🌹5🌹

46 5 0
                                    

"Sayang mana-"

Jisung membuka laci lemari buat ambil sesuatu tetapi netra nya membulat saat terlihat sebotol obat.

"Ji, ketemu gak barang nya?"

Chenle yang sadar langsung mengambil obat itu dari tangan suami nya.

"Sayang, kamu dapat obat itu dari mana?" Iya, jisung tau obat itu.

"Gak perlu tau jisung."

"Sayang, kembali kan obat nya."

"Ga mau."

"Sayang, plis kasian bayi itu. Kamu gak berniat membunuh nya kan?"

"Aku gamau jisung, aku gamau anak ini! Anak ini gak sepatutnya ada!" teriak chenle sembari memukul perut nya yang masih rata.

Jisung langsung memeluk istri nya dari terus memberontak. Dielus punggung chenle lembut sembari mengecup kepala nya berkali-kali.

"Aku takut jisung-aa~ hikss.."

"Sayang, sayang dengarin aku. Gak papa-gak papa, bayi nya gak bersalah. Lagian kamu sekarang kan punya aku. Aku bakal ada dengan mu sampai kapan pun.Hmm?"

"Tapi kamu bukan ayah nya jisung, aku merasa bersalah karena kamu yang harus nanggung, hikss.. "

Jisung kemudian menangkup wajah chenle yang masih sesenggukan.

"Sayang, aku gak peduli hal itu. Kita bakal menjaga dan besarin dia sama-sama ya. Aku janji bakal menjaga kalian. Sayang plis jangan kek gini lagi ya?" ujar jisung lembut langsung membawa chenle ke dalam pelukan hangat nya lagi. Chenle masih aja terisak.

Iya, kadang chenle bakal begitu. Dia masih ga bisa terima dengan kehadiran bayi malang itu dalam perut nya. Dia juga sering memberontak secara tiba-tiba dan saat itu juga jisung selalu ada buat tenangin dia.

"Kamu jangan ninggalin aku ji."

"Iya sayang, aku ga bakal pernah pergi dari mu."

                               ...

" Sayang, kenapa gak di makan makanan nya? Gak enak? Hmm? "

" Gak kok, cuman aku sedikit bosan. "

" Bosan hidup dengan ku? "

" Bukan itu maksud ku ji, cuman aku kangen teman-teman."

"Oh, kalau sayang mau ketemu mereka, aku ijin kok."

"Benar ji?" soal chenle dengan netra yang berbinar. Dua detik kemudian senyuman nya hilang lagi.

"Tapi.."

"Tapi kenapa sayang?"

"Mereka gatau kalau kita udah nikah."

"Bilang aja ke mereka yang kamu udah nikah dengan ku."

"Terus, anak dalam kandungan ku?"

"Sayang, kita kan udah menikah. Aku itu suami mu justru itu secara tidak langsung aku adalah ayah nya. Jadi nya anak dalam kandungan mu itu adalah anak kita."

Chenle mengukir senyum saat mendengar ucapan tulus jisung.

                               ...

"Yo Zhong Chenle lo ke mana aja akhir-akhir ini, kita gak ketemu lo di klub juga." sapa Haechan saat mereka berempat lagi berkumpul di kafe.

" Iya, hilang kayak halimunan lo."

"Emangnya, gue harus ke klub ya tiap hari?"

"Yak, gak salah kan apa yang gue dengar? Zhong chenle yang dulu nya tiap malam mabuk-mabukan ngomong kek gini?"

"Hey, lo udah taubat ya le?"

"Hmm, lagian gue udah menikah."

Langsung si Haechan menyemburkan air latte yang baru di hirup.

"Kok bisa?! Kapan?! Sama siapa?! "

"Iya le, tega lo ya gak jemput kita."

"Iya sih, kita ini teman rapat lo tau." kesal Jaemin pula.

Setelah nya chenle menceritakan gimana dia bisa menikah dengan jisung dan memilih untuk belajar hidup susah.

.
.
.

"Lo gak bisa bohong kita le, kita itu udah tujuh tahun temanan. Lo gak cinta kan jisung kan? Lo pasti sembunyiin sesuatu dari kita." ujar Jaemin tiba-tiba.

"Iya, jisung itu bukan tipe-tipe lo sih."

"Lagian, kenapa juga lo mau belajar hidup susah. Udah asal kaya raya."

"Hiks.."

"Loh-loh kok nangis le?"

"Emang kita salah ya?"

"Kita gak marah lo kok mau nikah sama jisung atau gak jemput kita, kita cuman mau nanya-"

"Aku di usir dari rumah, hikss.."

"Loh kenapa le?!"

"Aku.. aku hamil."

"Apa?! Anak nya jisung?! Kok bisa?!"

"Bukan chan, hikss.."

"Jangan bilang anak mantan pacar lo ya?"

"Gak deh injun, soal nya sungchan sama chenle kan udah lama pisah."

"Kalian bisa gak berhenti ngomong bentar, biar chenle aja." tegur Jaemin. Dua sahabat nya itu emang kepo banget.

"Iye-iye maap cui."

"Gue gatau anak siapa. Saat gue dapat tau kalau gue hamil, gue takut.  Terus saat daddy tau, dia langsung usir gue karena bilang gue udah keterlaluan. Gue hanya pikir mau bunuh diri waktu itu, tiba-tiba jisung datang buat selamatkan gue dan minta gue ceritain ke dia. Dan dia bilang mau nikah sama gue, hikss.."

"Udah dong le, jangan nangis.."

"Iya, semua nya udah jadi. Lagian bukan salah lo, laki-laki brengsek itu juga salah."

"Terus lo nikah sama jisung udah berapa lama?"

"Udah lebih sebulan."

"Ya ampun le, kok lo rahasiain ini dari kita?"

"Gue gatau mau mulain dari mana."

"Gak papa kok le, kita ngerti. Nanti juga orang tua lo pasti bisa terima lo lagi."

"Iya, mereka cuman shock aja. Ortu mana yang gak sayang kan anak nya. Lagian jisung itu baik. Dia pasti bisa jaga lo."

"Jadi nya lo tinggal di mana sekarang?"

"Di rumah nya jisung. Dekat-dekat ini aja."

"Lo ngapain aja sebulan ini le?"

"Gue di rumah aja."

"Jisung ga marahkan kita ketemu lo?"

"Ga kok, dia juga lagi kerja."

"Kalo gitu yuk kita shopping sekalian nonton. Ada cerita baru loh." usul Haechan.

"Iya bagus juga, le udah deh jangan murung kek gitu. Ga baik loh buat bayi lo."

"Tapi sekarang gue ga punya uang."

"Kenapa?"

"Daddy ambil semua kartu serta black card gue. Mobil gue juga."

"Ya ampun, Tuan Zhong emang tegas. Ga papa deh. Kan ada kita le. Kita itu temanan lo, hal uang itu gampang kok. Yuk."

"Iya le, kita bisa aja pake kartu nya haechan." ujar Renjun yang pengen membujuk chenle.

"Yak, kai bai bok aja!" bantah haechan yang tidak terima. Tiba-tiba aja nama nya di petik.

"Kai baik bok!"

"Bok!"

"Yahuu, haechan ie yang belanja. Makasih ya beruang coklat~" teriak Renjun senang.

Chenle dan Jaemin juga ikut tersenyum meliat dua teman mereka itu. Renjun yang lagi senang manakala haechan cemberut.




Bersambung~

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang