari ini" ucap nya tersenyum.

"Yaudah aku pulang dulu ya, ag" pamit Arsaka kemudian mencium kening Agni.

•••••

Nadira kini sedang berada dikamar nya dengan selimut tebal yang menyelimuti seluruh tubuhnya, sambil menikmati coklat panas yang di buatkan pembantunya.

Namun satu nama yang kini terlintas di otaknya, yang sedari tadi tak lepas dan terus menghantui pikirannya.

Raka.

Nadira menghela napas panjang- kemudian mengingat semua kejahatannya pada Raka yang ia telah lakukan, tapi Raka tak pernah sedikit pun membenci Nadira.

"Raka, maafin gue ya" ucap nya sambil memandang hujan dari jendela dikamarnya.

Nadira tak pernah tahu bagaimana perasaan kini terhadap Raka, Antara rasa bersalah dan benci seolah menjadi satu perpaduan.

Dan Nadira kemudian mengingat- Arsaka yang tidak kunjung menjemputnya tadi, berujung Raka yang mengantar nya pulang dengan hujan yang sedari tadi belum mereda.

"Aku kecewa lagi sama kamu saka" ucap nya dengan tatapan kosong tanpa arti.

Sudah berapa kali Nadira dikecewakan oleh Arsaka? Yang jelas Nadira tak dapat menghitung nya dengan jari saat ini.

Dan berapa kali luka yang diberikan Nadira kepada Raka?

Gadis itu masih memandang hujan dari jendela kamar dengan tatapan kosong nya, lalu meronggoh benda pipih dari saku celana miliknya.

Kemudian membuka aplikasi chat pada ponsel canggihnya.

"Gak ada satu pesan pun masuk dari Arsaka? Sebenarnya kemana kamu?" Tanyanya dengan ekspresi kecewa.

Nadira meletakkan handphonenya diatas nakas kamarnya, dari pada memikirkan sejuta pertanyaan yang bersarang diotaknya tentang Arsaka. lebih baik gadis itu memilih untuk tidur.

Kini yang ada dipikirannya hanya ada arsaka dan Raka- tentang Raka yang kenapa seolah terlalu baik dan Arsaka yang tak kunjung datang saat tadi.

Entah kenapa sangat sulit untuk membenci Raka saat ini?

Namun baru saja memejamkan matanya satu panggilan masuk ke handphonenya nya membuat suara nada dering yang sedikit menggangu.

"Hampir aja tidur, siapa sih yang nelpon" ucap nya menggerutu.

"Halo mah ada apa?"

"Papa kamu nad" balas sang Mama terisak dalam sambungan telepon nya.

"P,papa kenapa mah?" Tanya Nadira sedikit keheranan

"Papa ditangkap polisi gara-gara kasus penggelapan dana" suara sang mama begitu serak disertai tangisan yang pecah dan isakan yang semakin menjadi.

"A,apa?"

"Mama sekarang dalam perjalanan pulang ke Bogor"

"........."

"............"

TBC..

Assalamualaikum guys, Maaf ya kalau cerita nya gak jelas terus pendek pendek, hhe jangan lupa jejak vote ya!

Diary Raka [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang