Jennie menetap di sebuah perumah yang cukup sederhana, Padahal Jisoo dan Ibunya sudah menawarkan Jennie untuk tinggal bersama dengan mereka. Tapi bagaimanapun juga Jennie akan tetap memilih untuk tinggal secara mandiri, Dia tidak ingin bergantungan pada siapapun.
Pagi ini, Jennie memutuskan untuk keluar mencari bahan makanan. Mau dalam kondisi apapun Jennie butuh makan untuk bertahan bersama anaknya. Jennie bangkit dari duduknya, Wanita cantik ini meraih tas dan juga ponselnya. Setidaknya dia masih memiliki tabungan yang cukup untuk menampung hidupnya beberapa tahun kedepan.
Saat Jennie membuka pintu hendak keluar, Disaat itulah Jennie terkejut saat mendapati sosok pria bertubuh tinggi nan kekar yang menghalangi jalannya. Jennie memilih untuk mengabaikannya, Dan memilih untuk kembali masuk kedalam. Melihat wajah itu kembali membuat kesedihan Jennie muncul. Bahkan kini Wanita ini sudah meneteskan air matanya.
"Apa yang kau lakukan!"
Jennie menatap tidak percaya pada pria itu yang telah lancang memasuki kediamannya, Sedangkan yang dilakukan pria itu hanya menatap seluruh penjuru ruangan ini.
"Jen, Sungguh bukan aku yang--"
"Sudahlah, Semua kalimat yang keluar dari mulutmu hanya sebuah omong kosong" Roseane, Terdiam. Apakah sekecewa itu Istrinya ini? Rose berani bersumpah jika bukan dia yang melakukan hal keji itu. Rose juga tidak akan tega melakukannya, Terlebih ia mengetahui jika Istri dan Anaknya ada di dalam sana.
"Aku harus berbuat apa agar kau bisa percaya denganku? Aku bersumpah secepatnya aku akan menemukan pelakunya" Rose mengenggam erat kedua tangan milik Jennie. Pria ini terlihat bersungguh-sungguh dalam mengucapkan kalimatnya.
"Roseane Alexzyander... Jangan mencari orang lain atas kesalahanmu!" Jennie menghentakkan lengan itu dengan kasar, wanita ini begitu terlihat marah dan kecewa. Terlihat dari cara ia memanggil nama lengkap dari sumainya itu.
"Beri aku waktu untuk membuktikannya, Jika benar bukan aku yang melakukannya. Maka kau harus ikut aku kembali, Dan tinggal kembali bersamaku" Jennie menatap penuh kedua bola mata yang tampak kelelahan di hadapannya itu.
"Tiga hari... Tidak ada penawaran" Roseane tersenyum, Ia sungguh akan membuktikan hal itu. Dengan senang pria arogan ini memeluk erat tubuh mungil itu.
"Terimakasih telah memberikanku kesempatan untuk membuktikan semuanya..." Jennie hanya diam, Namun air matanya terus mengalir.
Wanita ini terlihat begitu stres dan tertekan atas apa yang menimpa dalam beberapa hari ini. Pelukan terlepas, Roseane menatap penuh wajah yang sudah berubah sedikit pucat di hadapannya ini. Dia memegang kedua pipi bulat itu yang terasa dingin.
"Ada apa?" Tanya Roseane lembut.
Jennie masih diam, Satu tangan wanita itu memegang salah satu tangan Roseane yang berada di pipinya. Sedangkan satunya sudah ia bawa menuju perut buncitnya. "Jen?" Lanjut Roseane yang terlihat khwatir.
"Rose... Perutku sakit..."
Roseane mengerutkan dahinya bingung, Wanita ini tidak berbohong karena terlihat jelas jika kini Jennie sedang menahan rasa sakitnya. "Awww!" Wanita itu bertumpuan pada tubuh kekar milik Roseane.
Roseane panik sungguh, Bahkan kini kedua bola matanya sudah membulat terkejut saat melihat sebuah cairan merah pekat yang membasahi kaki putih Istrinya ini. "Kita kerumah sakit!" Dengan gerak cepat Roseane mengendong tubuh mungil yang kesakitan ini. Dan di saat inilah Jennie mulai tersadar jika dirinya tidak akan bisa jauh dari pria ini.
Tidak... Wanita ini tidak boleh kenapa-Kenapa...
..........
Mereka sudah sampai di rumah sakit milik keluarga Alexzyander, Roseane terlihat sangat setia menemani Jennie yang bahkan kini sedang di tangani oleh dokter kandungan khusus yang Roseane sediakan untuk istrinya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife✔
FanfictionSeorang Alexzyander Roseane putra dari seorang pengusaha sukses yang sangat terkenal di berbagai maca negara, , Terpaksa harus menikahi seorang gadis muda berusia 20 tahun demi melengkapi wasiat yang di berikan oleh sang Ayah untuk mengambil ahli se...