Hanan pejamkan matanya, jantungnya saat ini berdetak tak karuan hanya karena sebuah pesan yang baru saja Marselo kirimkan. Sebuah pesan biasa yang mengabarkan bahwa pemuda itu baru saja sampai di rumah, tidak ada yang aneh sebenarnya, tapi hal yang membuat jantung Hanan berdetak adalah bagaimana Marselo yang mengikut sertakan sebuah foto selfie miliknya sendiri.
"Mirip banget.. kakak, kangen." Katanya ketika membuka kedua mata hanya untuk menatap langit-langit ruangan yang nampak membosankan.
Pemuda Giovanni itu lalu menoleh untuk melihat laci di samping kiri tempat tidurnya, tubuhnya kemudian bergerak untuk mengambil benda yang berada di dalam laci tersebut, sesuatu yang berharga, yang Hanan jaga sebaik mungkin.
Ia tersenyum tipis, mengusap pelan foto tersebut yang menunjukkan wajah Marselio. "Bahkan dia aja gak bisa mengobatin rasa rinduku sama kakak, kalian sama tapi beda. Kak.. Hanan mau nya kakak, bukan dia." Satu air mata lolos membasahi kertas foto tersebut.
Hanan tarik napasnya dalam-dalam, lalu membuangnya secara perlahan, berusaha mengatur napasnya yang mulai sesak karena tangis yang coba ia tahan. Setelah beberapa menit kedepan Hanan kembali memasukkan lembar foto tersebut ke dalam laci, ia kembali merebahkan tubuhnya serta menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya hingga batas kepala.
Sedangkan di lain tempat, seorang Marselo mengernyitkan alisnya bingung, ia mendudukkan dirinya, punggungnya ia sandarkan pada dinding, handphone yang berada di tangannya ia lihat kembali untuk membuka room chat dirinya bersama dengan Hanan.
"Risih kali ya?" Monolognya seorang diri. Sebab ia masih merasa tidak enak hati karena tiba-tiba memberikan Post A Picture kepada Hanan dengan tiba-tiba.
"Lagian pakek segala ngepap! Ehh tapii.. siapa tau dengan cara kayak gini gue bisa lebih deket sama dia kan? Atau malah nanti dia jadi ilfeell?" Marselo mengacak rambutnya frutasi, bagaimana caranya mendekati Hanan? Bagaimana caranya mendekati pemuda itu untuk benar-benar melakukan amanah yang saudaranya titipkan dengannya kalau sampai sejauh ini mereka tidak ada progres apapun.
"Perihal jagain pacar abang aja jadi pusing banget!" Katanya lagi-lagi dengan frustasi. Sebelum jatuhkan diri kealam mimpi Marselo kembali terpikir soal sang kakak. Marselo penasaran bagaimana dulu kisah mereka.
Marselo tahu bahwa Hanan punyai keistimewaan tersendiri yang buat pemuda itu begitu dicintai oleh saudara kembarnya sendiri, tapi Marselo ingin tau lebih jauh lagi keistimewaan seperti apa yang ada dalam diri Hanan ini.
'
'
- After You-
'
'
"Hai.. boleh gabung gak?"
Ketiganya yang saat ini tengah berada di kantin kampus mendongak, saling diam juga tatap satu sama lainnya, mungkin belum terbiasa pada dia yang wajahnya sama dengan sosok yang sudah tidak ada lagi di dunia.
"Boleh, duduk aja.. bang." Agrena tersenyum canggung, tidak tahu harus bersikap bagaimana, karena wajah orang ini persis sekali dengan wajah mantan kekasih teman mereka yang dahulu selalu mereka caci maki sosoknya. Jadinya kan mereka merasa berasalah setiap detiknya!
"Panggil Mars aja, sopan banget bang.. bang segala." Orang yang tak lain dan tak bukan adalah Marselo itu terkekeh, "Ini yang waktu itu ketemu di Caffe nya Xena, kan?" Lanjutnya kemudian yang diangguki oleh Reka juga Agrena.
Marselo ulurkan tangannya, bermaksud untuk perkenalkan diri, "Marselo Yovanka, salam kenal ya.. kalo gak salah nama kalian ini Reka sama Agrena, kan?" Marselo tersenyum tipis dan ketika uluran tangannya di terima oleh keduanya secara bergantian senyum tipis itu semakin tercetak perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After You || Markhyuck
FanfictionAfter of [It's Okay, Kak..] About him the same but different. he is Marselo Yovanka.. .. 📢WARNING📢 📌 Markhyuck Ship 📌 BXB/HOMO