[After You 0.3] Marselo (1/3)

1K 146 9
                                    

Flashback

6bulan belakang.

London

>>>>>>

Marselo mengerjapkan mata miliknya ketika merasakan handphone miliknya yang berada di bawah tubuh bergetar-getar. Ia menatap langit-langit alih-alih mengangkat telepon dengan cepat, bahkan panggilan tersebut sampai mati beberapa kali lalu kembali berbunyi barulah Marselo mengambil benda pipih tersebut dan melihat siapa gerangan seseorang yang menelponnya.

5 panggilan tak terjawab...

Jelas tertulis di layar handphone miliknya tersebut, Marselo cukup heran ketika tahu nomor yang menelponnya adalah nomor dari negeri tempatnya dilahirkan.

"Tolong angkat panggilan gue sebentar aja!"

Pesan yang baru saja masuk itu Marselo baca baik-baik, ia masih menebak siapa orang yang masih berusaha menelponnya ini. Sedetik berikutnya Marselo mengangkat panggilan tersebut, menempelkan benda pipih itu tepat pada telinga kanan miliknya.

"Hallo?"

"Marselo."

"Marselio?"

Dapat dilihat bahwa ekspresi yang Marselo tunjukan adalah ekspresi kaget miliknya. Sudah berapa tahun? Sudah berapa tahun ia tidak mendengar suara kembarannya di seberang sana? Sudah berapa lama Marselo tidak melihat kakak nya itu. Lama, sudah lama sekali sejak perceraian orang tua mereka.

"Iya, ini gue. Gue tau selama ini kita gak pernah ketemu, bahkan saling ngirim pesan pun engga. Kita kayak dua orang asing yang gak pernah saling kenal apalagi punya ikatan darah sekalipun. Tapai hari ini gue mau minta tolong sama lo."

Marselo mendudukkan dirinya, ia tahu bahwa saudaranya di sana sedang terlihat gusar. Mudah bagi Marselo untuk mengetahuinya hanya dari suara saja. Bagaimana sang kakak yang berkata begitu cepat dengan napas yang tidak beraturan.

"Lo bisa kan? Jadi adik yang baik dan nurutin apa mau kakaknya. Kali ini aja."

Marselo sempat terkekeh, Kakaknya ini ternyata lawak sekali ya? Jelas-jelas hubungan mereka tidak baik, hubungan antar saudara ini sudah retak sedari dulu. Dan Marselio datang-datang hanya untuk meminta sebuah bantuan yang sepertinya memang di wajibkan harus ia bantu anak itu. Apalagi memakai embel-embel adik dan kakak.

"Yov, gue serius. Kali ini aja, karena mungkin setelah itu gue gak akan minta bantuan apapun ke lo lagi."

"Apa?"

Setidaknya Marselo bertanya lebih dulu, soal iya atau tidaknya bisa Marselo urus belakangan.

"Jagain pacar gue. Gue mohon, habis ini gue mau operasi."

Marselo mengernyit keheranan saat itu, apa-apaan itu? Menjaga kekasih dari kakaknya itu? Memangnya Marselo mempunyai kekasih seorang bocah seorang anak sd sehingga harus di jaga dengan baik sampai ia besar nanti.

"Gue mohon. Permintaan terakhir gue. Setelah itu gue janji gak akan minta apapun lagi. Cuma itu, jaga dia. Buat dia bahagia karena gue belum bisa buat dia bahagia lebih banyak lagi."

Belum sempat berkata, belum sempat Marselo menjawab iya, panggilan tersebut diputuskan sepihak oleh Marselio. Marselo menatap ke arah handphonenya dengan tatapan kesal.

"Apa sih nih orang, gaje!" Katanya kemudian, setelah itu Marselio kembali tertidur di atas kasurnya yang berantakan bukan main.

Tanpa Marselo sadari apa yang Marselio katakan memang benar adanya, karena keesokan harinya Marselo mendapatkan kabar bahwa Marselio sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tidak tahu apa penyebabnya, yang Marselo tahu bahwa Marselio hanya menjalani sebuah operasi yang mengakibatkan kakaknya itu kehilangan nyawa.

After You || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang