11:11

1.2K 214 8
                                    

RAISA malam ini tengah bosan, walaupun ada dua adik-adiknya yang bisa diajak mabar dan ngegibah, tapi tetep dia ngerasa bosan. Akhirnya cewek itu berjalan di depan bookshelfnya dan mengambil salah satu buku jenis hard cover berwarna biru langit. FYI, Raisa sangat menyukai buku yang jenis sampulnya hard cover.

Raisa dengan piyama kotak-kotak berwarna pink campur putihnya itu mulai membuka halaman pertama buku English Classic berjudul Sleeping Beauty di tangannya. Bersamaan dengan itu dia mulai menyenderkan punggungnya di ranjang kasurnya. Baru beberapa halaman Raisa membaca, tiba-tiba ada suara lemparan batu dari jendela kamarnya yang tertutup.

Awalnya Raisa acuh tak acuh pada gangguan itu, namun setelah beberapa kali suara lemparan batu itu terdengar, Raisa mau nggak mau menyeret kakinya ke depan jendela kamarnya dan perlahan membuka gorden berwarna putih yang menutupi keseluruhan jendelanya.

Saat Raisa menurunkan pandangannya, saat itu pula manik mata Raisa bertemu dengan manik mata lelaki yang beberapa minggu kebelakang memenuhi kepalanya. Dia, Jefrian.

Raisa melambaikan tangannya pada Jefrian yang berada di bawah sana. Dan saat itu pula handphonenya yang berada di atas kasur bergetar. Ternyata saat dilihat, Jefrian yang meneleponnya. Raisa mengangkat telepon tersebut, lalu kembali melihat Jefrian yang juga melihatnya balik lewat jendela.

"Halo Kak,"

"Ada apa ya Pak perasaan saya nggak mesen gofood deh?"

"Raisa kamu gitu ya sama aku. Liat nanti pembalasan aku."

"Ahahahaha ya abis kamu manggil aku pake 'Kak' segala sih. Kenapa Jef kesini?"

"Rai, tau gak sih? Aku tuh orangnya nggak bisa tidur kalo di tempat baru."

"Teruuus?"

"Turun dong. Ajakin aku muterin Bogor. Aku udah izin kok sama Ayah Bunda."

"Ayah Bunda?"

"Lah emang nggak boleh? Kan soon jadi Ayah Bunda aku."

"Maksudnya? Kamu mau jadi Adik Tiri aku gitu?" tanya Raisa sambil terkekeh.

"IH GAK GITU. MASA ADIK TIRI?!" Terdengar nada kesal dari ujung sana.

"HAHAHAH. Ya atuh kamu tadi bilang gitu."

"Nggak gitu, Cantik. Ayoo cepeet keluaar."

"Iya bentaaar aku ganti baju dulu."

"Samain kayak aku dong bajunya."

"Dih malu kayak SMP kasmaran kalo samaan. Lagian itu kayak baju kamu aja."

"Hehehe, tau aja. LAH KOK KAMU TAU INI BUKAN BAJU AKU?"

"Ya karena itu bajunya Ezra, bukan kamu banget stylenya."

"Cie apal banget soal style aku."

"Aku mending lanjut baca buku lagi kali, ya?"

"Eh iyaiya mianhae, Kak."

"Hajimanya mana?"

"Mianhae mianhae hajima. Yah aku jadi kayak ngamen di depan rumah kamu."

"HAHAHAHAH. Yaudah tunggu, ya, Jefyang."

"Jefrian Ayang?"

"Jefrian Peyang."

"IH RAI AWAS AJA YA KAMU NANTI—"

Tut. Sambungan diputus secara sepihak oleh Raisa. Cewek itu dengan jahil memeletkan lidahnya pada Jefrian yang memasan wajah siap memangsanya. Raisa menutup gordennya dan menimang-nimang apakah ia akan memakai baju yang sama dengan Jefrian atau tidak.

To. RaisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang