"Apa kamu ga kangen sama anak kita dad?" soal Nyonya Zhong menghampiri Tuan Zhong yang lagi di kasur. Seperti biasa runitas sebelum tidur, Tuan Zhong bakal menghabiskan kira-kira tiga puluh menit dengan membaca sebelum masuk tidur. Membaca buku yang entah apa isinya.
Tanpa memaling kan wajah ke arah sang istri dia justru menyoal balik..
"Anak kita?"
"Iya dad Zhong Chenle, satu-satunya putra kita. Kamu jangan pura- pura menyoal kek gitu." ujar Nyonya Zhong yang kedengaran sedikit kesal.
"Aku ga punya anak." malah jawaban yang diterima membuat Nyonya Zhong benar-benar kesal. Mana riak wajah Tuan Zhong keliatan tiada rasa bersalah.
"Kamu keterlaluan dad! Andai aja terjadi sesuatu sama anak aku, aku ga bakal maafin kamu. Jangan pernah menyesal itu."
...
"Eh sadar gak chenle udah lama ga hang out bareng kita?" soal Haechan menatap dua lagi teman nya.
"Iya sih, lo ada hubungi dia gak?" soal Renjun pula.
"Ada tapi ga di angkat."
"Iya gue juga kemarin hubungi dia mau ajak ke klub bareng tapi ga di jawab juga."
"Mungkin dia sibuk kali."
"Iya, positif thinking aja."
"Lagian kan daddy nya kasih dia proyek baru. Mungkin dia lagi sibuk ngurusin proyek itu."
"Iya, benar juga Na."
"Ya udah, yuk kita ke klub. Gue udah kangen banget sama bang Mark." ujar Haechan teruja memikirkan kekasih hatinya. Padahal baru dua hari ga ketemu loh chan.
"Iya, gue juga kangen sama Linlin gue. Belakangan ini banyak banget kerja nya. Udah dua hari badan gue pegal-pegal. Bos Jaehyun itu suka banget ngebuli gue, nyuruh gue ngelakuin segala hal. Udah gue-"
"Udah-udahan dulu omelnya injunie."
"Na, mau ngikut kita gak?"
"Boleh aja"
...
"Tante, sini Nono bantuin tante." ujar Jeno yang pengen menolong Nyonya Park menjual ikan-ikan nya.
"Gak usah, harus nya si jisung anak gatau diri itu yang nolongin tante." jawab bunda jisung kesal. Dia sedang mengatur ikan-ikan itu di meja jualan nya.
"Ga papa lah tante, kan jisung lagi-"
"Lagi apa?! Bercinta sama anak orang kaya itu?!" ujar Nyonya Park yang menyoal dengan sedikit teriak.
"Kok tante marahin Nono sih."
"Terus mau marahin siapa?! Anak itu ga ada di sini. Kalau aja jisung itu di depan tante sekarang ini, tante bakal nyumbat- nyumbat isi perut ikan itu ke dalam mulut nya!"
"Marah banget tuh tante, ga baik atuh kek gitu ke anak sendiri. Kotor tau isi ikan nya."
"Biarin aja, tante masih sakit hati tau saat jisung ninggalin tante demi orang lain." ujar Nyonya Park lagi yang seperti mengomel.
"Kamu ngapain di sini? Ga kerja apa?" soal nya lagi.
"Hihi, aku kann pengen nemanin tante~"
Nyonya Park memutar bola mata nya ke atas.
"Kamu kira tante gatau kalau jisung yang nyuruh kamu agar membujuk tante buat terima istri nya? Gak bakal Nono. Sampai kapan pun tante ga bakal terima mereka! Inget ya, jisung itu lebih memilih orang asing dari bundanya sendiri!"
"Yah tante, kan udah jodoh tan." ujar Jeno yang masih lagi membujuk. Jeno emang udah dekat banget sama keluarga jisung, bahkan bisa dikatakan tiap waktu loh dia ke rumah jisung buat makan. Nyonya Park juga udah nganggep anak jirannya itu kaya anak sendiri. Lagian ibu nya Jeno udah ga ada sedari kecil. Anak itu cuman punya ayah. Jadi, Nyonya Park juga sering masak buat mereka dua beranak itu.
"Jodoh apa jodoh?! Yang penting, jisung itu lebih mentingkan anak itu!"
'Aduh, hati bunda lo emang keras sung kaya kepala lo'
...
"Chenle?"
"Eh itu chenle~ Chenle ya~~"
"Yak yak haechan-ah, jangan gerak-gerak" ujar Mark yang kewalahan dengan kekasih nya.
"Tapi aku liat chenle markeu ~"
"Kamu lagi mabuk sayang, ayuh aku hantar kamu ke rumah." ujar Mark yang masih memapah Haechan ke mobil nya.
Sementara Renjun juga dipapah oleh guanlin. Mabuk berat banget dua anak itu."Na, lo mau ikut ga?"
"Ga papa, gue pulang sendiri aja."
"Ya sudah, hati-hati ya. Pulang terus ke rumah. Jangan ke mana-mana."
"Iya-iya"
'Chenle sama jisung?'
.
.
.Iya, apa yang Haechan liat barusan emang benar. Itu chenle sama jisung. Jaemin juga melihat mereka berdua.
"Gimana enak?" soal Jisung sembari gemas melihat istri nya yang asik makan buah mangga yang mereka baru beli tadi.
"Hum, mau lagi sung!"
"Iya-iya nih, makan yang banyak ya sayang~"
Jisung kemudian mencubit kecil pipi gemuk chenle.
Barusan chenle tiba-tiba aja bilang kalo dia lapar buah mangga. Di mana coba mau ketemu manusia yang menjual mangga malam-malam kek gini. Kalo ga di beliin, ya ngambeklah. Untung aja ada. Chenle senang banget loh setelah ketemu buah itu. Syukur deh.
.
.
."Makasih ya sung udah beliin buah mangga nya." ujar chenle sembari memeluk lengan jisung di samping nya.
"Iya sayang, apa aja buat mu. Ga tega sih liat wajah lucu ini kek mau nangis." Jisung menoel ujung hidung chenle dengan jari nya.
"Ga kok, siapa yang nangis?"
"Kamu"
"Gak, aku ga nangis!"
"Iya-iya aja, udah yuk tidur."
Jisung menarik selimut tebal menutupi mereka berdua.
"Jisung.."
"Iya sayang" saut jisung yang sudah menutup mata nya.
"Mau aiskrim"
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Fanfiction'Bukan aku ga tau kalau kau ga mencintai ku, tapi aku hanya belum bisa melupakan mu.' 'Aku ga berharap kau membalas cinta ku, cukup jangan membenci ku.' 'Mencintai mu tiba-tiba, kehilangan mu juga tiba-tiba.' 'Maafkan aku karena terlalu mencintai mu...