🌹3🌹

57 8 0
                                    

"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya."

"Iya, nih, bekal nya. Maaf ya aku cuman bisa masak segini." ujar chenle sembari menghulurkan sebungkus plastik makanan. Iya sih, dia itu gak pernah masak. Masuk dapur aja gak. Semua nya bibik Zhong yang sediakan.

Jisung mengacak surai milik istri nya.

" Gak papa kok sayang, ini aja enak banget malah. "

" Ah, gombal. Palingan bisa di makan aja. " Chenle cemberut kan bibir nya.

"Gak kok, emang sedap atuh." puji nya lagi. Ga salahkan mau muji-muji istri sendiri.

"Iya, makasihhh~"

"Aku pergi dulu. Kamu hati-hati ya di rumah."

"Apaan sih, di rumah doang kok. Kamu hati-hati ya di jalan." balas chenle balik.

"Oke, da~"

"Da~"

.
.
.

Chenle yang gatau mau ngapain duduk di ruang tamu sembari menonton tv yang ukuran nya emang jauh lebih kecil dari milik nya di mansion dulu.

"Daddy~plis jangan buang Lele dad~"

"Pergi chenle, daddy udah banyak manjain kamu sehingga kamu jadi kek gini."

"No dad~hikss.."

"Kamu pergi cari ayah kepada anak yang kamu kandung."

"Lele gatau dad, tapi Jisung mau nikahi lele."

"Pergi hidup dengan nya, jangan jejak lagi ke sini."

"Dad, Lele minta ampun."

"KELUAR ZHONG CHENLE! KAMU MAU NGAPAIN KEK NIKAH KEK DADDY UDAH GAK PEDULI! UNTUNG AJA MASIH ADA LAKI-LAKI YANG MAU TERIMA KAMU."

"Daddy.."

"Daddy, jangan gitu dong. Kan lele udah mau nikah, jadi orang-orang gak bakal tau soal anak di luar nikah itu." ujar Nyonya Zhong yang membela anak nya.

"Gak, apa yang anak kamu lakuin itu tetap salah. Dan harus di hukum. Kita gak boleh terus-terusan membela dia." ujar Tuan Zhong tegas.

"Gak papa mom dad, lele bakal pergi." ujar chenle nanar sembari menarik koper nya keluar dari mansion Zhong.

Nyonya Zhong pengen mengejar tetapi di halang oleh Tuan Zhong yang ego nya setinggi langit.

"Kamu kenapa sih dad? Kasihan anak kita."

"Dia harus di hukum mom. Apa yang dia lakukan itu salah."

"Tapi anak kita gak pernah hidup susah, gimana kalau dia gak tahan hidup sama jisung."

"Dia harus belajar susah senang bersama suami nya."

Chenle langsung menggelengkan kepala nya saat mengingat peristiwa itu. Saat ini usia perkahwinan mereka baru seminggu. Walaupun rumah tangga mereka tidak berdasarkan cinta, tapi kedua-dua nya pengen berikan sisi terbaik buat satu sama lain dan pasti cinta itu bakal hadir dengan sendiri nya.

'Tega banget daddy usir aku. Andai aja bayi ini gak wujud.'

.
.
.

"Sayang." Jisung mengelus lembut pipi si istri dengan jempol nya.

Chenle yang sadar itu langsung membuka netra nya.

"Eh jisung, kamu udah pulang?"

"Iya sayang, kok kamu tidur di sini. Hmm?"

"Aku nungguin kamu." jawab chenle dengan separuh mata nya yang ketutup.

Jisung yang gemas itu langsung mencubit kecil pipi gembil istri nya.

"Aku udah nyiapin makan malam, yuk makan."

"Yuk."

.
.
.

"Hey, ngapain?" soal jisung yang kini memeluk chenle dari belakang. Menempatkan dagu nya nyaman pada pundak si istri.

Barusan dia terjaga dari tidur karena dahaga terus dia sadar chenle gak ada di samping nya.

Chenle yang sedikit kaget dengan perlakuan jisung mendadak beku.

" Aku ga bisa tidur." jawab nya kemudian.

"Kenapa? Mikirin soal Nyonya Zhong sama Tuan Zhong?"

Chenle mengangguk lemah.

"Sayang mau ke sana? Mau ketemu mereka?"

"Gak ah jisung, daddy yang mengusir ku. Kalau dia kangen sama aku, dia pasti mencari ku. Bunda kamu gimana?"

"Aku minta Jeno membujuk bunda ku. Kamu jangan khawatir, lambat laun bunda pasti bisa terima kamu sebagai menantu nya."

"Maafkan aku ya jisung."

Jisung membalik badan chenle agar menatap nya. Dia kemudian menangkup wajah si mungil dengan kedua jempol nya mengelus kecil pipi gembil itu.

"Kenapa minta maaf? Hmm?"

"Karena aku, hubungan kamu sama bunda jadi kek gini." ujar chenle yang menunduk.

"Sayang, kan aku sudah bilang kalau ini semua suratan takdir. Dan takdir ini membawa kamu ke aku. Nanti juga bunda pasti bisa terima semua nya. Ya?"

Chenle mengangguk lagi tetapi kini dengan harapan. Harapan yang semuanya bakal baik-baik aja ke depannya.

"Ya sudah, sekarang tidur lagi ya?"

"Iya."




Bersambung~

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang