{07}

38 7 0
                                    

Chapter 07 – "Moodku sedang tidak bagus, bisa minggir?"

"Ku bukan marah padamu. Kecewa, mungkin itu kata yang lebih tepat. Karena aku tak tau apa kata yang tepat untuk mengungkapkan, bahwa aku ini hanya menunggu penjelasan darimu, bukan drama."
~•••~

︎•▪︎•▪︎


Setelah Rachel selesai membersihkan bajunya, dia dan Yuki langsung kembali ke kelas, karena bel sudah berbunyi saat mereka masih dalam kamar mandi tadi.

"Ra!" Panggil Yuki pelan.

"Hm?" Gumam Rachel menjawab panggilan Yuki.

Rachel tak begitu fokus dengan jalannya. Sampai dia hampir menabrak seorang guru yang sedang lewat, beruntung Yuki sigap menarik Rachel.

"Lu napa sih, Ra? Ada problem?" Tanya Yuki begitu dia melihat mata Rachel yang sayu.

"Nggak, badan gua lagi nggak enak ajah dari semalem." Jawab Rachel lemas.

"Sakit? Astaga, Raa! Panas banget badan lu. Ke uks ajah ya kita." Ucap Yuki begitu dia memegang kening Rachel. Dia juga baru menyadari wajah Rachel memang keliatan lebih pucat dibanding biasanya.

Belum juga Rachel menjawab ucapan Yuki, dia malah terlebih dahulu jatuh pingsan yang untungnya dengan sigap ditangkap Yuki walau pada akhirnya dia jatuh terduduk juga.

"Yaah, Raa! Haduh.. tolong.. tolong. Aduh.. mana ini lorong sepi lagi. Udah gitu, dah masuk. Gua telpon si Lukas ajah kali ya?" Monolog Yuki, dia langsung menelepon pacarnya itu.

Tut.. tut.. tut..

"Jawab dong, Kas.. please elah! Ck." Decaknya kesal.

Tut..

"Ya halo, beb? Kalo kamu mau nanya udah diwadahin belum makanan nya, udah kok.. tenang ajah." Ucap Lukas begitu dia menjawab telepon.

"Nggak, aku gak mo nanya in itu. Kamu dimana sekarang? Kalo bisa, kamu ke lorong deket kamar mandi belakang ya.. ini Rachel tiba-tiba pingsan disini." Ucap Yuki dengan cepat karena khawatir

"Hah? Beb, kalo ngomong jan sambil ngerap dong? Apa? Rachel pingsan? Dimana? Otw!" Lukas hanya menangkap kata terakhir yang diucapkan Yuki.

"Lorong kamar mandi belakang! Cepetan!" Teriak Yuki lalu langsung mematikan telepon secara sepihak.

Yuki mencoba membuat Rachel tetap sadar, dengan sedikit menggoyangkan badan Rachel.

"Ra, please lu masih sadar? Ra! Mana panas banget lagi badan dia. Pantes dia dari tadi pagi diem mulu. Raa.." Yuki masih sibuk mencoba membangunkan Rachel.

Tak lama kemudian, Lukas datang dengan Mark juga Jay. Tanpa banyak bicara, Mark langsung membawa tubuh Rachel menuju uks.

Yuki yang masih terduduk hanya mengerjapkan mata berkali-kali.

"Gentle banget.. pengen digendong gitu juga.. kalo gua pingsan bisa gitu juga kah?" Gumam nya pelan.

"Ngapain? Ayo bangun dong, beb." Ucap Lukas menyadarkan Yuki.

Yuki menatap kesal Lukas yang hanya berdiri, dengan tangan yang berada di saku celananya, tak bermaksud menolongnya atau apa.

"Auu ahh.. kesel gua punya pacar kek lu!" Yuki menyenggol bahu Lukas keras lalu pergi mendahului Lukas yang masih berdiri bingung.

"Gua ada salah apa?" Batin Lukas. Walau dia bingung, dia tetap mengikuti Yuki menuju uks, mengikuti Mark dan Jay yang sudah mendahului mereka.

***

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang