[AfterYou 0.1]

1.7K 154 6
                                    

"Bunda, Hanan pergi dulu ya." Pemuda Giovanni itu tersenyum menatap ke arah sang Bunda yang sedang sibuk menata bahan makanan di kulkas milik mereka. Bunda berdiri, ia tersenyum lembut juga menatap ke arah putra tunggalnya.

"Iya, hati-hati ya, Nak."

Hanan mengangguk lalu berlalu keluar dari rumah miliknya serta Bunda yang kembali sibuk dengan kegiatannya. Di depan, Hanan melambaikan tangannya sebab Reka sudah melakukan hal itu lebih dulu dari dalam mobil milik Agrena.

"Heran, Hanan makin hari makin cakep, kenapa gue makin hari makin butek ya?" Ujar Agrena sembari matanya mengikuti Hanan yang baru saja masuk ke dalam mobil.

Reka menoleh, lantas terkekeh di buatnya. "Mata lo kali yang butek." Reka menggelengkan kepala setelahnya, sebab siapa sih yang bisa mengatakan kalau Agrena ini miliki paras yang di bawah rata-rata? Yang ada Agrena memiliki paras yang kelewat sempurna.

Ah ngomong-ngomong, mereka akan menuju kedai baru milik Xena yang baru saja akan launching. Mereka tentu saja di undang sebagai teman-temannya. Iya, semenjak saat itu mereka menjadi lebih dekat lagi dan sering kumpul bersama.

X'Caffe namanya.

"Nan, gue mau tanya deh."

Hanan melonggokan kepalanya ke depan. "Apa?" Katanya setelah ia bisa melihat wajah Reka dari arah samping. Reka yang sudah di berikan kesempatan untuk bertanya oleh Hanan pun kini terdiam, pertanyaan yang sudah dia siapkan dengan baik hilang entah kemana. Rasanya hal ini adalah hal sensitif yang tidak seharusnya dia bahas, tapi Reka begitu penasaran di buatnya.

"Hmm gak jadi deh, Nan." Kata Reka kemudian, dia terkekeh setelahnya. Kekehan canggung sebab tidak biasanya Reka tidak jadi dalam mempertanyakan suatu hal.

Agrena yang tahu apa yang akan Reka tanyakan pun rasanya penasaran juga. Karena waktu itu dirinya memang bertemu dengan orang yang mirip dengan mantan kekasih dari sahabat mereka ini. Sedang Hanan hanya mendengus menanggapinya.

"Emang mau nanya apa, Ka? Kok gak jadi deh? Buat orang penasaran itu dosa loh!" Hanan menyipitkan matanya, ia juga jadi penasaran hal apa yang akan di tanyakan oleh sahabatnya ini.

Reka masih diam saja, wajah gusar miliknya terlihat begitu jelas Hanan lihat, Reka menatap ke arah Agrena yang mengangguk saja, lagipula tidak ada salahnya hanya bertanya.

"Nan, ini gue cuman nanya ya."

Hanan mengangguk, memangnya ada apa sih? Sepertinya sahabatnya ini begitu hati-hati dengan pertanyaan yang akan mereka lontarkan.

"Kak.. Kak Marsel punya kembaran, ya?" Akhirnya pertanyaan yang sedari tadi ingin segera ia keluarkan kini berhasil Reka layangkan.

Hanan yang mendengar itu sontak menatap Reka dengan tatapan yang tidak bisa di jabarkan. Reka tidak bisa membaca arti dari tatapan yang Hanan berikan padanya.

"Kembaran? Rasa gue sih engga, soalnya Kak Lio sendiri gak pernah cerita," Hanan kembali melihat ke arah Reka sebelum tadi sempat alihkan pandangannya. "Emangnya kenapa?" Hanan kini balik bertanya.

Reka menggelengkan kepalanya dengan cepat, "gak kok, gapapa. Gue cuman nanya aja." Katanya dengan tawa canggung di akhir kalimatnya.

Hanan mengangguk, lalu memundurkan diri untuk bersandar pada kursi mobil. Membiarkan Reka juga Agrena berpikir kembali siapa yang mereka lihat beberapa hari yang lalu. Tidak mungkin kan arwah Marselio yang menuntut mereka sebab telah melayangkan kata-kata terlalu menusuk padanya sewaktu pemuda itu masih hidup? Memangnya ada hal-hal yang seperti itu?

Beberapa menit ke depan mereka telah sampai, Agrena memarkirkan mobilnya dengan rapih di parkiran kedai yang cukup luas ini. Reka menoleh sebentar untuk berbicara pada Hanan.

After You || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang