---
"Tapi Khun, saya kan sudah bayar sewa untuk sebulan kedepan?""Ada yang mau ngambil losmen ini. Jadi kamu lebih baik angkat kaki dari losmen ini. Sekarang juga karena penyewa baru akan datang malam ini juga"
"Tapi Khun. Ini sudah malam"
"Tidak ada pengecualian. Cepat bereskan barang-barang mu. Dan angkat kaki dari sini" tegas si pemilik losmen yang punpun sewa
Dalam gelap nya malam punpun sendirian sambil membawa satu tas gendong yang berisi pakaian nya. Entah Kemana dirinya tak tahu harus melangkah.
Berbanding terbalik dengan new yang sedang asik spa, dikamarnya sambil tertawa ngakak karena mendengar telpon dari pemilik losmen. Dirinya bahagia dalam tawa yang terbahak-bahak tapi terdengar menahan sakit. Kerena perempuan jalang yang menggangu rumah tangganya bersama sang suami.
"Tuan Sudah selesai pijitnya?"
"Baik lah Terimakasih. Kalian boleh pulang "
"Permisi tuan new."
"Iya"
New melihat Tawan yang sempat lewat di depan kamar. Sambil berteleponan dengan seseorang di luar sana. Dirinya bangun dengan hanya memakai baju mandi. Sambil mengejar Tawan yang tampak cemas.
"Mau kemana kamu tee. Jangan Bilang mau mengejar pelacur itu!" Batin new
--"Siapkan mobil saya mau keluar"
"Baik Pm"
"Papa nya narra mau kemana. Udah malam"
"Bukan urusan mu"
"Urusan ku. Karena aku adalah istri mu. Sudah sepantasnya aku tahu kamu mau kemana dan akan pergi kemana malam-malam begini?!"
"Urus saja keegoisan mu. Tidak usah repot-repot bertanya dan menyebut nama anak saya!"
New mengeram mengepalkan tangannya seperti akan meninjau. Bersama Pm Tawan yang melihat nya sinis. Sambil menjalankan mobilnya meninggalkan new. Tak tinggal diam new ikut mengikuti mobil suaminya yang melaju kencang
New mengikuti new kurang dari sejam hingga mobil Tawan yang singgah di sisi area losmen yang biasa di datangi nya. Jika ingin bertemu dengan punpun gadis yang menjadi benalu untuk new
"Pm hiks hiks"
"Hei punpun bagaimana bisa kamu di usir Dari losmen kamu. Bukankah setiap bulan kamu selalu bayar sewa Setiap bulan?"
"Hiks hiks terimakasih sudah datang Hiks hiks. Aku bingung mau mau minta tolong sama siapa kalau bukan sama Pm tawan"
"Sudah lah jangan nangis. Saya bersama kamu sekarang. Untuk sekarang kamu tinggal di hotel. Sebelum dapat tempat sewa losmen yang baru ya"
"Enggak pM bukankah biaya hotel itu mahal untuk Semalam saja mungkin sudah mahal"
"Saya yang bayar"
"Tapi"
"Sudah lah. Sekarang sudah malam ayo ikut saya ke dalam mobil. Mungkin sekitaran sini masih ada hotel yang buka"
New melihat dan mendengar sendiri obrolan suaminya dan punpun yang menjual tangisan demi mendapatkan simpatik dari Pm Tawan. Bukan nya menjauh tapi malah makin mendekati Pm Tawan.
New Diam sambil mengikuti lagi mobil Tawan yang kembali berjalan meninggalkan tempat sebelum nya. Yang menuju hotel yang ada tak jauh dari losmen yang pernah punpun sewa
Sampai Pm Tawan masuk kedalam hotel bersama Dengan punpun yang memeluk lengan nya erat tanpa jarak. Sungguh permandangan murahan yang new lihat. Menunggu di dalam mobil nya sampai kapan Tawan didalam hotel.
Hingga Tawan keluar sendirian dari hotel tidak bersama dengan punpun lagi. Sedikit logikanya new waras Karena suaminya masih sadar batasan dan tidak ikut-ikutan dengan pelacur menginap di hotel.
Ya pelacur sebutan yang cocok untuk punpun. New marah dan masih sedikit menyimpan rasa pada Tawan. Yang bahkan sudah mati rasa padanya. Tapi Matanya tidak menunjukkan itu pada new. Tatapan Tay masih sama dalam saat menatap dirinya.
"Aku tahu kamu enggak mungkin. Dengan mudah ngebuang aku Tawan. Aku hidup sama kamu. Mati pun terus sama kamu. Enggak ada yang lainnya!" Gumam new sambil memukul-mukul stir mobil nya
"Sial aku sampai lupa. Keluar rumah dengan pakaian mandi spa. Bodoh new bodoh" lanjut nya lagi ketika Sadar dengan apa yang di pakainya
Mobil Tawan kembali melaju mungkin akan kembali pulang Fikir new. Dengan new yang masih mengikuti dari belakang. Namun bukan mengarah pulang Tawan malah pergi kekantor lama nya. Yang dulu dibangun bersama new ketika masih sama-sama muda. Dengan new yang sibuk kuliah hukum.
Banyak kenangan disana yang sudah penuh dengan debu yang mengotori lantai kantor. Berdebu dan tidak terawat itu lah yang terlihat jelas. Dengan tulisan di sisi tembok yang menyatakan kantor di tutup sudah tidak di gunakan lagi.
--
Flashback.
" Ini kantor kamu?"
"Kantor kita Hin. Mungkin kecil tapi dari sini aku pastikan akan berkembang pesat suatu saat nanti"
"Kok aku kan aku enggak ada bantu sama sekali. Ini uang kamu semua loh yang bangun kantor. Kok bisa sih kefikiran bikin kantor"
"Karena aku mau kehidupan kita terjamin dengan baik. Kamu pasangan aku Hin enggak mungkin aku ngebiarin kamu menderita jika hidup sama aku nantinya"
"Siapa yang mau jadi pasangan kamu. Aku mah ogah"
"Hin.." rengek Tawan
"Hahaha. Sini mana susu stroberi aku lebih suka itu dari pada dengerin rengekan kamu"
"Okay susu stroberi kamu ada didalam kantor, gih di lihat kedalam. Aku belum lihat gimana bentuk ruangan yang ada didalam aku penasaran juga"
"Yaudah ayo" ajak new mantap
Keduanya masuk Dengan lampu menyala masih mati, Tawan menuntun new masuk kedalam ruangan kantor belum terisi oleh apapun hanya ruangan kosong yang Terasa nyaman untuk di tempati dan dijadikan kantor kejayaan Tawan dimasa depan.
Lampu menyala dengan new yang terpaku melihat tulisan yang ingin sekali di lihat dan didengar nya. Tulisan yang ada dilantai dengan hiasan bunga dan lilin. Menua bersama ku??
"Tee?"
" Aku mau jagain kamu terus. Jangan tolak aku. Aku bisa gila kalau di tolak kamu"
"Dih ini beneran, kok enggak bilang?"
"Kalau di bilang bukan kejutan
Dong"New menghambur ke dalam pelukan hangat Tawan, bahagia itu lah yang dirasakan kedua dalam lautan cinta penuh kasih. Dirinya dilamar dan diri nya sungguh bahagia.
Bersama orang yang menjadi Alasan mengapa dirinya bahagia. Semua indah di rasanya jatuh cinta dan berakhir dengan orang yang sama ke altar pernikahan. Dengan cincin klasik yang tersemat di jari manis tangan kirinya
Flashback end.
--"Maaf karena gagal ngerawat kamu. Harusnya kamu terawat bukan berdebu kayak sekarang. Didalam ruangan kamu. aku pernah sangat bahagia TN corp " ujar new lirih melihat kantor yang sudah sangat lama di tinggalkan dan terlupakan. Melihat Tawan dari dalam mobil yang terparkir cukup jauh dari kantor
Dengan Tawan yang melihat lagi kantor nya, dengan ekspresi wajah yang Sulit diartikan. Entah itu sedih atau senang. Hanya hembusan napas panjang darinya.
TBC
💔