[After You 0.5] Marselo (3/3)

1.1K 145 1
                                    

°Flashback

>>>>>>

Marselo tidak pernah sepusing ini sebelumnya dalam menghadapi suatu permasalahan, tapi kali ini entah mengapa satu nama berhasil membuatnya selalu penasaran dan ingin dekat lebih dalam lagi.

Mungkin takdir memang berpihak padanya kali ini. Di saat Marselo sedang pusing bagaimana cara menemui Hanan, mengenal Hanan lebih jauh lagi maka beberapa hari kedepannya Marselo mendapatkan pesan dari Hendrik bahwa ia di undang untuk acara pembukaan kedai baru milik kekasih dari Hendrik sendiri, yang Marselo ingat namanya adalah Xena.

Apalagi ketika Hendrik mengatakan kalau Hanan juga akan datang bersama dengan kedua teman pemuda itu. Maka dari itu Marselo tanpa ba-bi-bu menyambut dengan baik ajakan dari Hendrik tersebut, siapa tahu di mulai dari sana ia bisa lebih dekat lagi dengan seseorang yang kembarannya titipkan padanya itu.

Namun, harapan hanyalah sebuah harapan. Ketika hari itu tiba, Hanan memang datang meskipun pemuda itu datang yang paling akhir dengan kedua temannya. Namun, hal yang tak Marselo kira adalah Hanan yang mendadak ingin pulang begitu saja dari ketika mendapati dirinya ada di sana. Begitupun dengan kedua teman Hanan yang tak Marselo ketahui siapa namanya, menatapnya dengan tatapan terkejut bukan main.

Tak di salahkan, memangnya siapa yang tidak terkejut dengan kedatangan dirinya yang tiba-tiba- tanpa di ketahui oleh teman-teman Marselio bahwa dirinya ada setelah kematian Marselio yang mereka ketahui hanya anak tunggal saja.

"Butuh waktu, Mars."

Marselo hanya mengangguk disertai senyum tipis sebagai tanggapannya.

Kemudian keesokan harinya Marselo kembali bertemu dengan Hanan di tempat yang sama seperti pertama kali mereka bertemu dahulu, yaitu pusara Marselio yang selalu ramai dengan taburan bunga segar di atasnya.

Di siang hari yang panas, Marselo bahkan tak tahan dengan panas yang sedang terik-teriknya hari ini. Oleh karena itu ia membawa payung kali ini untuk menemaninya berkunjung ke makam sang kakak, namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang ia cukup yakini bahwa orang itu adalah seseorang yang ia ketahui.

Hanan, kekasih dari saudara kembarnya sendiri, tengah duduk, menghiraukan panasnya matahari yang terlampau cerah hari ini. Seolah sinar matahari tersebut tak sama sekali dia anggap ada keberadaannya. Tak ingin berlama-lama terpaku pada tempatnya, Marselo kemudian melangkahkan kakinya mendekat hanya untuk mengulurkan payung tersebut di atas kepala Hanan, menghalau pemuda itu dari teriknya matahari siang ini. Entah atas dasar apa tapi Marselo hanya ingin melakukannya saja.

Marselo kini menatap Hanan dengan tatapan sendu miliknya setelah Hanan sendiri berdiri dan kini menatap ke arahnya dengan tatapan berkaca-kaca. Entah dorongan darimana Marselo memberanikan diri menarik Hanan ke dalam pelukannya. Juga mengusap punggung yang kini bergetar di dalam dekapannya.

Marselo tahu, Marselo mendengar semuanya. Tentang Hanan yang menganggap dirinya sendiri sakit karena berhalusinasi tinggi melihat Marselio yang begitu nyata. Karena itu Marselo kini membuka suaranya, mengatakan bahwa Hanan tidak berhalusinasi, Hanan tidak sakit, karena apa yang dia lihat memang nyata. Bukan Marselio tapi Marselo, seseorang yang memiliki wajah sama persis dengan Marselio sendiri.

Dan selanjutnya Marselo memberanikan diri untuk mengajak Hanan pergi bersama. Sekedar makan atau membahas hal lainnya yang bisa Marselo bahas nantinya.

'
'
AFTER YOU

'
'

Sehabis mengantar Hanan pulang, di sinilah Marselo berada. Kembali pada tempat yang ia kunjungi, yang mana kunjungan tersebut sempat tertunda karena ia lebih memilih mengantar Hanan pulang tadinya.

"Bang, gue gak tau apa yang buat lo sesayang ini sama dia, sampe-sampe lo minta tolong sama gue buat jagain dia di saat lo udah gak bisa." Marselo kembali membuka obrolannya pada hari ini.

"Yang pasti dia istimewa, kan? Sampe-sampe lo gak mau dia kenapa-napa."

"Gue butuh waktu biar bisa bener-bener jagain kesayangan lo itu bang. Lo jangan marah tadi dia gue ajak makan, tapi kayaknya dia gak terlalu suka makan modelan begitu deh. Gue belum tau bang, jadi ya.. gue ajak aja dia ke sana, makan boluuu." Marselo terkekeh, lalu setelahnya mengusap pelan nisan seseorang yang teramat ia rindukan ini.

"Segitu dulu aja ya bang, gue pamit. Bahagia di sana, lain kali dateng kali ke mimpi. Jangan semasa hidup lo gak nemuin gue pas udah beda alam masih sama ajaa!" Katanya dengan nada bercanda. Tapi sungguh, kalau memang bisa Marselo ingin bertemu dengan Marselio walau hanya lewat mimpi saja.

<<<<<<

°Flashback Off

About Marselo end

After You || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang