"Gak jisung! Bunda gak bakal pernah merestui kalian. Kamu gak ingat ya sung gimana keluarga mereka memperkecilkan kita waktu itu? Terus kamu mau nikahin anak nya?"
"Bunda plis, restuin jisung sama chenle."
"Gak jisung! Lagian kenapa kalian tiba-tiba mau nikah. Bunda gatau kalau selama ini kalian pacaran?"
"Bunda-"
"Bunda gamau tau ya, kalau kamu benar-benar pengen nikah sama anak itu, kamu bukan anak bunda lagi!"
"Bunda.."
...
"Gimana sung? Bunda kamu restuin?"
Jisung menggelengkan kepala nya. Melihat wajah chenle yang berubah sendu langsung dia menggenggam tangan mungil itu.
"Gak, tapi kamu jangan khawatir ya? Aku bakal tetap nikahin kamu."
Chenle yang mendengar itu memeluk jisung.
"Terima kasih jisung. Kamu emang laki-laki baik."
Jisung yang kaget di peluk secara tiba-tiba juga kini membalas pelukan chenle.
"Sama-sama."
...
"Lo tekad banget sung mau nikah sama chenle."
"Iya Jen."
"Emang benar?" kaget Jeno.
"Iya, gue serius."
"Terus bunda lo gimana?"
"Itu yang gue pusing, bunda gak restuin gue sama chenle."
"Gimana mau restuin sung, lo juga tau kan Nyonya Zhong itu gimana? Lagian lo sama bunda lo udah pernah dipermalukan sama Nyonya Zhong itu. Lagian pula, kok lo tiba-tiba aja mau nikah sama chenle?"
"Emangnya kalian pacaran?" soal Jeno lagi.
'Masa aku harus bilang yang sebenar nya?' batin jisung.
"Woi!"
"Yak, kaget tau!"
"Ya elah, gue nanya malah bengong."
"Lo nanya apaan sih? Gue kagak dengar."
"Gue nanya sejak kapan lo sama chenle itu jadian."
"Erm, udah lama kok. Cuman diam-diam aja." jawab nya.
"Yang benar lo, emang tipe-tipe chenle itu kayak lo ya?"
Sontak Jeno menampar mulut nya yang sering keceplosan itu.
"Bukan maksud gue kek gitu sung, lo juga tau kan chenle itu demand anak nya, orang nya mana kaya raya lagi. Masa dia suka sama orang-orang biasa kayak kita. Maaf dong kalo gue buat lo terasa." ujar Jeno serba salah. Iya, dia aneh aja. Kek tiba-tiba aja si chenle itu mau nikah sama jisung.
" Gak papa kok Jen, gue juga gak tau. Nganggep aja jodoh. "
Jeno mengangguk. Iya, mungkin ini takdir mereka berdua. Aturan Tuhan siapa yang tahu. Iya kan?
" Iya sih, kalo udah jodoh pasti gak ke mana. Terus gimana bunda lo? "
"Gue juga kagak tau. Pusing nih."
...
"Maaf ya sung karena libatkan kamu."
"Gak papa kok. Aku bakal terus bujuk bunda ku agar restuin kita ya. Mommy sama daddy kamu gimana?"
Chenle menggelengkan kepala nya sembari menunduk.
"Daddy mengusir ku." jawab nya lemah.
"Terus kamu sekarang tinggal di mana?"
"Di rumah teman ku. Tapi aku gak bisa selama nya netap di sana."
Chenle mengeluh. Lagi dan lagi.
"Kamu sama Lami gimana sung?"
"Lami?"
"Iya, bukannya kalian pacaran?"
"Gak kok, siapa yang bilang kita pacaran. Lami suka kan orang lain. "
"Oh maaf ya, aku gatau."
"Gak papa kok, kamu ga salah apa-apa. Chenle, kamu tenang aja ya. " ucap jisung sembari menangkupkan wajah chenle.
...
"Bunda.. "
"Ada apa? " jawab Nyonya Park acuh.
"Bisa ya bunda restuin jisung sama chenle?"
"Berapa kali bunda mau bilang park jisung, sampai kapan pun bunda gak bakal restu. Sakit hati bunda belum ampuh dengan apa yang Nyonya Zhong itu lakuin ke keluarga kita."
"Tapi bun-"
"Tapi apa?! Kamu cinta kan anak nya!?"
"Ya udah bunda restuin, tapi kamu jangan pernah jejak lagi ke rumah ini." ujar Nyonya Park dan setelah nya berlalu pergi dari hadapan anak nya.
...
"Maaf ya le, cuman rumah kecil doang yang aku bisa kasi ke kamu untuk waktu ini."
"Gak papa kok sung, ini aja lumayan kok."
"Nanti kalo uang aku udah cukup, aku beliin rumah baru ya?"
Chenle mengangguk sembari senyum.
"Aku lapar sung."
"Oh iya, ntar ya aku beli makanan di warung depan."
"Oke, jangan kelamaan ya sung. Aku takut."
Jisung mengacak surai istri nya gemas.
"Sebentar aja kok."
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Fanfiction'Bukan aku ga tau kalau kau ga mencintai ku, tapi aku hanya belum bisa melupakan mu.' 'Aku ga berharap kau membalas cinta ku, cukup jangan membenci ku.' 'Mencintai mu tiba-tiba, kehilangan mu juga tiba-tiba.' 'Maafkan aku karena terlalu mencintai mu...