C H A P T E R | | 0 4

797 92 2
                                    

Sendari tadi Roseane tidak berhenti untuk membuat Jennie merasa nyaman dan tenang, Genggaman tangan itu bahkan tidak kunjung terlepas. Hingga sampailah keduanya di dalam pesawat, Roseane dengan penuh perhatian membawa Wanitanya untuk duduk.

Memasangkan sabut pengaman pada kursi dengan sedikit di longarkan, Sebelum ia duduk kembali di kursinya. Roseane sedikit melayangkan elusan lembut pada perut yang sudah terlihat membucit itu.

Perhatian yang Roseane berikan pada Wanitanya itu tak luput dari pandangan Jisoo yang duduk di seberang Roseane. Astaga Jisoo masih tidak menyangka jika pria dengan kesombongan dan keangkuhan di atas rata-rata itu sangat perhatian pada prempuan itu.

Ayolah Jisoo tidak sedang bermimpi bukan. Pesawatpun mulai lepas landas. Sementara itu Jennie masih sibuk dengan pikiranya, Ia takut tapi Dia juga merasa nyaman karena perlakuan dari suaminya.

"Ada yang ingin kau pesan?" Jennie yang tadinya termenung, Mengahlikan pandangannya pada Roseane yang sudah menunggu jawabannya.

Jennie sudah kenyang karena memang dia memakan banyak makanan di lounge tadi. Hingga yang dapat Jennie lakukan hanya mengelenggkan kepalanya pelan. "Kau yakin? Perjalanan kita masih lama" Tanya Roseane meyakinkan. Jennie menganggukkan kepalanya.

Sedikit menghela nafasnya panjang, Roseane mulai memesan beberapa porsi cemilan seperti biskuit dan juga beberapa potong kue. "Ada masalah?"

"Tidak ada"

Roseane membawa satu tangan wanita itu menuju pangkuannya, Mengelus lembut tangan mungil itu membuat sang pemilik hanya mentap penuh keheranan. "Sudah ku katakan tidak perlu khwatir, Aku ada" Ujarnya tanpa menatap Jennie sedikitpun.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Pesanan Roseane tadi sudah datang. Dengan segera Roseane menyantap hidangan kecilnya itu, Sedangkan Jennie? Wanita itu hanya memandang bagaimana nikmatnya pria itu memakan hidangannya.

"Ummm... Rose-ssi..." Panggil Jennie, Roseane menghentikan makannya. Menatap wanita itu dengan alis yang ia naikan sebelah. "Boleh aku meminta satu biskuit itu?" Lanjut Jennie yang sempat mengantung kalimatnya.

Tanpa banyak bicara Roseane meraih satu biskuit yang di minta oleh Jennie. Membawa biskuit itu untuk menuju kedalam mulut mungil istrinya. Jennie pun mulai menerima suapan dari Suaminya ini, Bagaimana bisa pria arogan ini berubah drastis hari ini. "Lagi?"

"Boleh?"

Roseane memberikan begitu saja sebungkus biskuit itu, Membiarkan istrinya itu untuk memakan cemilan itu. Sedangkan disisi lain Jisoo terlihat menatap penuh kegiatan di sebrangnya itu. Dengan tatapan yang sulit di artikan.

..........

Sampilah keduanya di areah villa yang sudah di sedikan, Setelah melakukan perjalan jauh keduanya kini sudah dalam perjalan menuju tempat penginapan mereka. Tinggal beberapa kilometer lagi keduanya sampai pada tempat penginapan mereka.

Terlihat seorang wanita cantik yang berlari menuju keduanya, Tidak lebih tepatnya pada pria yang terdiam di tempatnya. "Hai, Hon..."

Itu Suzy tunangan Roseane, Wanita itu tampak menyapa Roseane dengan bersemangat. Bahkan Roseane sudah mendapat banyak kecupan dari wanita yang berparas cantik itu. "Hai" Jawab Roseane singkat.

"Baru sampai?"

"Ya"

"Ayo ku antar ke villa mu, Kebetulan villa ku bersebelahan denganmu"

Sedikit melirik Jennie dengan tatapan remehnya, Suzy pun menuntut tunanganya itu untuk menuju penginapannya. Sementara disisi lain, Jennie hanya diam tak berkutik. Entah mengapa rasanya sangat sakit melihat pemandangan tadi. Padahal Jennie tau jika dirinya hanya kantung bayi bagi lelaki itu.

Tanpa melongarkan genggamannya, Roseane menuntut Jennie untuk mengikui langkahnya. Hingga sampailah mereka pada pintu kayu villanya. "Nanti malam ikut party, kan?"

"Ya"

"Baiklah aku akan menjemputmu" Bisik Suzy, Lalu mulai mencumbu hangat bibir milik Roseane. Begitu pula dengan Roseane, Pria itu membalas cumbuan yang di berikan pada Suzy. Dengan penuh kenikmatan dan gairah tentunya.

Sedangkan kini Jennie sudah memalingkan pandangannya kearah lain, Apakah pria ini tidak memikirkan perasaannya?. Hati Jennie terasa sakit dan sangat sesak, Bahkan air matanya itu sudah siap untuk jatuh kapanpun.

"Ayo masuk" Jennie terkejut bukan main, Saat tubuhnya di tarik masuk menuju villa.

Keduanya sudah sampai di dalam villa, Jennie sangat suka suasana di villa ini. Sunyi, damai dan juga suasana yang indah. Sementara Roseane sedang membesarkan koper mereka. Jennie memilih untuk melihat-lihat suasana villa.

Walau Jennie sangat suka villanya, Tapi tidak menutup kemungkinan jika rasa sakit dan sesak pada dadanya masih menghinggap di dadanya. Saat bayangan-bayangan cumbuan tadi mengelilingi isi kepalanya.

"Rose-ya kau belum ingin mandi?" Tanya Jennie.

"Belum"

"Baiklah aku akan mandi, Dimana kamar mandinya?"

"Itu di ujung sana" Roseane menujukan sebuah pintu yang terletak pada ujung kamar mereka.

Jennie mengangguk mengerti, lalu berjalan menuju kamar mandi. Sesampainya ia di dalam, Dengan segera Jennie membuka suluruh pakaian yang ia kenakan.

Menguyur begitu saja tubuh mungilnya itu tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh polosnya ini. Akhirnya tangisnya ini pecah, Setelah lama ia menahannya tadi. Kenapa pria itu begitu tega padanya, Jennie tau jika keberadaannya disini tidak dianggap.

Tapi cobalah untuk mengerti perasaannya, Ia sangat tidak masalah jika pria itu bercumbu dengan wanita lain. Maupun berhubungan sex sekaligus tapi asalkan jangan di hadapannya karena itu semakin membuat hatinya sakit. Saat menyadari kenyataannya.

"Kau hanya perlu bersabar Jen, 5 bulan lagi kau akan bebas dari rasa sakit dan kepahitan ini" Lirih batin Jennie.

Dengan air yang menguyur lembut setiap inc tubuhnya, Jennie memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan pikirannya. Namun di saat bersamaan Jennie terlonjak kaget saat sepasang tangan kekar memeluk erat perut polosnya.

"Rose..." Panggil Jennie yang terlihat begitu terkejut dengan kehadiran Pria ini dalam keadaan telanjang.

"Seharusnya kau mengajakku untuk mandi bersama, Wanita"

Jennie hanya mampu menelan salivanya dengan susah payah, Bagaimana bisa ia lupa untuk mengunci pintunya. Dan sekarang habislah Jennie. Sementara itu Roseane terlihat begitu sibuk dengan cumbuan lembut yang ia berikan pada leher jenjang milik Jennie.

"Rose..." Lirih Jennie.

Dan kini satu tangan Roseane sudah mendarat di salah satu bukit gairah milik Jennie. Pria itu terlihat mengenggam penuh akan gairah disana. "Jisoo wanita itu buta! Ini tidak rata, tapi sangat pas untuk ku genggaman. Dan aku tidak akan membiarkan satu orangpun melihatnya!" Desis Roseane yang semakin menjadi memainkan bukit gairah milik Jennie.

"Ro--"

"Masih punya tenaga?" Potong Roseane cepat. "Aku ingin bermain satu kali saja" Lanjut Pria itu.

Kenapa pria ini harus datang di saat suasana hati Jennie sedang buruk, Ayolah Jennie masih sakit hati atas tindakan yang dilakukan suaminya tadi bersama dengan tunangannya. Jennie ingin menolak tapi tidak bisa, Selain dia menginginkannya, Roseane juga lah yang berkuasa atas semuanya.

Tubuh Jennie di balikkan secara paksa, Cumbuan panas sudah mendarat di bibir mungilnya. Keduanya larut dalam cumbuan mereka, Tak sesekali keduanya saling bertukar saliva mereka membuat permainan keduanya semakin memanas.

Jambi, 12 Mei 2022

Stay halal bestieee😂

Young Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang