02.

16 7 5
                                    

Malam harinya Atya menatap datar ponselnya yang menunjukan status WhatsApp milik Dzan yang berisikan potonya dengan Caption 'Ijinkan aku mencintaimu maka akan ku buktikan kesetiaanku' .

"Huff, sakit ya ? " Lirihnya sambil menghela nafas lelah.

"Mengikhlaskan memang menyakitkan tapi merelakan adalah sesuatu yang sulit dilakukan" lanjutnya sambil menatap poto poto tentang dirinya dan Dzan.

Lama memandangi poto poto itu sampai notiv telpon muncul di depannya membuat ia kaget dan hampir membanting ponselnya jika ia tak sigap kembali menangkapnya.

Dikky is calling~.

Itulah yang tertera di layar membuat ia buru buru mengakatnya.

"Hallo dik ? ".

"Ekhemm, Hallo ta".

"Ya ada apa ya ? ".

"Lo ada waktu gak ? ".

"Ada, kenapa ? ".

"Bisa ketemu bentar ? Gue ada di bawah".

" oke, gue kesana".

Tut tut tut.

Setelah ia memutuskan sambungannya ia lantas berlari kebawah meskipun ia terkejut mendengar ia ingin ketemu dan sudah ada dibawah.

Sesampainya dibawah benar saja ia melihat Dikky ada dibawah sana dengan motor disampingnya.

"Tumben, kenapa gak langsung masuk aja ? " tanya Atya sambil berjalan mendekat.

Melihat Atya yang sudah datang sontak Dikky langsung berdiri dan mendekati Atya sambil memperlihatkan gigi rapihnya tak lupa ia juga menggaruk kepalanya canggung.

"Hehe pengen disini aja" balasnya.

"Mau ngomong apa Dik ? " tanya Atya sambil duduk di atas motor Dikky dengan Dikky yang berdiri dihadapannya.

"Lo~" ucapnya terlihat ragu membuat Atya menyengritkan keningnya.

"Gak usah ragu gitulah, santai aja kali kayak sama siapa aja" sahut Atya membuat Dikky terkekeh sambil mengelus rambut Atya yang dicepol asal.

Atya hanya diam sambil menatap Dikky menunggu apa yang ingin ia katakan. "Ta, gue mau jujur sama lo" ujar Dikky sambil menatap mata coklat milik Atya.

"Sebenarnya gue udah suka sama lo dari lama" lanjutnya membuat Atya terkejut namun segera ia menormalkan kembali wajahnya dan tetap menatap Dikky menunggu ucapan selanjutnya darinya.

Dikky menatap wajah Atya yang menatapnya membuat jantungnya berdebar dan dengan tangan dinginnya mengelus pipi berisi Atya lembut. "Hangat" batinnya.

"Mau gak lo jadi pacar gue ? " tanyanya setelah beberapa menit sama sama diam.

Heningg.

Keduanya saling tatap dengan Dikky yang terus mengelus pipinya dan Atya menatap mata penuh kasih milik Dikky padanya, dengan pelan Atya memegang tangan Dikky yang berada di pipinya.

Zona Batas🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang