"Lo daftar anak-anak kelas dua belas dilantai atas ya,"
Kalimat dari Anora berhasil menghentikan kegiatan Genang yang sedang memainkan ponselnya dan juga kedua orang lainnya yang sekarang berdiri didepannya.
"Gue?" tanya Genang tak yakin.
"Iya. Lo, Andre, sama Rere dikelas dua belas." balas Anora cepat, kemudian menyodorkan papan jalan dengan kertas polio yang terjepit diatasnya. "Gue, Cindy, sama Yusron dikelas sebelas. Kelas sepuluh udah duluan tadi sama Nayla, sisa kelas sebelas sama dua belas doang."
"Yang lain ngapain?" tanya Andre dengan suara malas. "Gue mager, anjir." Pemuda itu mengulet ditempatnya sebelum kembali ke posisi semula setelah Anora melotot ke arahnya.
"Ketos sama yang lain bahas buat susunan acara dibazar, katanya mau manggil band buat nyanyi biar ngeramein acara."
"Siapa? 5 Seconds of Summer?" tanya Rere antusias membuat Genang segera menatap ke Rere. "Lo suka 5SOS?" tanya Genang yang langsung dibalas anggukan antusias oleh gadis itu.
"Calum pacar gue, hehehe." balas Rere pelan.
Genang ngga pernah menyangka kalau ternyata masih ada anak perempuan yang menyukai Boyband Western seperti Rere. Karena kebanyakan perempuan yang Genang tahu menyukai Boyband asal Korea.
"Bukan. Palingan juga anak-anak sekolah kita yang sumbang nyanyian,"
"Udah ya, gue lanjut daftar dulu. Lo bertiga catet yang bener!" lanjut Anora sebelum akhirnya pergi meninggalkan Genang dan kedua temannya ditengah koridor.
"Gue nyatet, lo berdua yang ngomong ya."
Kalimat yang Rere lontarkan setelah kepergian Anora membuat kedua pemuda disana menoleh ke arahnya.
Genang mengangguk, tak bisa protes apapun karena Rere memang punya pendengaran yang bagus dan juga mempunyai kecepatan diatas rata-rata dalam hal menulis.
"Berarti gu—"
"Lo yang ngomong ya, nang. Gue bantuin Rere nyatet, hehe." kata Andre memotong ucapan Genang membuat pemuda itu membulatkan matanya.
"KOK GUE?!"
Namun protesnya tidak ditanggapi apa-apa oleh kedua temannya selain mereka yang segera menaiki tangga menuju lantai atas.
Hingga disini lah dia sekarang.
Berdiri ditengah-tengah ruangan kelas XII IPS 7 seperti minggu lalu—namun, kali ini ia ditemani oleh dua orang temannya—dimana insiden panggilan kepada dirinya untuk memeriksa salah seorang kakak kelas aneh.
Ben Jordan.
Sejak Genang masuk ke kelas tadi, pemuda itu langsung menyandarkan tubuhnya dikursi dan menatapnya dengan kedua tangan terlipat didada. Pemuda itu terlihat santai sekali untuk ukuran seorang murid yang berani memakai kacamata gaya di jam pelajaran.
Genang berdeham singkat dengan tangan terkepal didua sisi. Persetan dengan bayangan kejadian minggu lalu yang tiba-tiba muncul dikepalanya. Dia harus nyampein sesuatu sekarang.
"Kita kesini mau ngasih tau kalo kamis sama jumat depan kita bakalan ngadain acara kecil-kecilan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan."
Genang merasakan tenggorokkannya tercekat saat tak sengaja mendengar bisik-bisik yang terdengar dari seluruh penjuru kelas tentang dirinya. Dia meneguk ludahnya sebelum melanjutkan, "Acara ini akan diisi oleh lomba kecil-kecilan antar kelas dihari pertama, dan bazar dihari kedua."
"Khusus bazar, tiap kelas bebas jual apapun selagi hal itu masih berhubungan sama hari kemerdekaan. Nanti panitia yang bakalan ngomong langsung ke kalian lebih jelasnya."
"Lombanya ada apa aja?" Celetuk salah satu kakak kelas berambut panjang, membuat Genang melirik lembaran kertas ditangannya. Dia melirik sebentar ke arah Andre dan memberikan isyarat untuk menuliskannya dipapan tulis.
Andre mengangguk singkat, kemudian segera menuliskan daftar lomba yang akan diadakan.
"Ada lomba hias kelas?"
"Serius?"
"Kok kaga ada lomba makan kerupuk?"
"Tau ya, kan itu khas Indonesia banget."
"Emang lomba makan kerupuk dari Indonesia?"
"Lu pernah liat orang luar makan kerupuk ditaliin gak? Gak kan? Nah yaudah."
Genang mengulum bibirnya, mengabaikan mereka semua dan kembali bersuara. "Kalo kalian mau daftar, cukup angkat tangan dan sebut nama sama mau daftar diperlombaan mana, ya."
Suasana kelas agak sedikit hening saat Genang menyelesaikan kalimatnya barusan, mereka semua terlihat berdiskusi dengan teman sebangku sebelum kembali ricuh saat mendengar celetukan yang terlontar dimenit selanjutnya.
"Kalo daftar jadi pacar lo gimana caranya?"
Kini pemuda itu tengah tersenyum ke arahnya, sementara dia memainkan sebuah pensil ditangannya. Mengabaikan seorang laki-laki tua yang geleng-geleng kepala disudut kelas.
Andre yang menyadari suasana pun menyenggol lengan Genang pelan dan bertanya 'lo gapapa?' tanpa suara.
Genang mengangguk santai seolah hal tersebut bukan masalah untuk dirinya, padahal sedari tadi sudah mengabsen seluruh penghuni kebun binatang untuk Jordan.
"Kalo gitu saya bakalan sebutin nama lombanya, dan kalian yang mau daftar bisa angkat tangan."
Untuk beberapa saat, Jordan sempat terdiam setelah menyadari bahwa pertanyaannya diabaikan begitu saja oleh sang adik kelas. Kemudian memilih untuk mengangkat tangannya saat Genang bertanya siapa lagi yang ingin ikut lomba fashion show.
Namun sebelum tangannya terangkat tinggi, Jordan segera menurunkan tangannya dan berpura-pura menggaruk kepalanya sambil nyengir.
Jordan satu-satunya orang yang mengangkat tangan saat itu, membuat Genang memfokuskan dirinya ke arah pemuda itu sebelum akhirnya berdecak dan merotasikan kedua bola matanya malas.
"Jordan!" tegur Guru yang saat itu sedang mengajar.
"Heheheh, gebetan saya itu Pak."
.
.
.
A/N : terimakasih sudah mau baca! :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Spectrum of love
Novela Juvenil[BL STORY] Ben Jordan & Genang Arfito. WARNING: Mengandung kata-kata kasar.