"Jisung ~"
"Iya sayang, kenapa?"
"Bisa ga aku mau keluar?"
"Jam berapa?"
"Jam dua sore"
"Sama siapa?"
"Sama teman lah ji, bisa ya?"
"Ya udah, bisa aja kok"
"Yeay, makasih ya ji~"
...
"Halo le, lo ada di rumah?"
...
"Lah ke mana?"
...
"Ciee~ dating sama suami lo ya cie~"
...
"Loh terus?"
...
"Hmm, kita baru aja mau ngajak lo nonton."
...
"Kita lagi bosan nih ~"
...
"Iya-iya, kita pikir lo lagi di rumah."
...
"Ya udah gue letak nih, da~"
"Gimana? Dia mau ikut?" soal Jaemin menatap Renjun yang baru habis teleponan sama chenle.
"Gak, dia lagi di luar."
"Oh bagus deh kalo gitu, gue takut dia masih sedih aja."
"Iya, gue juga sedih setelah tau kalo Haera udah ga ada. Apalagi chenle sebagai ibu nya, pasti sedih banget."
"Siapa Haera?"
"Ponakan kita lah"
"Yak, enak aja mau namain anak chenle. Lo itu cuman tantenya aja. Biarin deh Jisung sama chenle yang kasi nama." marah renjun.
"Benar kata renjun" ujar Jaemin yang mengiyakan kata teman nya.
"Biarin deh, Haera kan nama yang kiyowo."
"Gak, itu jelek. Kasi nama yang bagus dikit dong kaya Rensyin." usul Renjun pula.
"Eyy, lebih jelek tau!"
"Yak, kalian berdua sama aja!"
...
'Chenle, kamu ke mana sih?' gumam jisung yang lagi bolak-balik di ruang tamu.
Kemudian, dia melihat lampu mobil di luar rumah nya dan segera melihat.
"Chenle?! Makasih ya pak." ucap nya kepada supir taksi yang membawa chenle ke rumah mereka.
Jisung langsung membawa istri nya ke kamar mereka.
"Chenle, kok kamu mabuk-mabukan kek gini?" soal jisung berharap chenle menjawab. Tapi yah chenle lagi mabuk berat, dia hanya bergumam gak jelas.
Jisung membaringkan chenle di ranjang, membuka jaket dan sepatu nya. Tanpa aba-aba chenle menarik tubuh jisung dan memeluk nya. Jisung kini jadi berada di atas chenle. Dia kemudian tersenyum menatap wajah chenle yang memerah dengan netra nya yang masih terpejam. Warna merah itu keliatan jelas pada kulit putih istri nya. Gemas. Tanpa dipinta, tangan jisung naik mengelus pipi merah itu.
"Aku kangen kamu..
Sungchan."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Fanfiction'Bukan aku ga tau kalau kau ga mencintai ku, tapi aku hanya belum bisa melupakan mu.' 'Aku ga berharap kau membalas cinta ku, cukup jangan membenci ku.' 'Mencintai mu tiba-tiba, kehilangan mu juga tiba-tiba.' 'Maafkan aku karena terlalu mencintai mu...