[2] Cemburu

29 11 20
                                    

~H a p p y R e a d i n g~

Di dalam mobil, Aya yang sedari tadi cemberut melihat kedua insan tersebut bercanda ria. Sekarang Aya sibuk melihat ke arah jendela, ia kesal dengan Ayub yang tidak menuruti permintaanya termasuk dengan Tina yang tidak mau mengalah untuk duduk dibelakang. Alhasil Aya terpaksa duduk disana dengan hati yang dongkol.

“Kalau boleh tau Mas Ayub ngajar mata pelajaran apa di SMA?”

Mas? Aya gak salah dengar Tina memanggil Ayub dengan sebutan mas? Astaghfirullah rasanya Aya mual mendengarnya.

“Pendidikan agama islam,”

“Mas Ayub,”

Ayub pun melihat Aya dari cermin dimobil, “Kenapa mas Ayub? Aya gak boleh panggil pake Mas hemm?”

“Bukannya gak boleh, tapi asing aja Aya,”

“Kalau kak Tina gak terasa asing ya,” Aya menatap sebal ke arah Ayub.

“Tapi kan mas Ayub harus terbiasa kalau Aya panggil gitu, yahh belajar sebelum menjadi suami istri,” ujar Aya dengan senyum terukir diwajahnya saat Tina melihat ke arahnya.

Suasana semakin canggung namun tak lama Ayub pun mengalihkan pembicaraan, Aya pun membuka ponsel dan chat abangnya.

Abangku

Abang dimana?

Nongkrong dek, why?

Nanti jemput adek
ditempat bang Ayub

Hah?

Pokoknya jemput!

Minta antar ama dia

Gak mau, lagi ngambek.
Pokoknya jemput, kalo gak
adek ngambek dg Abang!


Aya pun melemparkan ponselnya dengan sembarang arah, hatinya teriris-iris melihat mereka berdua. Akhirnya mereka sampai di depan rumah Ayub, Tina pun duluan keluar lalu disusul Ayub. Sedangkan Aya malas-malasan turun.

Saat Aya turun ia melihat adegan yang membuat hatinya tambah panas. Disana Umi Ayub sedang berpelukan dengan Tina dengan begitu suka cita, siapa sih itu cewek pikirnya.

Biasanya Aya yang berada diposisi itu, tapi sekarang ia tergantikan. Tak lama Aya mendengar suara deru motor, itu pasti abangnya. Ia pun mendekat ke arah mereka, “Assalamu'alaikum, Umi!”

“Wa'alaikumsalam, eh ada nak Aya disini,”

Aya mencoba tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dan mencium punggung tangan umi Raya, “iya umi,"

“Aya kenapa kok gak semangat seperti biasa?”

“Biasa lagi capek, Umi," balasnya seadanya.

“Kalau gitu Aya pamit umi, Abang, kak Tina,” ujarnya saat melihat Ando, ia melambaikan tangan saat sudah berada diatas motor.

Umi Raya pun heran melihat Aya tidak seperti biasanya, “Aya kenapa nak?” tanyanya kepada anak sulungnya.

“Ayub gak tau, Mi,”

“Umi gak peka ya, itu calon mantu cemburu kalo umi gak peluk Aya,” celetuk Abinya Ayub, Yanto yang berdiri di depan pintu rumah.

“Maaf,” ujar Tina merasa bersalah.

“Aduh sayang gapapa,” tenang Raya kepada Tina. Lalu menatap sang suami dengan kesal, “Abi itu jangan ngada-ngada deh!”

“Ayub tolong antar Tina pulang ke rumahnya,” suruh Yanto.

Reinata Ayana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang