Part 8

240 10 0
                                    

Brukkkkkk

"Tuh kan gue bilang awas" sahut revin dengan wajah panik

"Kamu bilang awas pas aku udah kena pohon, telat tau!!" Jawabku kesal

Segera ka angga dan revin membantuku untuk berjalan, ka angga mulai panik, dan revin masih dengan senyuman yang seperti meledekku

"Masih sakit ndin kepala kamu?" Tanya ka angga yang masih panik

"Oh udah gak terlalu ko ka hanya pusing aja"

"Yaelah kepala baja dia mah baru kepentok pohon gakbakalan buat dia geger otak ga kecuali jatoh dari atas apartemen baru dah ditanya" sahut revin membuatku melayangkan jitakan kekepala revin

"Awww sakit tau!!" Revin masih terus mengelus2 kepalanya

"Abis enak banget tuh mulut kalo ngomong gak diayak dulu!! Mau nyumpahin orang jatoh dari atas apartemen?"

"Et lo ya udah marah aja, lo belum dengerin lanjutannya kan, bisa aja apartemen siput bukan apartemen bangunan, suudzan aja lo jadi orang" jawab revin dengan nada kesal

"Ehem, udah kali berantemnya kaya anak kecil aja si kalian berdua" teguran ka angga membuat kami menoleh kearahnya

"Eh iya ga sorry gue kira tiang listrik disitu jadi gak gue ajak ngomong" ledekan revin berhasil membuat ka angga kesal, mereka berdua tipe yang sama yaitu sama2 tidak suka dicuekin, lucu kalo melihat mereka ngambek

"Sial lo!! Lo tuh bebegik sawah" sahut ka angga, aku hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah mereka

"Yeh marah tuh marah" lagi2 revin masih meledek ka angga

"Emang gue kaya lo yang gampang ngambekan" sahut ka angga yang dibalas pukulan kecil oleh revin ke arahnya

"Duh kayanya sekarang aku deh yang jadi tiang listrik" ucapanku membuat mereka menoleh

"Maaf ya ndin" sahut ka angga

"Aduh ka angga ko minta maaf si"

"Tau lo ama gue aja kalo gue dicuekin gak pernah minta maaf" sahut revin dengan nada yang kelihatan merajuk

"Dih males amat gue minta maaf sama lo, harusnya lo yang minta maaf ama gue"

"Ogah amat, siapa lo siapa gue, siapa lo dihati gue"

Fixnih revin lebaynya mulai keluar

"Dih ngapain gue dihati lo mending dihatinya anggun" jawab ka angga membuatku menoleh ke arahnya

Ya ampun kenapa ka angga malah ngomong kaya gitu disaat suasana senang seperti ini, rasanya hantaman pisau tiba2 terasa, kamu jahat ka

"Kamu ko diem aja si ndin?" Tanya ka angga membuat lamunanku seketika buyar

"Eh gapapa ko ka"

"Ngelamun mulu lo kalo kesambet aja gue gak tolongin lo!!" Lagi2 revin membuat moodku menjadi jelek dalam seketika

"Yaudah si aku juga gak minta tolong sama kamu"

"Yakin tuh? Lo emang gak minta tolong tapi noh si angga yang bakalan minta tolong sama gue"

"Yaudah ka nanti kalo aku kesurupan jangan minta tolong sama revin buat bantuin aku" jawabku menatap ka angga, nada yang makin kesal dengan ucapan revin tadi

"Emangnya setan ada yang berani buat masuk didalam diri lo, ngeliat muka lo aja udah takut"

"VIN!!!! STOP!!" Ucapku membentak

"Stop dengan ucapan kamu tadi, aku makin kesal dengan semua kata2 dari mulut kamu, seolah2 kamu tidak menghargaiku sebagai seorang wanita, apa maumu? Masih belum puas menghinaku?" Aku masih menatapnya kesal

Kadang memang orang yang kurang ajar harus diberi pelajaran agar dia mengerti bagaimana caranya menghargai seseorang apalagi seorang wanita,

Dia tidak bisa mengucapkan kata seenaknya karena setiap orang mempunyai batas kesabaran, walaupun kadang sering dibilang manusia tidak mempunyai batas kesabaran, tetapi menurutku saat ini batas kesabaran itu perlu.

"Ma maaf ndin, gue gak niat buat ngehina lo ko" ucap revin masih dengan wajah memelas

"Makanya jadi orang itu yang sopan sama wanita"

"Oke oke ndin maafin revin ya dia masih sulit untuk bersikap baik dengan wanita" sahut ka angga

"Walaupun sulit untuk bersikap baik setidaknya dia bisa kan menjaga tutur kata dan bahasanya" sahutku

"Percuma sekolah tinggi, punya jabatan hebat tapi menghargai seorang wanita saja tidak bisa!!"

Aku sudah tidak bisa mengkontrol emosiku, semua meluap begitu saja maafkan diriku yang tidak bisa menjaga lisanku ke orang lain

"Maaf gue gak bermaksud nyakitin perasaan lo, tapi jujur gue tadi hanya ingim bercanda" jawab revin dengan wajah yang bersalah

"Iya aku juga minta maaf udah emosi ke kalian" jawabku dengan tatapan yang tidak kalah bersalahnya

"Yaudah salaman dong, biar enak dilihatnya" sahut ka angga membuat kami menoleh dan menatap satu sama lain

Akhirnya tanpa berfikir panjang kami berduapun berjabat tangan untuk saling meminta maaf, karena jika memang kita salah jangan takut untuk mengakui kesalahan itu dan meminta maaf bukannya malah lari dari masalah, itu namanya gak jentle

Senyum merekah dari kami bertiga, dan kami segera bergegas melanjutkan rencana kami yang ingin berjalan2 berkeliling kebun teh

*****

Melihat hamparan luas didepan kami membuat kami menutup mata dan merasakan dinginnya pagi dengan udara yang sejuk, suara burung2 kecil melantunkan suara2 indah

"Ini yang namanya kedamaian" sahut revin

"Beda dengan jakarta, disini kita merasakan udara yang masih asri dan sejuk, dan tidak ada suara klakson mobil dan motor, polusi udara dimana2 disini emang bener2 nyaman vin" sahut kembali ka angga

"Iya bener gaa, rasanya gak mau pulang gue" sahut revin kembali

"Ka, mau keatas rumah pohon gak?" Tanya ku kepada mereka berdua

"Memang disini ada rumah pohon?" Tanya ka angga yang kubalas dengan anggukan

"Ada ka disana" aku menunjuk pohon besar yang lurus didepan kami bertiga

"Oh yaudah ayuk kesana" jawab revin yang segera bergegas berjalan duluan meninggalkan kami berdua

"Woy getap banget lo kalo ngeliat rumah pohon" teriak ka angga tapi dihiraukan oleh revin, aku hanya tersenyum menatap ka angga

"Revin memang suka banget sama rumah pohon, makanya dia bakalan kaya gitu kalo udah denger rumah pohon" sahut ka angga yang kubalas dengan anggukan

"Kalian berdua itu lucu tau, kaya anak kecil"

"Hah? Masa sih?"

πhai maaf ya update nya gakjelas, vote and comment ditunggu loh

Lihat akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang