C H A P T E R | | 05

744 99 2
                                    

Dengan gerak yang pelan namun pasti, Roseane terus menghujam tubuh mungil yang berbaring di bawahnya. Yah bagaimanapun juga dia harus sadar jika wanita itu tengah mengandung keturunannya, Dan tentu Roseane tidak ingin mengambil resiko atas tindakkannya ini.

Walau nyatanya pria ini telah membuat Jennie sakit hati, Tapi Jennie tidak dapat menutupi kesenangannya saat Suaminya ini menikmati tubuh mungilnya ini. Terlebih pria ini meracau tak jelas selama bermain dengannya. Entah dalam keadaan sadar atau tidak Jennie tidak tahu. Yang terpenting kini dirinya jauh lebih merasa sedikit membaik dari sebelumnya.

Roseane terus mengerakan pinggulnya, Mengeluar masukkan kejantanannya itu dengan lembut penuh gairah. Sedang Jennie kini hanya mampu merangkul hangat leher milik Roseane. Pria itu tak sesekali terlihat menikmati bukit gairah milik Jennie, Bahkan pria itu terlihat seperti seorang bayi yang kehausan disana.

"Lepaskan, Dan lihat aku" Ujar Roseane.

Jennie segera melepaskan rangkulannya, Wajahnya dengan cepat di bawa menatap wajah tampan milik Roseane. Astaga ada apa dengan Jennie, Bahkan kini wajahnya sudah merona malu tidak hanya itu jantungnya pun kini sudah berdetak tak karuan.

Tanpa menghentikan gerakannya, Roseane memberikan sebuah ciuman hangat yang berujung lumatan panas disana. Roseane benar-benar tergoda dengan wanita polos ini. Bagaimana bisa gairahnya ini memuncak saat bercinta dengan wanita muda nan polos ini.

Lumatan pun terlepas dengan perlahan, "Kau semakin berisi dan berat" Ucap Roseane dengan penuh arti. "Aku senang karena kau tumbuh dengan baik" Lanjut pria itu.

Pipi Jennie semakin merona akibat kata-kata yang dilontarkan Roseane, Apa-apaan ini? Memangnya Jennie anak kecil. Ingatkan pria itu jika Jennie sedang mengandung anaknya dan akan segera menjadi sosok ibu.

..........

Roseane memasangkan bathrobe yang sudah tersedia di villa ini ke tubuh polos milik Istrinya, Dengan penuh kelembutan pria itu mulai melilitkan tali pada bathrobe itu sedikit di longarkan pada perut wanita itu.

Setelah Roseane mengenakan bathrobe miliknya, Dan kembali ikut bergabung dengan Jennie yang duduk di atas ranjang. "Kau lapar?" Jennie hanya menggelengkan kepalanya, Dia tidak merasakan apapun.

Dan yang ia inginkan saat ini hanya Roseane yang terus berada di sisinya, Roseane pun bergabung dengan Jennie. Bahkan pria itu meraih tubuh mungil itu untuk tidur di dada bidangnya. Keheningan menyelimuti keduanya, Membuat suasana semakin nyamanan dan tenteram.

Namun disaat keduanya sedang menikmati waktu kebersamaan mereka, Suara bel di luar sana membuat Roseane berdecak kesal. Ia ingin beristirahat bersama istrinya kenapa harus ada orang yang menganggunya.

Dengan segera Roseane turun dari ranjang dan membuka pintu, Ternyata pelaku dari membunyikan bel adalah Suzy tuangannya. "Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Roseane dengan nada tak sukanya.

"Tentu saja untuk menjemputmu, Sayang. Kita jadi datang ke pestanya bukan?"

Tanpa permisi, Suzy melangkahkan kakinya masuk menuju villa milik Roseane. Tidak hanya itu bahkan wanita itu dengan lancangnya masuk ke Kamar Roseane. Sampai di dalam kamar, Suzy begitu terkejut melihat apa yang ada di pandangan matanya.

Jennie yang sedang duduk di atas ranjang dengan sebuah bathrobe yang melilit di tubuh wanita itu, Begitupun dengan tuangannya. "Apa yang baru saja kalian lakukan?" Tanya Suzy dengan nada terkejutnya.

"Bukan urusanmu! Ayo keluar"

"Roseane--"

"Tunggu disini aku akan bersiap!"

Roseane kembali menutup pintu villanya, Tanpa menghiraukan Jennie yang sudah menatapnya penuh tanya. Roseane segera meraih beberapa pakaiannya dan segera mengenakannya.

"Ingin kemana?" Jennie pun akhirnya memberanikan dirinya untuk bertanya pada Roseane.

"Keluar bersama teman" Sahut Roseane berbohong, Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Roseane. Dan padahal Jennie tau jika Suzy tadi masuk kedalam villa ini. Kenapa Suaminya ini berbohong padanya.

"Lama? Sampai malam?" Roseane yang sedang merapikan rambutnya, Menatap Jennie sejenak. Sejak kapan wanita ini menjadi cerewet dan sangat ingin tau semua kegiatan yang ia lakukan.

"Kenapa?"

"Jika lama, Aku ingin di pesankan makanan"

"Kau lapar?"

"Sekarang belum, Tidak tau nanti" Roseane mengangguk pelan. Dan mendekat kearah Jennie.

"Jangan khwatir, Aku akan memesankan makanan untukmu. Sekarang kau istirahat dulu, Pasti lelah. Aku pergi" Roseane sedikit memberikan elusan lembut pada puncak kepala Jennie. "Jangan bukakan pintu pada orang asing" Lanjut Roseane, Sebelum pria itu benar-benar pergi.

..........

Jennie terbangun dari tidurnya saat sebuah rasa tak nyaman menerpa tubuhnya, Ternyata ia masih mengenakan bathrobe nya pantas saja tubuhnya sedikit kedinginan. Mengusap kedua bola matanya lembut, Jennie pun bangkit dari duduknya menuju lemari pakaian.

Mengambil sebuah setelan piyama tidurnya, Jennie mulai mengenakannya. Setelah selesai, Jennie berjalan untuk keluar kamar. Dilihatnya jam tangan yang terpasang di dinding ruang tengah ini sudah menujukkan pukul 10 malam. Namun Roseane belum juga kunjung pulang.

Jennie mengabaikan renungannya, Dan berahli pada beberapa makanan yang sudah tersusun rapih di meja kecil ruangan ini. Ternyata Suaminya itu benar-benar memesankan makanan untuknya, Tentu saja karena pria itu tentu tak ingin penerusnya itu lahir dalam keadaan yang kurang gizi.

Jennie mulai melahap makanananya di temani oleh siaran televisi, Tidak ada acara yang begitu seru yang mampu memikatnya. Namun Jennie masih tetap menyalakannya untuk menemai kesendiriannya. Saat sedang menikmati makananya, Bel villa kembali berbunyi apakah itu Sean? Pria itu sudah pulang?

Jennie segera berjalan menuju pintu villa, Namun saat di buka Jennie hanya mampu menatap siapa orang itu dengan tatapan bingungnya. "Y-ya?" Tanya Jennie dengan mulut yang masih penuh makanan.

"Apa Roseane ada?"

"Tidak ada, Dia sedang pergi keluar" Jawab Jennie dengan sopan kepada wanita cantik di hadapannya ini.

"Masih lama pulangnya?"

Jennie mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu lalu berkata. "Tidak tahu, Dia bahkan tidak memberi tahu ku kapan akan pulang" Jelas Jennie.

"Boleh aku masuk?"

"Ya??, Silahkan..."

Wanita itu masuk dan duduk di sofa villa ini, Itu Prempuan yang bertemu dengannya tadi pagi saat di bandara. Apa yang ingin wanita ini lakukan, Pikir Jennie. Astaga! Betapa bodohnya dia saat menyadari kembali pesan Roseane untuk tidak membukakan pintu kesembarang orang.

"Lanjutkan saja kegitanmu, Tenang aku tidak berniat jahat padamu" Ucap Wanita itu yang seolah tau gelagat dari Jennie.

Jennie kembali duduk, Dan kembali memakan makananya. Tanpa ia sadari jika Wanita cantik yang duduk di sofa itu terus memandanginya dengan pandangan yang sulit di artikan. "Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Jennie memalingkan wajahnya menatap Wajah milik Jisoo.

"Sepertinya tidak" Jawab Jennie, Seumur hidupnya ini Jennie sama sekali tidak pernah bertemu sosok wanita itu.

"Tapi aku merasa jika kita sudah saling kenal dan sangat dekat, Jennie?"

Uhukkk...

Jennie tersedak makanannya, Dengan cepat Jisoo membukakan sebotol air mineral dan memberikannya pada Jennie. "Mungkin hanya perasaanmu saja... Nona" Bagaimana bisa Jisoo mengetahui namanya? Sedangkan mereka belum berkenalan satu sama lain.

"Kau benar mungkin hanya perasaanku saja, Panggil aku Jisoo. Tidak perlu seformal itu" Jennie mengangguk paham. "Kau mengingatkan ku pada seseorang..." Lanjut Jisoo, Jennie hanya menujukan senyumannya. Mencoba agar tetap tenang, Karena jujur Jennie sangat tidak nyaman saat berada di sisi orang yang baru ia kenal, Terlebih pada orang yang tentu berbeda kasta dengannya.

Jambi, 26 Mei 2022

Young Wife✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang