🌹6🌹

42 4 0
                                    

"Sayang, makan dikit yaa?"

"Aku gak selera jisung, mau muntah."

"Uw-" chenle menekup mulut nya dan berlari ke wastafel.

Jisung langsung mengekori dan mencuci muntahan itu di bibir chenle.

"Udah mending? Hmm?"

Chenle mengangguk lemah. Kepala nya terasa pusing banget. Dia menyandarkan kepala nya pada dada bidang si suami.

Setelah beberapa detik, jisung menggendong chenle ala bridal style membawa ke kamar mereka.

"Jangan pergi sung." ujar chenle lemah sembari menarik lengan jisung yang pengen pergi.

"Aku mau bikin teh hangat aja kok, bentar aja ya." Sebelum pergi, dia sempat mengelus surai istri nya.

                               ...

"Jisung."

"Iya sayang."

"Aku cantik gak?"

Jisung tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Kenapa sayang nanya gitu?"

"Ihhh, kok di tanya balik?"

"Oke-oke, cantik lah. Kan istri nya jisung."

"Benaran?"

"Iya lah." Jisung mencubit sebelah pipi chenle gemas.

"Mau peluk sung~"

"Kok istri ku manja banget hari ini hmm?"

"Gatau. Sini dong ~" rengek chenle sembari merentangkan tangan nya.

"Iya-iya. Istri ku manis banget hari ini."

"Iya dong, istri kamu."

.
.
.

'Eung~' erang jisung yang baru terjaga dari tidur.

Dia melihat jam di tembok. Udah jam 3 siang.

Chenle masih aja tidur nyenyak dalam pelukan nya.

Jisung mengukir senyum melihat wajah putih nan bersih istri nya.

"Jisung.." ucap chenle yang terjaga dari tidur.

"Hmm?"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam tiga."

"Oh. Kok kamu natap aku kek gitu?" soal chenle melihat jisung yang sedari tadi asik menatap nya.

"Kamu cantik."

Chenle langsung meletakkan jari telunjuk nya di bibir suami.

"Jangan manis gitu bisa gak?"

"Kamu yang manis sayang." ucap jisung di balik jari kecil istri nya.

"Ada-ada aja."

"Sayang gamau makan?"

Chenle menggeleng kepala nya.

"Sayang, kalo kamu gamau makan ntar kamu sakit gimana? Kasian bayi nya lapar. Hmm?" soal jisung lembut sembari melirik ke perut istri nya.

"Aku ga lapar sung."

"Aku suap ya? Mau? Kamu bilang mau makan apa?"

"Eumm, aku mau kimchi jigae."

"Boleh sayang. Bentar ya aku masak."

"Eitss, emang kamu bisa masak?"

"Bisa lah, ini jisung park mah." ujar jisung bangga.

"Yah, pede banget."

"Hehe, sayang tunggu di sini aja ya."

"Oke."

.
.
.

"Gimana? Enak?"

Chenle mengangguk laju. Iya, ini kimchi jigae yang terenak yang pernah dia makan. Atau apa karena dia ngidam ya?

"Makan pelan-pelan dong sayang. Gak kemana-mana kok makanan nya."

"Tapi ini enak banget sung, gak nyangka aja kamu bisa masak."

"Aku udah bilang bukan? " ujar Jisung sembari mengangkat alis nya bangga.

Chenle tidak membalas malah menikmati makanan yang di masak jisung dengan lahap.

"Jisung, yuk nonton?"

"Kamu mau nonton apa?"

"Mmm, horror aja deh." ujar chenle yang mengusul.

"Yakin? Ntar takut gimana?"

"Gak kok, nyali ku tinggi ya." balas chenle yang gamau kalah.

"Masa? Ntar kamu malah meluk-meluk aku sampai sesak." goda jisung.

"Yak, siapa yang mau meluk kamu?"

"Siapa ya barusan mau meluk aku? Rengek-rengek ke aku nyuruh peluk dia?"

"Diam jisung."

.
.
.

"AAAAAAA!!! Kok hantu nya kek gitu? Seram deh"

"Diamlah sung, aku gak bisa fokus."

"AAAAAAAA!!! Dia datang dari mana?"

"Dia hantu sung"

"AAAAAAAAAA!!!! Plis deh jangan gangguin anak itu. Kasian dia." ujar jisung yang menghayati movie yang mereka nonton.

"Ya ampun sung, bisa diam bentar gak."

"AAAAAAAAA!!!!"

"AAAAAAAAA!!!!" teriak jisung yang gamau berhenti di balik bantal yang dia pake buat menutup separuh wajah nya.

.
.
.

"Fuh." ujar jisung lega sebaik sahaja movie nya selesai.

"Capek teriak-teriak ?" sindir chenle. Iya sih, siapa yang takut di sini sebenar nya. Setiap kali hantu nya keluar jisung malah teriak-teriak ga jelas. Mana keras lagi teriakan nya.

"Hehe, gak kok sayang. Itu cuman akting doang." Jisung menggaru kepala nya yang tidak gatel.

"Cimin ikting diing."

"Gak baikloh sayang kek gitu ke suami sendiri."

"Gak papa dong sesekali."

"Eh sayang mau ke mana?" soal jisung usai melihat chenle berdiri.

"Mau tidur lah sung, udah jam 12."

"Ohh iya, kelupaan. Yuk-"

"Aaaaaahhhhh-" teriak chenle saat kaki nya tiba-tiba kesadung sesuatu.

Untung aja jisung gercep menangkap nya.

Dan sekarang chenle jadi terjatuh ke atas jisung dengan wajah mereka yang bisa dikatakan sangat dekat. Netra kedua nya membulat.

Waktu seperti berhenti berdetik.

" Ji-"


Bersambung~

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang