"Sekian dari Bapak, Salam sehat semuanya!"
Ketika Kepala Sekolah didepan sana menyelesaikan pidatonya, Genang bisa denger anak-anak disekitarnya bergumam 'yes!' tanpa suara ditempatnya.
"Akhirnya kelar juga," ucap Yahfil ketika Upacara Bendera telah selesai. Dia merenggangkan otot tubuhnya kemudian menguap. "Kantin dulu gak?" tanyanya.
Genang menggeleng. "Nggak dulu, gue mau cuci tangan."
"Yaudah, nitip gak?"
"Roti aja satu, yang dua ribuan."
Yahfil segera berlari ke arah kantin setelah mendapat selembar uang lima ribuan dari Genang. Sementara Genang sendiri memutuskan untuk melepas topinya dan berjalan ke arah wastafel dekat tangga, tepatnya didepan lapangan Voli.
"Hei,"
Genang sedang membuka keran saat mendengar suara yang cukup familiar dibelakangnya.
Sangat familiar sampe-sampe Genang ga harus nengok buat tau siapa pemilik suara tersebut.
"Apa?" balas Genang sambil mencuci tangannya.
Genang melirik sebentar ke arah Jordan ketika pemuda itu mengarahkan satu tangannya ke bawah keran dan mencuci satu tangannya dengan air mengalir.
"Lo tadi baris dimana?"
Genang menghentikan kegiatan mencuci tangannya kemudian memasang pose berpikir. "Kayanya... baris ke-enam dari depan?"
"Wah, harusnya lo munduran tuh."
"Emang iya?" Genang menatap Jordan bingung.
"Iya, soalnya cakepnya kelewatan."
Genang hampir aja mencabut keran didepannya ketika Jordan menaik-naikan alisnya jahil dan tersenyum lebar ke arahnya.
"Masih pagi anjir, tolong lah." Genang mematikan keran didepannya dan berjalan ke arah kelas. Dalam hati mikir, kayanya makin kesini Jordan makin aneh aja.
Lagian itu juga gombalan jaman kapan coba?
"Ya justru itu!" seru Jordan sambil mengekori Genang. "Pagi-pagi tuh hawanya masih fresh."
"Ya terus kenapa kalau masih fresh?"
"Biar semangat belajarnya, lah."
Kedua sudut bibir Genang hampir naik jika saja Jordan tidak memegang kedua pundaknya dari belakang.
"Gak jelas lo,"
"Iya emang," kekeh Jordan. "Btw, hari ini gue ada tes Bahasa Inggris."
Oh. Genang baru tahu kalau pelajaran yang satu itu dijadwalkan dihari Senin dikelas Jordan.
"Ya belajar sana,"
"Udah kok, cuman gue belom yakin sih bakalan dapet nilai diatas KKM." balas Jordan cepat. "Lo mau bantuin gue gak?"
Genang berhenti berjalan ketika pintu kelasnya sudah mulai kelihatan diujung koridor. Dia berbalik ke arah Jordan yang setia berdiri dibelakangnya. "Bantuin apaan?"
"Koreksi hafalan gue."
"Sama temen lo aja sana, udah mau masuk."
"Bentaran doang kok, tiga menit deh tiga menit."
"Mana teksnya?"
Jordan tersenyum lebar. "Nggak usah pake teks,"
"Gue bakal sebutin huruf, trus lo koreksi huruf mana aja yang ketinggalan."
"Gampang 'kan?"
Genang yang semula mengerutkan dahinya kini mengangguk pelan. "Oke."
"Ini Alphabet kan?" tanyanya memastikan.
Kali ini Jordan yang mengangguk. "Iya, nggak susah kok."
Sejujurnya Genang sedikit heran kenapa Jordan meminta bantuan untuk hal ini. Nggak mungkin kan anak kelas dua belas nggak hafal Alphabet?
"Yaudah, buruan."
Jordan memasang wajah serius dan berdeham sebentar untuk menetralkan suaranya.
Genang berasa Guru kalo gini ceritanya.
"ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTV—"
Disaat Genang ingin mengoreksi, Pemuda itu sudah lebih dulu menyelesaikan hafalannya. "—WXYZ."
"Did I miss something?" Tanya Jordan setelahnya.
Genang mengangguk. Dia ngga tahu kalau Jordan ternyata bisa lupa satu huruf Alphabet. "U."
Alih-alih mengangguk dan mengulang hafalannya, Jordan justru maju selangkah lebih dekat ke arah Genang dan mengarahkan tangannya untuk mengusak rambutnya.
"Well, yea.. I Miss U."
Genang masih memproses semuanya ketika merasakan sesuatu berpindah tempat ke tangannya.
"Selamat hari Valentine." Jordan berkata didekat telinganya, hampir berbisik.
Pemuda itu mengusak kepalanya sekali lagi sambil tersenyum kecil.
Yang bisa Genang rasakan setelahnya hanya hawa disekitarnya yang berubah menjadi panas seketika, dan punggung lebar milik Jordan yang bergerak ketika pemuda itu berlari membelakanginya.
.
.
.
.
.
.
.
A/N : happy Valentine's day semuanya! 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Spectrum of love
Teen Fiction[BL STORY] Ben Jordan & Genang Arfito. WARNING: Mengandung kata-kata kasar.