❝In order to succeed, we must first believe that we can.❞
(( Erchen A. Waterhouse ))
Dari Zurich menuju Bern, situasi diluar kendali."Nggak ada kata ampun buat para pengkhianat," Dengan nafas menderu Erchen menggeram.
Brak.
Tanpa consent pintu dibuka secara paksa, alhasil semua orang yang berada di dalamnya refleks membentuk celah kecil pada ranum masing-masing. Erchen masih diselubungi emosi, jika pelaku pendobrakan tidak langsung mengatakan tujuan yang tertera, mereka akan menjadi samsak lezat bagi Erchen malam ini.
Bara bersimpuh pada lantai, ia menopang tangan menggunakan letut yang ditekuk. "Maafkan kelancanganku Yang Mulia, namun kami harus segera melaporkan situasi genting yang terjadi."
Sementara Bara menetralkan nafasnya, Jihan mengambil alih pembicaraan. "Dari Zurich kami segera berteleportasi menuju Herold, informasi terkini yang didapat ialah mereka sedang menuju Bern untuk melakukan penyerangan."
"Anjing," umpat Gama.
Bara dan Jihan sadar ini bukan ranah mereka lagi, setelah memberi hormat mereka keluar dari ruangan dengan hawa mencekam itu.
Dalam formasi duduk lingkaran 3/4, mereka menetralkan nafas yang menderu. Dengan Erchen sebagai titik tengah, mereka saling melempar pandang menunggu perintah selanjutnya. Erchen memantapkan atensinya pada Filomela, untung saja otak lemot Mela berfungsi pada saat genting seperti ini, jika tidak hal ini akan tambah menyulut emosi Erchen.
Mela menapaki lantai dengan tertatih, dirinya bahkan belum stabil untuk berjalan, bagaimana ingin berperang? kekalahan jelas di depan mata. Ia menjentikkan jari, mengumpulkan setiap sudut cairan pada ruangan agar membentuk sebuah visualisasi topografi prefektur Bern. "Gelembung pelindung yang aku ciptakan beberapa pekan lalu, masih sanggup untuk menjadi tameng kita saat ini. Kita semua masih cedera, ntah itu serius atau biasa, stamina pun belum stabil. Aku saranin kita nggak usah capek-capek buat ladenin mereka. Di titik ini-" Mela menggantung ucapannya untuk menunjuk beberapa lokasi di dekat perbatasan, "-Waxing Gibbous dan Auriga Bellatrix Guardian sudah aku perintahkan untuk menciptakan lumpur hidup. Jadi walaupun mereka berhasil masuk, bakal percuma juga." Seusai itu ia kembali pada tempatnya.
"Oke gue paham. Gama lo minta Caros sama Natha buat arahin Wanning Cresent Guardian buat," Erchen belum sempat meneruskan ucapannya lebih dulu dipotong oleh sang tuju.
Gamaliell tertawa sarkas. "Gue lagi denger pengecut ngomong, lucunya."
"Nggak gitu bangsat, lo mau bahayain Herold dan portal?" Erchen hampir saja mencengkram kerah Gama jika tidak segera ditahan oleh Gavin, melelahkan sekali.
Semuanya memijat kening, mereka merasa pening. Bahkan disaat genting pun harus ada perdebatan? Tolong mereka harus bersatu agar bisa memenangkan peperangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEROLD : halfy and reincarnation
FantasyDua karakter yang sangat bertolak belakang antara Filomela, gadis ceria yang hampir tidak bisa menjaga setiap tutur katanya. Dengan Erchen, pemimpin bijaksana namun arogan yang juga dikaruniai paras tampan. Mengikuti takdir, mereka kini terikat untu...