[Chapter 5] Titik temu.

145 28 2
                                        

Mau bertanya, tapi ragu.

Apa Hyunjin sadar, ada Yeonjun disana? Yeji tak tau.

Lagipula, Yeji ikut bersamanya kemarin bukan karena ingin bertemu Yeonjun. Iya, kan? Yeji sama sekali tak tau.

Sekarang Yeji tengah melipat baju, sebagaimana seorang Ibu rumah tangga lakukan.

Selama menanti kepulangan Hyunjin kerja, usai melipat baju Yeji menuju dapur 'tuk menyiapkan santapan makan malam.

Tit... tit...

Ponsel berdering, dalam sunyi Yeji melangkah mendekati benda tersebut. "Halo?" Sapanya, langsung diangkat padahal belum melihat nama si penelpon.

"Halo, Yeji. Bisa bicara sebentar?"

Diam beberapa saat, Yeji menjauhi ponsel dengan telinganya, oh! Ternyata yang menelepon adalah Yeonjun, pantas saja suaranya tak asing.

"Eung, bisa. Tapi aku lagi masak nih, hahaha." Balas Yeji, terkekeh—basa basi—lalu melirik ruang dapurnya spontan.

"Oh, maaf aku ganggu, lanjutin aja masaknya ya, nanti aku kabarin lagi."

Belum sempat Yeji menjawab lagi, Yeonjun sudah mematikan panggilan. Yeji menyimpan lagi ponselnya nampak bingung.

"Duh, Yeonjun. Dia mau ngapain ya?" Gumamnya, menyeringai curiga.

Tak lama, Yeji melanjuti acara masaknya, menunggu sampai Hyunjin datang lalu mereka makan malam bersama.



























>><<



























"Kamu belum mau tidur?"

"Nanti, Jin. Aku gak ngantuk."

"Ya udah, jangan sampai malem banget."

Hyunjin menutup pintu kamar mereka, lekas mematikan lampu ruangan itu dan tidur lelap. Sementara Yeji masih terduduk dimeja makan.

Jam setengah sembilan malam Hyunjin sudah ijin ingin tidur lebih awal, lelah katanya.

Kasihan juga, kemarin dia tak sempat tidur sekalipun 'tuk mengurus dokumen kerja sama ini.

Yeji membuka layar ponselnya, tanpa melihat yang lain dia langsung memeriksa bekas notifikasi panggilan tadi saat dia masih masak.

Sebenarnya, sedari tadipun panggilan itu menghantui Yeji, dia menanti waktu yang tepat untuk menghubungi sang puan kembali.

Yeji memberi pesan pada Yeonjun, atas keperluannya tadi. Bersama perasan yang agak aneh—entah apa yang Yeji rasakan ketika Yeonjun berani meneleponnya.

Dia pikir...

Apa Yeonjun tak takut? Bagaimana jika tadi saat dia menelepon, Yeji tengah bersama suaminya? Pertanyaaan seputar itu Yeji pikirkan.

[20.53] Aku cuma kangen, besok bisa ketemu?

Yeji berkutat sangat fokus, membaca pesan baru dengan berulang.

Apa tak salah Yeonjun membalas seperti itu? Maksud merindunya ini, untuk apa?

Tanpa berniat buruk, Yeji membalas pesan Yeonjun seadanya.

Dia menerima ajakan Yeonjun untuk menghargai pertemuan mereka—untuk yang kedua kali setelah jauh.

Berarti, besok Yeji harus mengikuti Hyunjin lagi ke kantor. Dengan tujuan baru, menemui Yeonjun.


























Maaf banget lambat:(((

Tugasku makin banyak, tapi tenang aja hahaha aku udah ngerjain semuanya. Kemarin lembur.

Jadi DIANTARA bisa aku atasi.

Bersambung...

DIANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang