Part 7

258 10 2
                                    

Detakan jantungku semakin cepat rasanya ingin pingsan saat itu juga, kenapa dia bisa ada disini, dan begitu buruknya kenapa rumah dia sampingan dengan rumahku

"Hai ndin" seru laki2 tampan yang datang menghampiri kami

"Hai ka" aku memasang senyum yang dipaksakan

"Kamu ada disini juga? Sejak kapan?"

"I iya ka, sejak 2 minggu yang lalu" jawabku terbata2

"Oh, sampai kapan kamu disini?"

"Sampai sebulan kedepan ka aku disini, kaka sendiri?"

"Aku hanya 2 minggu saja disini, aku kan masih harus menyelesaikan skripsi, ya itung2 aku disini untuk liburan ngilangin penat diibu kota, hehe" ucapnya dia sambil tersenyum ke arahku, oke fix gagal move on ini mah

"Ekhhem, ada orang keles disamping bukan tiang listrik" revin berdecak sebal karena dia serasa takdianggap sedari tadi padahal dia tepat disampingku, haha lucu ngeliat wajahnya yang merengut seperti itu seperti anak kecil dan bukan revin yang kukenal sombong

"Eh iya bro sorry2 lagi lo si diem aja disitu kaya orang2an sawah" ka angga tertawa melihat tampang revin seperti itu aku pun jadi ikut tertawa

"Sialan lo ga, gak sekalian aja lo bilang gue jurik sawah" jawab revin dengan memalingkan wajah dari kami

Aku dan ka angga hanya bisa tertawa terpingkal2 melihat revin seperti itu, kayanyaa tadi aku ketakutan gagal move on deh gara2 ka angga ada disini tapi sekarang kenapa ngerasa gak ada beban ya karena ada revin

"Udah ah gue mau balik ke rumah, gue duluan" revin bergegas pergi meninggalkan kami berdua

"Eh eh ngambek lagi lo, dasar anak alibi, tungguin gue heh vin, gue timpuk lo ye gak nengok, REVIN" teriak ka angga tetapi revin hanya menutup kuping sambil bernyanyi tidak jelas, ternyata revin aneh juga ya kalo udah ngambek

"Ndin aku pergi nyusul revin dulu ya, gininih kalo udah ngambek susah diajak ngomongnya, padahal tadi katanya mau ngajak berkeliling kebun teh, gapapa kan aku tinggal?"

"Iya ka gapapa ko, kaka susul aja revinnya nanti dia nangis lagi gara2 gak disusulin" senyumku mengembang kearahnya

"Oke bye ndin nanti kita ngobrol2 lagi ya, dahhh" ka angga berlari pergi menyusul revin

Aku segera masuk kedalam rumah untuk melihat keadaan bibi, tapi anehnya kenapa perasaanku sekarang malah sedikit membaik ya? Padahal kan tadinya jantungku berdetak kecang melihat ka angga, apa aku sudah tidak mempunyai perasaan apapun sama dia, tapi kenapa begitu cepat aku melupakan semua itu, atau karena terlalu menyakitkan sehingga mudah untuk dilupakan, ahh sudahlah terlalu sulit untuk dijawab

Aku melihat keadaan bibi sudah membaik tidak seperti tadi jalan berjinjit karena menahan sakit tapi setelah diurut oleh tetanggaku sekarang dia sudah dapat beraktifitas dengan baik walaupun masih harus berpegangan dengan benda disekitar agar tidak terjatuh, aku mulai beralih kekamar setelah melihat bibi tidur lelap dikamarnya setelah makan malam bibi memang meminta izin untuk kembali ke kamar karena sudah mengantuk

Ku sandarkan tubuhku di dinding jendela kamar menatap ribuan bintang digelap malam yang sunyi dimana terasa udara dingin menyayat kulit hingga kedalam mendengarkan kicauan jangkrik yang saling bersautan, menolehkan kepalaku kearah rumah dimana ka angga dan revin berada, terlihat sepi rumah mereka, kemana mereka? Apakah mereka sedang pergi? Atau sudah tidur?

"Awww" aku teriak ketika sebuah batu kecil berhasil mengenai tanganku, ku lirik kearah bawah ternyata ada seorang pria yang sedang menatapku ternyata ka angga, mau apa dia malam2 seperti ini

Lihat akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang