1

528 150 39
                                    

"GELOOOO MENI GANTENG PISAN EUY!"

"HAPE MANA HAPE, GUE MAU FOTOIN TU COGAN!"

Suara histeris dari banyaknya mahasiswi di kampus tempat dimana Riri dan Rara kuliah itu nampak ramai menyebut-nyebut kata 'tampan' untuk pria yang sedang berjalan santai di koridor kampus.

Saat beberapa dari mereka mengeluarkan ponselnya untuk memotret, ada saja halangan'nya, entah itu handphone'nya terjatuh sampai tak bisa nyala, baterai'nya tiba-tiba lemah dan hape'pun mati, hingga tidak ada satupun yang bisa memotret pria tersebut secara diam-diam. Meskipun terbilang aneh karena tidak hanya satu dua orang yang tiba-tiba ponselnya bermasalah, tapi pesona dari pria tersebut dapat mengalihkan pikiran-pikiran aneh dari para mahasiswi itu.

"Eh ada apa sih? Kok rame banget, dapet bansos ya?" tanya Riri, menghentikan salah satu mahasiswi yang hendak berlarian ingin melihat si tampan.

"Ituloh katanya ada mahasiswa baru, emang lo gak tau?" Jawab Liza, gadis yang Riri hentikan langkahnya.

"Enggak."

"Ayo liat bareng!"

"Okelah kalau urusan cowok apalagi ganteng, Riri sih yes!" Keduanya segera berlari pelan menuju koridor.

Sepasang mata saling bertemu, dengan jarak yang tidak begitu berjauhan. Kedua orang yang nampaknya pernah saling mengenal kini sedang menerka-nerka, "KAMU? KAMU ARGANTA KAN? KAMU YANG SEMALEM READ CHAT AKU YANG SPAM KAN?" dengan tidak tahu malu'nya Riri mengatakan hal tersebut, hingga membuat sang pria berwajah datar itu semakin datar saja.

Dia beneran cewek yang semalem chat gue? - ucap sang pria dalam hatinya.

"IYA, INI AKU RIRI!" Sepertinya pria tersebut tidak tahu bahwa Riri bisa membaca pikiran orang-orang terdekatnya, meskipun terbaca secara tiba-tiba tanpa di minta.

Menghiraukan Riri yang terus banyak bicara, maka pria tersebut buru-buru pergi melewati Riri begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi, dan tanpa sekali lagi melihat wajah Riri.

....

"Anjir anjir anjir, si Ganta bisa berubah jadi manusia. Gue iri dia bisa jadi GBL!"

"Apa tuch GBL?"

"GANTENG BANGET LOHHHH!"

"Gue bilang juga apa, kemaren pake paku'nya biar bisa jadi manusia juga"

"Gue sih ogah, paku'nya segede pintu, badan gue segede upil."

"Terlalu berlebihan."

Komentar dari para pocong yang sedang nangkring di toilet wanita itu kini membuat para readers mengetahui jawaban sebenarnya tentang siapa Arganta.

Para pocong bernama Agil, Raja, dan Gobang itu memanglah kawan-kawan dari Arganta.

Tidak hanya sebagai kawan, mereka memiliki genk ternama yang sudah bertahun-tahun di buat oleh raja Jin dengan nama SAD GHOST, dan kini ada pada dimensi 7.

Kain kafan yang menutupi tubuh dengan bentuk seperti guling itu juga sudah di desain khusus berlogo sad ghost seven.

"Kalau si Ganta jadi manusia, berarti dia bisa ngudud dong?" Tanya Agil melirik teman-teman lainnya.

"Bisa ngopi juga dong?" Raja ikut-ikutan bertanya.

"Lu berdua nyari jawaban dari gue? Gue aja kaga tau. Kalau beneran bisa, gue juga mau pasang paku payung itu di punggung gue kalau gitu." Kata Gabang.

Tidak ada yang tahu jawaban'nya terkecuali Arganta sendiri yang mengatakannya.

Yaps, betul apa yang di katakan Gabang. Bahwa, Arganta memakai paku payung khusus berjimat mantra yang di pasang di belakang punggung'nya untuk menjadi manusia. Namun ia tidak sembarang memakai hanya untuk keisengan semata, melainkan ada sesuatu yang harus ia tuntaskan di dunia demi kehidupan nyata'nya pada dunia lain menjadi tenang setelah sesuatu tersebut berhasil ia selesai'kan.

"Kita harus bicarakan ini kepada yang bersangkutan!" seru Agil.

"Tar dulu Gil, kemaren kutu lo masih kawinan itu di atas pala lo, belum sempet gue ambil. Sini pala lo," Raja menarik kepala Agil dengan tangannya. Mereka ini pocong gahul, jadi tangan'nya tidak di ikat seperti pocong-pocong lainnya.

"Padahal gue udah beli shampo kuda, tapi kenapa kutu di atas pala gue kaga mau pergi si!" Geram Agil dengan tampang pasrah saat dimana jari jemari hitam milik Raja mulai bekerja di atas kepalanya untuk mencari sang kutu.

"Mungkin lu salah beli Gil, lain kali liat dulu gambar depannya bener gak gambar kuda, kalau gambarnya kudanil berarti salah, soalnya pake NIL. gak khusu."

"Bisa jadi sih, gue gak merhatiin gambarnya, langsung gue gigit tutupnya terus gue pake, abis itu gue buang"

Mendengar obrolan tidak penting dari kedua pocong tersebut, maka Gabang memutuskan pergi saja daripada harus menjadi juri untuk pocong-pocong yang ia sebut bodoh itu.

....

Kembali pada Riri, gadis cantik itu semakin gila saja kelakuan'nya, ia mengejar Arganta sampai pada kelas baru'nya. Entah karna benar-benar suka, atau sekedar penasaran, tapi yang jelas apa yang sekarang Riri rasakan membuat mata batin'nya tidak bisa menemukan kebenaran tentang pria bernama Arganta itu.

"Ngapain?" tanya Arganta kesal sebab sejak tadi gadis itu terus saja mengikutinya bahkan saat ini duduk di sebelahnya tanpa tahu malu.

"Kamu Arganta kan? Yang semalam aku inbox di facebook? Bener kan? Aku yakin banget ini kamu, soalnya aku taro foto kamu di galeri hape'ku, dan ternyata beneran mirip kamu."

"Ya"

"YA? ARTINYA IYA? SERIUSAN? KOK BISA? AAAAAAAA KITA SATU KAMPUS" Arganta menutup telinganya dengan kedua tangan saat dimana mendengar suara cempreng gadis di sebelahnya itu tepat di samping telinga'nya. Bahkan ia bertanya-tanya dalam hati, apakah gadis di sampingnya ini waras?

"Arganta, aku Riri. Kamu jangan dingin dong, kan kaya setan jadinya"

Degh. Entah mengapa kata setan seolah sangat menyinggung pria tersebut? wajar saja begitu, sebab kenyataannya Arganta memang bukan manusia.

Merasa tidak enak melihat wajah pria tersebut yang semakin datar, maka Riri melanjutkan ucapannya kembali dengan nada bercanda. "Aku bercanda kok, maaf ya kalau gak lucu. Aku Riri," dua kali Riri mengulurkan tangannya untuk berkenalan, tapi sama sekali tidak di respon oleh pria tampan itu.

Kasihan sekali Riri ini, seandainya saja author bisa memberitahukan bahwa Arganta adalah pocong dari kaum sad ghost dimensi 7, kemungkinan Riri akan sangat menyesal karna mengemis cinta pada sang pocong di sampingnya itu.

Dosen memasuki kelas, Riri terpaksa keluar dari kelas tersebut.

Namun...

Saat Riri keluar dari kelas, ketika ia membalikan badan kembali untuk melihat Arganta belajar di dalam kelas sana, kelas tersebut malah berubah menjadi Toilet pria.

"Hah? Ini gak mungkin, Riri tadi beneran masuk kelas fakultas teknik kok, ini kenapa jadi toilet cowok? Riri gak lagi halu kan?"

SAD GHOST 7 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang