Jennie keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang sudah segera, Dua bulan berlalu kini kehidupannya semakin jauh dari kata baik-baik saja. Bahkan baru dua bulan terikat dengan pria berdarah Alexzyander ini, Rasanya Jennie ingin sekali lepas dari genggaman pria itu.
Bagaimana tidak, Semua yang di lakukannya sehari-hari harus di awasi oleh seorang bodygraud. Jennie tau jika pria itu hanya menghawatirkan penerus ahli waris yang sedang ia kandung ini. Tapi tidak bisa begitu, Jennie juga membutuhkan sebuah privasi untuk dirinya.
Ah dia hampir lupa jika pria itulah yang berkuasa atas dirinya. Langkah mungil Jennie berjalan menuju ruangan dimana tempat semua barang miliknya dan Suaminya itu berada. Ia menuju sebuah lemari khusus tempat bajunya, Dan mulai meraih sebuah setelan baju berwarna putih.
Saat hendak membuka bathrobe nya, Jennie di kejutkan oleh sosok pria angkuh yang sudah berjalan menghampirinya dengan raut wajah memerah. Tunggu ada apa dengan pria ini? Pikir Jennie tidak mengerti.
"Katakan ada hubungan apa kau dengan pria itu?!" Jennie mengerutkan dahinya bingung.
Pria? Pria mana, dan tunggu Jennie bahkan tidak mengerti dengan alur pembicaran pria ini. "Apa yang kau bicarakan sungguh aku tidak mengerti" Pria itu berdecak kesal.
"Kau memiliki hubungan special dengan sopir sialan itu bukan? Kau pikir aku mudah untuk di bodohi? Ingat aku terus mengawasimu baik di rumah maupun luar!"
Astaga! Apakah pria ini sedang menuduhnya berselingkuh dengan Minho selaku sopir pribadi yang di kerjakan Sean untuk dirinya? Ayolah Jennie bukan tipe wanita yang senang memainkan perasan pria.
"Kami hanya berteman, tidak lebih. Mengawasi setiap yang kulakuan, bukankah itu sangat berlebihan?" Tentu saja itu sangat berlebihan, Seolah-olah pria ini tidak yakin dengan Jennie.
"Berlebihan? Ingat kau itu istriku tidak ada yang berlebihan atas tindakanku ini!. Apakah itu juga yang kau lakukan kepada para pengawai pria di toko kumuhmu dan para pria yang kau sebut sebagai pelanggan setiamu?"
Selama ini Jennie tidak pernah merasakan sebagai seorang istri, Perhatian Pria ini hanya di berikan kepada bayi yang ia kandung ini. Dan itu mampu membuat Jennie sadar jika pria itu hanya menganggap dirinya hanya sebagai kantung bayi. Yang sedang berusaha melindungi peneursnya itu.
"Apa maksudmu, Rose. Pengawaiku hanya bekerja disana, Dan para pelanggan ku hanya membeli apa yang aku jual" Lirih Jennie dengan nada sedikit gemetar.
"Bagus! Seperti menjual kesenangan? Berapa yang mereka bayar untuk tidur satu malam denganmu?" Tuding pria itu membuat hati Jennie merasa sesak.
"Ada apa denganmu? Bukankah selama ini kita baik-baik saja tanpa mengurusi dan ikut campur dalam hal pribadi?" Jawab Jennie dengan setetes air mata yang sudah mengalir dari sudut matanya.
Dua bulan belakangan ini hubungan keduanya memang tidak baik-baik saja seperti sepasang suami istri pada umumnya. Walaupun keduanya sering melakukan hubungan intim mereka, Namun tidak menutupi jika mereka baik-baik saja.
Dan hari ini Jennie sangat tidak mengerti dengan tingkah suaminya ini, Ini bukan sosok pria itu yang mengikut campur urusan pribadinya. Padahal sebelumnya mereka cukup baik karena saling acuh kepada kegitan masing-masing. Terlebih Sean pria yang selalu dingin dan datar.
"Dengarkan aku wanita, Aku tidak ingin membagimu dengan orang lain. Jika aku memilih untuk menidurimu maka aku tidak akan pernah mengizinkan pria lain ikut menidurimu!" Desis Pria itu dengan penuh akan penekanan di setiap kalimatnya.
"Aku tidak akan pernah tidur dengan pria lain!" Teriak Jennie dengan nafas memburunya.
"Lebih tepatnya belum. Kita tidak tahu kedepannya"
"Aku bukan Prempuan murahan seperti yang ada dipikiranmu!"
Yah Roseane tau itu, Bahkan saat malam ia menyentuhnya Roseane bisa merasakan jika wanita ini masih menjaga kehormatannya. Tapi entah mengapa Roseane tak bisa mempercayai wanita di hadapannya ini. Terlebih wanita ini masih sangat mudah, Wanita ini baru menginjak umur 20 tahun, Memilik tubuh yang sempurna dan wajah yang cantik.
Memudahkan siapa saja untuk memangsa wanitanya ini, Dan itulah yang mungkin di takutkan olehnya. Bahkan Roseane dengan sengaja tidak membelikan atau bahkan membiarkan wanitanya ini membeli alat makeup.
"Aku akan memecat pria itu!"
Setelahnya Roseane pergi meninggalkan Jennie dalam keadaan yang masih diam di tempatnya memandagi tubuh kekarnya yang kian menjauh dari hadapannya.
..........
Setelahnya Jennie segera turun menuju ruang makan untuk ikut serta sarapan bersama di meja makan yang besar itu. Semenjak menjadi istri dari seorang Roseane Alexzyander sarapan bersama sudah menjadi hal yang wajib dan rutinitas yang harus di lakukan Jennie.
Sudah terdapat kedua orang tua Roseane dan Roseane yang terlihat sedang menunggu kehadiran dirinya. Dengan segera Jennie melangkahkan kakinya memdekat dengan kepala yang terus ia tundukkan menatap bawah.
"M-maaf telah membuat menunggu lama" Roseane hanya menatap Jennie begitupun dengan wanita paruh yang duduk di hadapan Roseane.
"Tidak apa, Ayo duduk kita makan" Itu adalah Park Hae Jin Alexzyander. Selaku ayah dari Roseane, Mungkin hanya pria paruh itulah yang bisa menganggap kehadirannya di keluarga ini.
Tanpa basa basi, Semuanya segera menyantap makanan mereka. Begitu pula dengan Jennie, Sebenarnya Jennie sangat enggan untuk makan pagi. Semenjak ia mengandung entah mengapa perutnya ini sangat susuh untuk menerima makanan di pagi hari dan akan berujung terkeluarkan kembali.
Semetara Jennie sibuk dengan sarapannya, Roseane dan kedua orang tuanya terlihat sedang bercerita tanpa membawa Jennie pada topik pembicaraan mereka. Mereka bertiga sedangkan membicarakan tentang bisnis mereka dan tentu Jennie cukup tau diri atas posisinya disini.
Tidak butuh waktu lama bagi Jennie untuk menghabiskan makananya, Karena yah... Memang Jennie sengaja memperdikit posrsi sarapan. Namun tidak sampai di situ, Saat Jennie sedang meneguk air minumnya.
Sebuah paksit terlihat mengisi mangkuk kecil yang berada di sampingnya, Jennie memandang pria yang memberikannya paksit itu. Ternyata itu ulah Roseane, Lalu Jennie terlihat memandang bergantian Kedua orang tua pria itu.
"Habiskan!" Mau tidak mau Jennie harus memakan pangsit itu.
"Apa tidak terlalu lama 5 hari kau pergi kesana, Rose?"
Roseane tadinya memandangi wajah fokus milik Jennie terahlikan saat suara berat milik Sang Ayah. "Appa, kau tenang saja. Aku akan membawa semua pekerjaanku kesana dan mengerjakannya secara onlien"
"Apa dia akan ikut?" Tanya Oh Yoo Jin yang melirik tajam kepada Jennie yang masih berusaha menghabiskan pangsitnya.
"Tentu. Dia akan ikut kemanapun aku pergi"
"Astaga Rose! Kau ingin mengenalkan dia pada orang-orang disana?!"
"Tidak. Dia akan terus diam di villa nantinya"
Roseane kembali menatap wajah itu yang terlihat tidak nyaman, Ada apa dengan wanita ini apakah terjadi sesuatu pada kandunganya? Pikir Roseane yang sedikit kacau.
"Bagaimana dengan Suzy? Dia ikut bukan?" Ya seperti yang diketahui, Suzy merupakan tunangan Roseane. Bahkan saat Roseane menikahi Jennie pria itu bahkan mengenalkan wanita itu pada Jennie secara langsung jika mereka merupakan sepasang tuangan. Sungguh tidak punya hati bukan.
Untuk kedua kalinya Roseane mengahlikan pandangnya pada Ibunya. "Dia ikut, Eomma tau sendirikan jika aku tidak bisa mengandalkan wanita itu? Itu sebabnya aku membawa dia. Karena aku membutuhkan bantuannya untuk mengurusku selama di sana"
Jennie terlihat tidak tahan lagi segera menyelesaikan makan nya dan berujar. "Saya sudah selesai" Mulai bangkit dari duduknya dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Lalu dengan segera ia pergi meninggalkan ruang makan dalam keadaan sedikit terburu-buru.
Jambi, 27 April 2022
Tipis-tipis aja dulu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife✔
FanfictionSeorang Alexzyander Roseane putra dari seorang pengusaha sukses yang sangat terkenal di berbagai maca negara, , Terpaksa harus menikahi seorang gadis muda berusia 20 tahun demi melengkapi wasiat yang di berikan oleh sang Ayah untuk mengambil ahli se...