10.

2 0 0
                                    

Jam pulang sudah berbunyi bersamaan Atya keluar dengan menghentak kan kakinya kesal karna tiba tiba Alda mempunyai urusan dan tak bisa mengantarnya pulang.

"Kenapa ?"bisik seseorang dibelakangnya membuat Atya sontak segera menjauh dan saat tau siapa yang melakukannya ia menghela nafas.

"Lo ngagetin gue Van"Ucap Atya membuat si empu tersenyum tipis.

"Kenapa ?"tanyanya lagi membuat Atya menatapnya.

"Alda gak bisa nganter gue pulang, dia ada urusan"balasnya membuat Revan mengangguk.

"Mau bareng ?"tanyanya membuat Atya bingung sendiri.

"Gak usah deh Van gue mau pesen gojek aja"Tolak halus Atya membuat Revan terdiam.

"Gak papa, sama gue gratis"Bujuknya membuat Atya menunduk menatap ponselnya lalu mendongak menatap Revan, sebelum ia berucap seseorang mengagetkan keduanya.

"Ayo pulang"Ucap Rifki yang tiba tiba datang.

"Kenapa ?"tanyanya saat keduanya menatap dirinya.

"Ayo pulang bareng kita ta"Bujuk Rifku membuat Atya mengangguk, "Setidaknya nggak berduaan sama Revan"batinnya.

"Oke ayo"balasnya lalu pergi mendahului keduanya yang kini sedang saling pandang.

"Thanks bro"Ucap Revan membuat Rifki terkekeh.

"Pepet teros"Balasnya membuat keduanya terkekeh sambil mengikuti Atya keparkiran.

Sesampainya di parkiran ia malah bingung sendiri harus bagaimana, "Ayo naik"ajak Revan membuat Atya mau tak mau naik berboncengan dengannya.

Mereka akhirnya meninggalkan sekolah bersamaan datangnya seseorang yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya. "Gue kira cuma gue sama Dikky ternyata diam diam lo juga ya Van"Ucapnya sambil mengepalkan tanyannya.

Diperjalanan keduanya sama sama diam sampai, "Lo ada masalah sama gue ta ?"tanya Revan membuat Atya melirik Revan.

"Lo bilang sesuatu Van ?"tanya Atya sedikit memajukan kepalanya.

"Lo ada masalah sama gue ?"tanyanya lagi.

"Nggak, kenapa emang ?"Balas balik bertanya.

"Lo keliatan senggan sama gue"balas Revan membuat Atya terdiam.

Jujur dia merasa senggan karna Revan sosok pendiam diantara teman temannya yang sering kali menjailinya, juga dia merasa kalo diatuh insecure kalo deket deket dengan Revan yang menurutnya tuh sempurna, disisi lain ia juga merasa tak enak pada Dikky meskipun ia jauh darinya tapi tak menjamin ia tak tau dirinya sedang sama siapa terlebih banyak nya teman yang ia punya selain Dzan dkk.

"enggak kok, gue cuma ngerasa gak pantes aja"balas Atya membuat Revan meliriknya di spion.

"Kata siapa lo gak pantes buat gue ?"Pertanyaan penuh tekanan itu entah kenapa membuat Atya bingung.

"Kata gue"balas Atya membuat Revan terdiam.

Tak lama mereka sampai di rumah Atya membuat si empu langsung turun. "Makasih ya Van, Rif"Ucap Atya sambil tersenyum ke keduanya.

"Sama sama ta"Balas keduanya.

"Gue duluan"Pamitnya lalu pergi namun Revan lebih dulu memanggilnya membuat ia berbalik menatapnya bingung.

"Lo lebih dari segala yang kamu perkirakan tentang dirimu dan sangat sangat pantas bersanding denganku, jangan insecure Ta gue suka lo apa adanya"Ucap Revan membuat Atya tertegun dan Rifki yang terkejut namun kembali menormalkan ekspresinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zona Batas🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang