Setelah mencari berbagai perlengkapan untuk keberangkatan besok Roseane membawa Istrinya ini untuk makan malam diluar. Semenjak pagi tadi dimana wanita itu muntah, Wanita ini banyak lebih diam dan sedikit aneh.
Roseane tidak tau apa yang sedang terjadi pada wanita ini, Ia ingin bertanya namun terkalahkan pada egonya. Tapi saat melihat sekilas wajah cantik yang terlihat sedikit pucat itu Roseane pun membuka suaranya dan segera menyingkirkan egonya itu.
"Sesuatu terjadi?" Tanya Roseane tanpa menatap Jennie yang kini sudah menatap dirinya.
Jennie hanya menggelengkan kepalanya, Sebenarnya kepalanya terasa sedikit pusing. Namun Jennie terlalu takut untuk mengatakan pada pria ini. Pasti pria itu akan marah padanya jika mengetahui dirinya yang sakit, Dan akan berujung dengan menutup toko bunganya. Pria yang aneh bukan?
Walau sedikit tidak yakin, Tapi Roseane hanya diam tanpa mengeluarkan satu kata pun untuk membalas jawaban istrinya ini. Mereka sampai di sebuah restaurat elit, Keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju tempat itu.
"Rose... Boleh aku memegangmu?" Roseane seketika menghentikan langkahnya, Menatap sedikit bingung pada wanitanya yang kini terlihat lemas itu. "Aku lelah--"
Kalimat Jennie terpotong saat Pria itu dengan gerak secepat kilat meraih lembut tangan Jennie. Membantu wanita itu untuk berjalan menuju kedalam restaurat ini. "Perlu ke dokter?" Tawar Roseane.
Jennie mengelenggkan kepalanya. "Tidak perlu, Terimakasih..."
Keduanya mulai menyantap hidangan yang sudah tersedia di meja makan ini, Rasa khawatir Sean semakin meningkat saat melihat perubahan pada Istrinya. Tidak seperti biasanya wanita ini memakan makananya sedikit. Padahal Roseane sangat tau jika wanita ini bukan tipe Prempuan pemilih dalam hal makanan.
Oke sepertinya Roseane harus menyeret wanita ini ke rumah sakit, Sebelum sesuatu yang buruk terjadi pada anaknya. "Kita pulang"
Jennie terbawa paksa mengikuti langkah kaki Roseane, Astaga! Kepala Jennie semakin pusing dan berdenyut. Bahkan perlahan pandangannya mulai berbayang. "Rose-ssi--" Kalimat itu terhenti ketika wanita rapuh itu menutupkan matanya.
Untung dengan cepat Roseane menangkap tubuh mungil itu, Jika tidak mungkin tubuh itu sudah jatuh dan membentur aspal. Roseane panik tentu saja, Tapi bukan Roseane jika egonya tidak besar. Pria itu bersikap angkuh seperti tidak terjadi apa-apa. Memilih untuk segera membawa wanitanya masuk kedalam mobil dan segera melaju menuju rumah sakit terdekat.
..........
Kedua bola mata tajam berwarna coklat pekat itu terus menatap seorang wanita yang tertidur pulas di ranjangnya. Dokter mengatakan jika hanya darah rendah, Namun dokter juga mengingatkan untuk tidak menganggap remeh.
Selain kesulitan untuk paska persalinan, Darah rendah juga akan mempengaruhi janin dan membuat bayi lahir dengan berat badan rendah. Dan tentu Roseane tidak ini itu terjadi pada anaknya kelak.
Roseane beranjak dari sofa ruang rawat inap ini, Menuju kursi yang terletak tepat pada sisi ranjang. Pandangannya terahli pada perut yang sudah terlihat semakin membucit itu. Entah mengapa Roseane sangat ingin menyentuhnya, Ia sangat jarang menyentuh perut itu terkecuali saat sedang berhubungan intim.
Nyaman itulah hal pertama yang Roseane rasakan, Padahal ia hanya mengelus pelan lembut perut ini. Tapi kenapa rasanya sangat berbeda bisa membuat hatinya jauh lebih membaik. Sial! Apa perempuan ini menggunakan sesuatu untuk mengikatnya.
"Hai. Baik-baik saja kan disana?" Kalimat itu terlontar begitu pelan dan nyaris tak terdengar, Bodoh. Itulah hal pertama yang ia sadari, Bagaimana bisa perut menjawab pertanyaan gilanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife✔
FanfictionSeorang Alexzyander Roseane putra dari seorang pengusaha sukses yang sangat terkenal di berbagai maca negara, , Terpaksa harus menikahi seorang gadis muda berusia 20 tahun demi melengkapi wasiat yang di berikan oleh sang Ayah untuk mengambil ahli se...