[After You 0.07]

1.3K 119 9
                                    

Hari ini Marselo tarik napasnya dalam-dalam, ia hembuskan dengan perlahan setelahnya, pemuda pemilik nama lengkap Marselo Yovanka itu sudah siap akan pergi kuliah pagi ini. Kali ini dia memilih untuk melanjutkan kuliahnya di kampus yang sama dengan almarhum Marselio dulu menimba ilmu. Setelah pertemuannya dengan sang Ayah serta obrolan panjang seputar kehidupan yang di jalani, dua minggu ke depan Marselo putuskan untuk melanjutkan pendidikannya.

Setelah benar-benar siap Marselo mengambil tas miliknya, menentengnya di sebelah kanan lalu berlalu menuju basemant dimana motor miliknya terparkir. Motor yang Jeron berikan satu minggu yang lalu, padahal Marselo sudah mengatakan pada ayahnya itu untuk tidak perlu repot-repot memberikan dirinya kendaraan segala, karena baginya menaiki kendaraan umum seperti bus antar kota atau angkutan online lainnya terasa lebih praktis. Lalu dua hari setelah itu Jeron menelepon Marselo hanya untuk mengatakan kalau sebuah motor sudah terparkir rapi di basemant apartemen dimana Marselo tinggal, mau tidak mau Marselo tetap memakainya sebagai ucapan terimakasih.

Banyak yang Marselo pikirkan disepanjang jalan dirinya menuju lokasi di mana kampusnya berada, mulai dari suasana yang berbeda juga tentu saja cara belajar yang tergolong berbeda pula. Apalagi lingkup pertemanan yang sudah pasti berbanding terbalik dengan lingkup pertemanannya di Kanada. Dan yang paling Marselo pikirkan yaitu tentang Hanan, karena dari informasi yang ia dapat kalau kekasih dari saudaranya itu menempuh pendidikan di kampus yang sama juga. Hanya satu yang Marselo inginkan, semoga semuanya berjalan dengan lancar.

***

Berita tentang mahasiswa pindahan terus menerus Hanan dengar, katanya tampan, katanya pindahan dari luar negeri, katanya ini-katanya itu. Hanan sebenarnya tak ambil pusing tentang hal itu, malah terbilang Hanan acuh tak acuh saja, tapi Hanan mulai menggubris tentang hal itu ketika kedua sahabatnya membicarakan tentang anak baru itu juga.

"Emang beneran bisa ya pindah kampus pas semester akhir?" Reka menatap Hanan juga Agrena secara bergantian. Meminta jawaban barang kali keduanya paham mengenai persoalan ini.

Agrena menaikkan bahunya, "kayaknya sih, setahu gue bisa kayak berhenti satu semester, terus nanti semester depan lanjut bareng adek tingkat."

Yang lain hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan, tak lama Hanan kini mulai bersuara, "emangnya siapa sih? Kayaknya heboh banget, sampe ke jurusan kita tahu kalo ada mahasiswa baru."

Reka menggelengkan kepalanya, "gak tahu juga sih, gue juga heran sebenernya." Jawab Reka setelahnya, sama juga dengan Agrena yang sudah menggelengkan kepala. Keduanya memberhentikan topik tersebut, lalu melanjutkan dengan topik lainnya lagi yang di rasa lebih penting daripada topik tentang anak baru ini.

"Kalian tau gak sihh!! Gue baru aja dari jurusan Teknik, terus lo tauu gue ketemu mahasiswa baru ituuu!! Gilaaa gue sampe merinding anjirrr!"

Sontak saja ketiganya diam ketika mendengar salah satu perempuan berbicara lumayan besar, memberitahu kepada teman-temannya kalau informasi yang ia bawa begitu hangat sekali.

"Hah? Merinding kenapa? Lihat hantu lo?" Tanya temannya di iringi dengan sebuah tawa setelahnya.

Perempuan itu bisa ketiganya lihat mengangguk dengan antusias, "awalnya gue kira hantu sumpah!!! Tapi pas gue cubit tangan gue ternyata sakit, berarti gak dong. Lo mau tau mahasiswa baru itu siapa? Waahh ini bakal kaget banget sih kalian."

"Apaan sih, Vii, jelas-jelas dong!"

"Iya sabar elah, napas dulu ini! Jadi mahasiswa baru itu mukanya sama kayak  Kak Marsel woiiii!"

Seperti dugaan perempuan itu, bahwa teman-temannya ini pasti akan kaget bukan main, "ah ngaco lo! Bohong, ya?"

"Muka lo bohong! Gue serius anjir! Makanya gue kira gue lihat hantu tadii, tapi ternyata kata cowok gue dia itu kembarannya Kak Marsel, namanya Kak Marselo."

After You || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang