"Genang, boleh tolong bawain buku ibu ke atas?" Suara Gurunya terdengar saat Genang sedang memasukkan tempat pensilnya kedalam tas setelah mendengar bel istirahat berbunyi.
"Boleh bu,"
Guru bahasa tersebut akhirnya keluar kelas setelah mengangguk mendengar ucapan Genang.
Genang pun langsung mengambil buku-buku itu dimeja Guru dan keluar kelas menuju lantai atas dimana Ruang Guru terletak.
Tepat disaat Genang ingin berbelok ke arah koridor setelah menaiki tangga dia mendapati sebuah ranting kayu dengan sebuah bunga kecil berwarna putih dengan semburat kuning dibagian dalam yang terikat diujung ranting sudah menghadangnya tepat didepan mata.
"Orchideus!"
Genang reflek bergumam 'eh' pelan dan berhenti berjalan. Dia menghela napas saat mengatahui bahwa buku milik Gurunya tidak ada yang jatuh satupun sebelum menoleh ke arah Jordan yang sudah pasang wajah ceria yang lengkap dengan cengirannya.
"Lo ngapain lagi sih?!" pekik Genang sewot.
Bukannya merasa bersalah, pemuda itu justru memperlebar cengirannya. "Kaget ya?"
"Gue niatnya mau ngasih lo bunga pake mantranya Harry Potter, biar romantis gitu kaya difilm-film," Jordan menurunkan ranting tersebut dan mengarahkannya ke depan Genang dengan cara yang 'normal.'
"Eh tapi lo nya lagi sibuk, jadi gagal deh."
Genang segera mengerutkan dahinya. Romantis apanya? Yang ada dia kena serangan jantung karena kaget.
Dan lagi.. apa-apaan? Kenapa bunganya harus bunga Kamboja?!
"Lo mau romantis-romantisan pake bunga Kamboja?!" hardik Genang. "Yang bener aja!"
Jordan diam selama beberapa saat sebelum memandang bunga tersebut dan Genang secara bergantian. Bingung. "Emang ini namanya bunga Kamboja?"
"Hah?"
Genang semakin mengernyit saat Jordan menggaruk-garuk kepalanya yang Genang yakin tidak gatal sama sekali. "....Gue ngga tahu kalo bunga ini namanya bunga Kamboja."
Genang reflek memutar bola matanya. "Mangkanya lain kali dicari tau dulu," pesannya. "Jangan main ngasih ngasih aja,"
"Lo tau gak ini bunga apaan?"
Jordan menggelengkan kepalanya seraya menatap Genang dengan tatapan ingin tahu. Mirip anak kecil kalau lagi diceritain dongeng sama neneknya.
"Ini bunga kuburan, dodol!"
"Serius?" Kedua bola mata Jordan membesar.
"Serius." balas Genang sambil mengangguk.
Pemuda IPS itu memandang ranting yang dia pegang kemudian melemparnya asal dengan kening yang mengernyit ngeri.
Kekehan pun keluar dari bibir Genang saat itu juga. Menurut dia, cara Jordan membuang ranting tadi terlihat sangat konyol. Kaya anak perempuan kalo liat kecoak.
Namun kekehan Genang tidak berlangsung lama karena Jordan yang sudah menatapnya intens sambil tersenyum lebar.
"Lo gemes banget kalo ketawa," ucap Jordan kemudian.
Genang mendengus singkat. "Dah ah, awas. Gue mau lewat,"
"Mau kemana?"
"Ruang Guru." balas Genang singkat kemudian bergeser ke samping dan mulai berjalan.
Baru lima langkah Genang berjalan, bahunya tiba-tiba saja dicolek dari belakang. Dia tidak menemukan siapapun saat menoleh ke belakang, hingga detik selanjutnya dia baru bisa merasakan seseorang mengambil alih tumpukan buku ditangannya.
"Lo—," Genang menahan umpatan yang hampir keluar dari bibirnya saat melihat Jordan sudah berjalan beberapa langkah didepannya, lengkap dengan buku ditangannya.
Genang mendecak sebal kemudian berjalan dengan cepat ke arah pemuda itu.
"Abis ini kita istirahat bareng ya," ucap Jordan saat Genang sudah berada disampingnya.
"Bayaran buat bawain buku." lanjut Jordan cepat saat Genang hampir membuka mulutnya untuk protes. "Berat soalnya,"
"Gue ngga ada nyuruh lo buat bawain???" Genang tak habis pikir.
"Tapi tetep berat,"
"Yaudah siniin!"
"Nggak, deh." Jordan tersenyum kecil ke arah Genang. "Gue nggak mau cp gue kenapa-napa,"
"Cp?"
"Calon pacar."
Genang mendadak menyesal sudah bertanya.
.
.
.
A/N : terimakasih yaa sudah mau baca cerita aku! :3
Orchideus :: mengeluarkan sebentuk karangan bunga dari ujung tongkat sihir.
btw cerita ini terinspirasi dari salah satu pict yg aku temuin di Pinterest waktu cari bahan buat cover wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Spectrum of love
Teen Fiction[BL STORY] Ben Jordan & Genang Arfito. WARNING: Mengandung kata-kata kasar.