Mendusel - duselkan hidung banggir nya ke hidung si beruang kutub yang masih betah berlama-lama tidur dengan memeluk boneka polar bear kesayangan nya
"Good morning baby?"
"Egh"
"Bangun yuk sudah pagi. Katanya mau olahraga. Biar enggak jadi beruang kutub benaran"
"Egh"
"Hin, udah bangun udah mau siang loh. Baby N juga pasti lapar bangun yuk biar bisa sarapan, Makanan nya sudah maid siapin"
"Hah kenapa enggak bangunin aku. Pasti Maid nya disuruh-suruh kamu issh. Kan aku aja yang mau masak!"
"Guna maid apa kalau gitu. Badan udah susah di buat jalan juga. banyakin istirahat sama olahraga ringan aja kan kata dokternya juga"
"Tapi kan"
Tay mengusap rambut new, membantu new untuk bangun berdiri karena perutnya yang besar karena kehamilan nya yang sudah masuk Minggu akhir kehamilan nya. Aktifitas yang dapat dilakukan nya pun juga jadi terbatas karena bobot tubuhnya yang nak drastis.
"Mau cuci muka."
"Ayo kekamar mandi. "
"Mau pakai lipbam juga. Tapi nya"
"Centil Banget sih ibu hamil ini. Mau ganjen sama siapa kamu?"
"Apa sih biar Bagus. Biar Bibirnya enggak pucat. "
Pm Tawan terkekek sebelum tangannya melingkar di pinggang new dan mencium bibir kenyal milik new yang sangat indah untuk Tay, tak lupa gigitan kecil di bibir indah new pagi hari dengan ciuman di bibir dan kecupan di perut besarnya Menjadi kebiasaan pagi yang didapat new
"Tinggal dua Minggu lagi. Aku takut" wajah new berubah murung mengelap bibirnya dengan punggung tangannya
"Jangan takut ya ada aku. Semangat calon mamah bear"
"Enggak papa Kalau saat lagi waktu kontraksi nya datang. Kamu aku gigitin biar kamu juga ngerasain sakitnya aku"
"Iya enggak papa"
Kedua pasangan muda itu bahagia sambil menghitung hari dimana bayi yang diprediksi berjenis kelamin laki-laki itu lahir dan menjadi pelengkap kebahagiaan keduanya.
--New membuka matanya tangan mereba tempat di sisinya yang terasa dingin, Sampai tangan putih dan lentiknya berhenti saat akalnya sadar Pm Tawan tidak ada bersama nya, dirinya sendiri dirumah masa kecil nya terdahulu, wangi segar masakan tercium menusuk hidung nya dari arah dapur, sosok perempuan paruh baya lah yang ada didapur sibuk masak makanan untuk sarapan
"Bu?"
"Sudah bangun new, sini duduk kita sarapan ibu lagi masak masakan yang kamu sering makan saat sarapan dulu. Pasti kamu suka"
"Untuk yang semalam kalau kamu enggak mau cerita sama ibu juga enggak papa. Tapi ibu minta kalaupun ada masalah dengan Tawan sebaiknya di selesaikan. Anak kalian enggak akan bisa pergi dengan tenang kalau orang nya saling membenci."
"Bu, ibu tahu?"
"Seminggu yang lalu ibu ada berkunjung ke rumah kalian. Tapi ibu urungkan karena kalian yang ribut besar. Marahnya kalian enggak kekontrol. Kamu naik mobil sendiri. Begitupun nak Tawan yang cukup kencang laju mobilnya. Ibu mau tanya tentang itu saat kamu ada main kesini. Instingnya ibu mengatakan ada yang enggak beres sama rumah tangga kalian. Tapi ibu enggak tahu apa itu. Sedih dan sakit nya kamu. Bisa ibu rasain ibu yang Ngandung dan ngelahirin kamu. Ibu tahu anaknya ibu sedang tidak baik-baik saja. Nak ada apa?"
