Part 10

325 7 2
                                    


"Mamah???" Terlontar ucapan itu yang dari tadi sangat sulit ku ucapkan, isak tangispun tak bisa ku bendung

"Mah udah dong jangan nangis, mamah kenapa?" Tanyaku masih dengan isak tangis

"Ma mamah bangkrut sayang mamah kehilangan semuanya" ucap mamah terbata-bata, memilukan rasanya melihat wajah yang sembab, mata yang merah, dan mendengar suara yang bergetar

Ku peluk erat tubuh mamah untuk sedikit menghilangkan rasa sakit dan sedihnya, mungkin bukan saat ini aku menayakan apa yang sebenarnya terjadi mamah harus istirahat.

"Mah, mama istirahat dulu ya mama pasti capek kan perjalanan dari jakarta ke bandung" mama hanya mengangguk menjawab dari ucapanku tadi, aku segera menuntun mama menuju tempat tidur

"Ndin, maafkan mamah ya, mungkin kamu tidak bisa melanjutkan kuliah kamu lagi" ucap mamah, tangisnya pun pecah kembali, aku terkejut segera kututup mulutku menahan tangisan, aku hanya menggelengkan kepala dengan rasa tidak percaya

"Tapi kenapa aku tidak bisa melanjutkan kuliahku mah? Aku bahkan tinggal satu tahun lagi mah"

"Mamah benar-benar bangkrut sayang, butik, mobil, rumah, apartemen, restoran semuanya diambil alih oleh kakak dan adik dari ayahmu, bahkan mamah tidak diberi kesempatan apapun untuk bertanya kenapa semua ini diambil dan mamah tidak boleh membawa apapun dari rumah hanya baju2 itu yang bisa mama bawa, mereka menganggap mamah dan kakakmu tidak becus dalam mengelola aset yang ditinggalkan ayahmu, hanya karena butik mengalami kebangkrutan semua aset kita diambil sayang, maafkan mamah bahkan hanya untuk kebandung mamah harus menjual cincin dari ayahmu" jelas mama membuatku semakin terkejut

Aku tak menyangka ternyata semua ini karena paman dito dan tante astri mereka memang jahat, dari dulu mereka tidak suka sama keluarga kami, mereka selalu menyari kesalahan dari ayah maupun mamah. Ternyata ini yang mereka inginkan selama ini, mengambil semua yang kami punya bahkan merekalah yang membuat ayahku meninggal, takkan kubiarkan mereka tertawa diatas penderitaan keluargaku.

"Ya ampun jahat sekali mereka mah kenapa mereka selalu mengusik kebahagiaan kita mah, apa yang salah dari keluarga kita? tapi mah ka nandin dimana? Apa dia tidak ikut kesini juga?" Pertanyaan yang dari tadi ingin kutanyakan kenapa kakakku tidak ikut bersama mamah saat mamah sedang terpuruk

"Ka nandin dipaksa bekerja dikantor paman mu bahkan dia tidak boleh bertemu dengan mamah, terakhir mereka bilang bahwa kakakmu harus membayar semua kesalahan yang sudah ayah dan mamah perbuat, kakakmu dipindahkan ke thailand agar tidak bertemu dengan kita, mamah yang salah mamah tidak mendengarkan omongan ayahmu agar berhati-hati dengan paman dan tantemu itu, mamah bodoh mamah lengah mamah tidak bisa menjaga kalian" mamah terus menyalahkan dirinya sendiri

"Bukan mama yang salah tapi mereka yang salah mah, mereka bukanlah manusia mereka iblis, iblis yang menyamar menjadi manusia, dan mereka tidak pantas kita anggap sebagai saudara, liat mah aku akan buat keluarga kita bahagia kembali seperti dulu, dan mereka akan merasakan akibat dari perbuatannya" ucapku kesal mamah hanya menepuk punggungku agar aku tenang

"Mamah tau kamu kesal dan benci tapi sabarlah sayang, nanti kita pasti bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita sayang, akan ada waktunya semua itu akan berbalik. Tapi bagaimana dengan kuliahmu? Bahkan mamah belum bisa memikirkan jalan keluar untuk kuliahmu ndin" ucap mamah lesu

"Tenang mah aku akan berusaha untuk menyelesaikan kuliahku, aku tidak akan lemah hanya karena mereka mengambil semua aset yang kita miliki, ini bahkan membuatku semakin kuat untuk berusaha mengambil semua yang seharusnya jadi milik kita, jadi mamah jangan khawatir ya aku bisa mah, mama doakan aku dan terus suport aku ya" jawabku lantang mamah tersenyum kepadaku membuatku merasa tenang. Aku berusaha membuat mamah tegar dengan ucapanku agar dia tidak bersedih, walaupun saat ini ingin sekali aku menangis

"Iya sayang mamah selalu ada untuk kamu, mamah sayang kamu dan kakakmu, hanya kaliahlah yang berharga untuk mamah, maafkan mamah tidak bisa mewujudkan cita-citamu dan tidak bisa membahagiakan kalian berdua"

"Sudah mah jangan terus menyalahkan diri mamah, sekarang mamah istirahat ya, jangan memikirkan apapun lagi, ataupun mengingat kejadian itu, aku yakin kakakpun akan sangat sedih ngeliat mamah rapuh seperti ini, jadi jangan khawatir mah kakak sangat pintar dia pasti bisa mengatasi semua ini" segera aku menutup badan mamah dengan selimut, mengecup keningnya dan bergegas keluar meninggalkan mamah dikamar

Setelah keluar dari kamar dan menutup pintu rasanya kakiku lemas dan tidak bisa menopang tubuhku lagi, dadaku terasa sakit, bibirku bergetar, aku luruh kelantai dan menangis sejadi-jadinya. Aku keluarkan semua yang sedari tadi kupendam, rasa tak percaya semua ini terjadi kepada keluargaku, kenapa dunia harus menghukumku seperti ini, aku takkuat.

Bibi mengahampiriku dengan tatapan sendu, ia membawaku kekamar agar tangisanku tidak terdengar oleh mamah yang baru saja beristirahat.

"Ndin, bibi tau kamu sedih, bibi sudah tau sebelum mamahmu menceritakan semuanya kepadamu" ucap bibi masih terus menenangkanku yang masih menangis

"Ke kenapa mereka jahat bi, kenapa mereka merebut semua kebahagiaan kami, apa salah ayah, mamah, kakak, dan aku bi sampai mereka terus menyiksa kami seperti ini" tangisku makin menjadi rasa sakit bahkan benci masih menjalar didadaku

"Mereka tidak suka sama ayahmu, ayahmu sangat dibangga-banggakan oleh orangtua ayahmu karena ia sangat jenius dan selalu mandiri tidak tergantung pada orangtua, kakak dan adiknya iri karena orangtuanya lebih perhatian ke ayahmu, maka dari itu mereka selalu ingin buat ayahmu dan keluarganya menderita agar merasakan rasa sakit mereka terdahulu"

Penjelasan bibi membuat aku mengerti kenapa mereka seperti itu, ternyata hanya karena dendam dan iri yang membuat seseorang menjadi gelap mata bahkan dengan tega menghancurkan keluarganya sendiri, sungguh memilukan.

"Kamu jangan lemah ya ndin, kamu harus tetap kuat menghadapi semua ini, bibi tau kalian adalah wanita-wanita yang tegar, jangan takut akan kehancuran karena dengan itulah kamu belajar bahwa tidak semua yang kamu miliki akan tetap menjadi milikmu" bibi terus membuatku semangat agar tidak jatuh dan putus asa dengan apa yang sedang terjadi.

"Iya bi andin mengerti, mungkin tuhan sedang menguji keluarga andin, terimakasih ya bi andin sayang sekali sama bibi" aku memeluk bibi untuk merasakan ketenangan, tapi dalam hatiku aku berjanji akan membalas semua perbuatan paman.

*****
Tokkk.Tokkk.Tokkk

Horor rasanya jendela kamarku ada yang mengetuk, kulirik jam diatas nakas menunjukan pukul 12 malam. Siapa malam-malam begini masih ada diluar batinku
Dengan sedikit keberanian aku terus berjalan menuju jendela untuk melihat keadaan diluar

Keadaan semakin horor saat suara jangkrik mengagetkanku.
"Hish, nih jangkrik buat bulu kudukku makin berdiri aja si" gerutuku sendiri. Saat kubuka jendela tidak ada siapapun membuat keadaan semakin horor menurutku.

"Hello siapa disana, apa ada orang? tidak ada ya? Yasudah aku tutup lagi ya jendelanya" ucapku sendiri untuk menghilangkan semua ketakutan

Srekk srekk

Bunyi sendal yang sedang digeser, aku melirik sana sini tapi tidak ada orang satupun tiba-tiba

"Baaaaa"

"Aaaaaaaaaaaaaa" teriakku saat seseorang mengagetkanku dari bawah jendela segera aku menutup kencang jendela tersebut, tapi yang terjadi kepala dia terpentok oleh tutupan jendela yang sangat kencang

"Awwww sakitttt!!!!"

#Akhirnya bisa kembali lagi menulis setelah sekian lama males untuk lanjutin cerita ini, thanks ya yang masih berminat membaca cerita gakjelas ini, atas kekurangannya saya meminta maaf, mohon untuk kritik dan sarannya ya:*:* lopheyou

Lihat akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang