Prolog

10.7K 534 34
                                    

Matteo menatap wanita dihadapannya yang saat ini menunduk. Wanita itu meremas jemarinya sebagai tanda kecemasan dan ketakutan.

"Aku tidak mungkin menikah, Ma! Ini pasti akal-akalan mama untuk menjebakku! Mama selalu menginginkan pernikahanku bukan?"

Matteo yang baru sadar menatap benci ke arah Lucia. Wanita cantik dengan mata yang indah. Wanita yang juga memakai baju rumah sakit sambil mendorong tiang infusnya sendiri.

Padahal Lucia sampai tidak memedulikan keadaanya sendiri demi Matteo. Ia sangat khawatir, tapi ini balasannya. Sambutannya jauh dari yang ia harapkan. Dia bukan lagi Matteo yang mencintainya.

"Bahkan kamu sendiri yang menikahi Lucia, membawanya paksa dari Sevilla ke Madrid. Kamu yang tergila-gila."

"Nggak mungkin!" Matteo memijit kepalanya sendiri seolah merasakan sakit.

"Kenapa kamu mengingat segalanya, tapi tidak dengan Lucia?"

"Lucia ada disini hanya karena akal-akalan mama!"

"Lucia sedang hamil anak kamu saat ini. Kamu kenapa seperti ini?"

"Mama bercanda?"

"Mama serius. Mama akan panggil dokter, pasti ada yang salah!" Ujar Lys tajam, lalu pergi meninggalkan keduanya dengan suasana yang sangat canggung.

Lys tidak habis pikir dengan semua yang terjadi. Dari sekian momen hidup putranya, kenapa harus momen bahagianya yang hilang?

"Ini pasti akal-akalan kamu dan mama untuk menjebakku kan? Kalaupun aku menikah, jelas tipeku bukan wanita sepertimu." Matteo menatap wanita yang hanya diam ditempatnya.

"Jadi aku membawamu dari Sevilla? Apa kamu rekan kerjaku? Atau mungkin anak pengusaha yang bekerjasama denganku?"

"Aku hanya anak panti asuhan dan pelayan coffee shop" Jawab Lucia singkat.

Matteo langsung tertawa merendahkan mendengar perkataan Lucia. Pelayan cafe? Anak panti asuhan? Matteo tidak mungkin mempunyai selera serendah itu.

"Mana mungkin aku tertarik dengan gembel sepertimu? Pasti kamu tinggal di lingkungan kumuh dan juga memiliki pendidikan yang rendah." Belum sejam berlalu semenjak Matteo sadar. Dan pria itu sudah berkata hal yang menyakitinya. Sangat berbeda dengan Matteo yang ia kenal sebelumnya.

"Kamu pasti hanya tertarik dengan uangku bukan? Katakan berapa yang kau mau, dan segera urus perceraian kita. Pergi dari kehidupanku."

Lucia juga tidak mengerti kenapa Matteo jatuh cinta padanya. Gadis miskin, biasa saja, dan tidak punya apa-apa. Matteo yang meyakinkannya dengan berbagai hal hingga akhirnya ia luluh.

"Jawab aku!" Matteo menarik dagunya kasar.

"Aku harus jawab apa Matteo? Suamiku amnesia, dia mengatakan hal yang menyakitkan, meminta perceraian disaat pernikahan baru berjalan satu hari, dan disaat aku barusaja dinyatakan hamil."

Lucia meraih tangan Matteo dari dagunya, lalu memeluk pria itu sambil terisak. "Syukurlah kamu selamat, aku pikir kamu akan tiada. Kalau kamu tanya kenapa kamu bisa menyukai wanita miskin sepertiku, aku juga tidak tahu. Aku cukup sadar diri akan posisiku."

"Bulshit!"

"Temani aku melahirkan, setelah itu aku akan mengurus percerainan. Aku tidak punya keluarga, dan jujur aku tidak punya biaya untuk melahirkan. Hanya sampai anak ini lahir, setelah itu aku akan membawanya pergi kembali ke Sevilla."

"Aku bahkan tidak yakin itu anakku."

"Kalau ini anakmu, bukankah kamu akan menyesal nantinya? Setidaknya temani sampai dia lahir, lalu ucapkan salam perpisahan." Lucia melepas pelukan itu lalu mengambil sepiring makanan.

My Bucin Sexy BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang