[14] Makan Bareng

19 3 0
                                    

~H a p p y R e a d i n g~

"Le aku kok malu ya!!"

Lea menyipitkan matanya,"Wah ternyata anda masih ada ya urat malunya," kekeh Lea.

Raut muka Aya langsung masam lalu meninggalkan perempuan tersebut. Sedangkan Lea cengengesan tidak bersalah.

Aya tersenyum riang melangkahkan kakinya menuju rumah minimalis yang berada dihadapannya. Ia memegang erat sebuah bingkisan yang sudah ia siapkan untuk seseorang yang berarti bagi dirinya.

Saat sudah berada didepan rumah, Aya mengetuk pintu yang sudah terbuka lebar dan tak lupa memberi salam kepada pemilik rumah. Ya sekarang ia berada di kediaman Ayub.

"Assalamu'alaikum!" salamnya.

"Wa'alaikumsalam!" balas seseorang dari dalam rumah.

Raya, ibunda Ayub tersenyum manis menyambut kedatangan Aya. "Eh ada nak Aya,"

Aya menyambut uluran tangan untuk menyalami umi Raya.

"Ayo silahkan masuk," ajak umi Raya.

Aya mengangguk tetapi ia belum beranjak dari depan rumah, ia menoleh kebelakang mencari keberadaan temannya.

"Kenapa Aya?" tanya umi heran.

"Aya nunggu teman Aya, Umi. Tadi dia nemenin Aya,"

Tak lama kemudian orang yang mereka tunggu akhirnya datang.

"Assalamu'alaikum, Umi,"

"Wa'alaikumsalam, oh ternyata nak Lea." ujar umi Raya melihat Lea.

Lea tersenyum kikuk mendengar penuturan orang yang berada dihadapannya, "Hehe iya umi, emangnya siapa lagi yang mau nemenin dia." ujarnya sembari melirik kearah sahabatnya.

Aya memutar bola mata malasnya mendengar ucapan sahabatnya tersebut.

Umi Raya pun mempersilahkan kedua gadis tersebut masuk ke dalam rumahnya.

"Bang Ayub kemana Umi?" tanya mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

Umi menoleh sebentar, "Lagi di masjid, sholat ashar."

Aya melirik jam tangannya, menunjukan pukul jam setengah empat. Mungkin sebentar lagi Ayub akan pulang. Saat Aya dan Lea sudah duduk di sofa ruang tamu, umi Raya izin untuk ke dapur sebentar.

Aya menepuk pelan lengan sahabatnya, "Le makanannya ini gimana? Langsung kasih ke bang Ayub atau ke umi?" tanyanya bingung memandang bingkisan yang ia bawa dari rumah.

"Ya mana aku tau, terserah kamu,"

Aya menghela napas kasar mendengar jawaban dari Lea yang tidak memuaskan. Ia tadi meminta pendapat tapi kenapa jawabannya terserah, ini membuatnya lebih bingung.

***

Tak lama kemudian orang yang Aya nantikan pulang, ia di sana Ayub baru saja sampai dan pulang, tak lupa lelaki tersebut mengucapkan salam. Aya dan Lea pun membalas salamnya.

"Ada apa ini?" tanya Ayub bingung.

Lea dan Aya saling memandang, "gak ada apa-apa bang, cuma mau bertamu saja." jawab Aya.

"Kenapa? Gak boleh ya?" tanya Aya memandang Ayub lekat.

"Bukannya tidak boleh, saya cuma heran."

"Heran kenapa pak?" celetuk Lea yang sedari memantau mereka.

Ayub tersenyum sopan, lalu pamit untuk pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.

Lea mem-berengut tidak suka, pertanyaannya tadi belum dijawab oleh sang guru. Membuatnya kesal, dan sekarang dia tampah kesal melihat perempuan yang berstatus sahabatnya yang duduk disampingnya tersenyum bagaikan orang gila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reinata Ayana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang