{02}

102 12 0
                                    

Chapter 02 - "Teman?"

"Nice to meet you."
~•••~

▪︎•▪︎•▪︎

"Rachel!"

"Hah? Iya pak? Ada apa?"

"Kamu dengerin saya ngomong, apa tidak?"

"Ng.. maaf pak."

Rachel menundukkan kepala, merasa bersalah.

"Bapak suruh Jay duduk disamping kamu, biar bisa tanya-tanya soal pelajaran. Kamu ranking satu di kelas semester kemaren, kan?"

"Hah? Hm.. iyaa iya.." Jawab Rachel bingung.

"Hey, ngerti kan?-Silahkan duduk, nak."

Rachel hanya menganggukan kepala mengerti, lalu menyingkir. Mempersilakan Jay, untuk di bangku sampingnya yang bertempelan dengan tembok.

"Jay, nice to meet you." Sapa Jay. Mengulurkan tangannya, mengajak berkenalan.

"Hmm.. Rachel, nice to meet you too." Jawab Rachel. Menyambut uluran tangan Jay, diiringi senyum gugup.

"Sudah, kenalannya?"-Pak Iwan

"Eh?"-Rachel

Mendengar itu, Rachel jadi makin gugup dan menundukkan kepalanya.

"Oke, anak-anak, fokusnya sini sama bapak. Woy! Katanya hari ini mau nya bebas. Mau ngapain?"-Pak Iwan

"Jamkos!!"
"Main!"
"Kuis!"

Teriakan anak murid kelas IPA 2 seketika menggema.

"Weh wehh ssstt.. berisik. Ganggu!" -Pak Iwan

Hasil akhirnya, Pak Iwan memutuskan untuk melakukan 3 soal kuis dan barangsiapa yang bisa, akan diperbolehkan pergi ke kantin dengan izin yang nanti akan dia berikan. Tentu saja ini menarik perhatian anak kelas yang awalnya mengeluh.

"Gak bisa dibilang kuis sih sebenarnya, tapi anggap ajah begitu ya."-Pak Iwan

"Oke, pertanyaan pertama. Perhatikan ucapan bapak ya.. Bayangkan kalian menjadi supir bus, di halte pertama, 20 orang naik, di halte kedua 20 orang naik, 10 orang naik. Halte ketiga, ada seorang nenek naik. Di halte berikutnya, 7 orang turun, 3 orang naik. Nah, yang jadi pertanyaan nya, berapakah umur sang supir bus?"

Anak yang tadi serius mendengarkan pun langsung buyar dan mengerutkan keningnya heran. Mana mungkin mereka tahu itu, pertanyaan yang mustahil. Tak sedikit anak yang protes dan berkata-

"Yaah bapak.. mana kita tauu umur supirnya berapa, lah orang daritadi kita merhatiin yang naik turun bus, jugaa.."

"Hm.. gak ada yang perhatiin omongan saya berarti. Bukannya saya bilang, perhatikan ucapan saya. Tidak ada yang mengetahui jawabannya? Bapak cuma punya 3 stok pertanyaan. Kalo gak ada yang jawab, ya gak ada yang keluar."

"20 tahun." Jawab asal seorang murid.

"Salah, apa alasannya?"-Pak Iwan

Murid yang tadi asal menjawab hanya terdiam, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Setelah menghabiskan hampir 3 menit berpikir, Rachel sepertinya telah menemukan jawabannya. Diapun mengangkat tangannya, berniat menjawab.

"Pak."

"Ya, Rachel? Mau menjawab?"

"Ya, jawabannya 16 tahun." Jawabnya dengan suara yang meyakinkan, walau dalam hati dia takut salah.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang