10 Bittersweet

2.7K 320 26
                                    

"Memangnya harus kamu memeluk coklatmu seperti itu?"

Matteo mencibir Lucia yang tengah memeluk sekarung coklat darinya. Wajahnya begitu manis berseri. Lucia mudah sekali bahagia dengan hal-hal sederhana.

Wanita itu memakan coklat dengan sangat lahap, hingga habis berpuluh-puluh bungkus. Seperti biasa, Lucia sangat rakus. Matteo tidak habis pikir kenapa tubuhnya masih saja kecil dan kurus meski Lucia selalu makan dengan porsi yang diatas rata-rata.

"Terimakasih Matteo, aku sangat bahagia! Ingat kamu tidak boleh memintanya. Ini milikku!"

"Cih, rakus!"

"Ini permintaan anakku! Andai saja kamu tau bagaimana rasanya ngidam dan menjadi ibu hamil, kamu tidak akan berani mengataiku rakus!"

"Ya, ya, ya, terserah padamu." Desah Matteo malas, lalu kembali menatap ponselnya.

Barusaja suasana tenang terjalin diantara mereka, suara bell pintu tiba-tiba terdengar. Matteo langsung bangkit dari tempatnya untuk melihat siapa yang datang bertamu malam-malam seperti ini.

Lucia cuek saja dan tidak peduli. Ia hanya fokus pada coklat-coklat nikmat yang ada dihadapannya. Namun setelah mendengar suara perempuan berbincang dengan suaminya, Lucia langsung bangkit untuk melihat. Ia berjalan menghampiri sumber suara percakapan itu.

Deg!

Wajah Lucia beralih sendu ketika mendapati Matteo sedang berciuman dengan Chiara.

"Apa kamu bodoh? Masuklah kekamarmu, jangan ganggu kami." Maki Matteo dingin. Pria itu menggandeng Chiara melewati Lucia, untuk masuk kekamar lain yang ada dirumahnya.

"Kenapa harus dirumah ini?" Lucia membentak Matteo dengan lantang. "Kalian bisa melakukannya di hotel, kenapa harus dirumah kita Matteo? Kamu sengaja melukaiku?"  Kini Lucia terisak ditempatnya. Jika boleh jujur, ia sangat lelah menghadapi Matteo.

"Apa hak kamu melarang?! Apa rumah ini milikmu? Dasar cinderella tidak tahu diri."

"Dia suamiku Chiara, dan pria itu membawa wanita lain dirumah kami. Aku memang miskin, tapi apa harus kalian menyakiti perasaanku seperti ini?" Lucia berjalan keluar rumah ketika ia tidak lagi tahan dengan suasana menyebalkan itu.

Matteo menatap punggung istrinya yang semakin menjauh dengan pikiran campur aduk. Ada rasa ingin mengejar, namun Matteo gengsi. Bukankah hal itu akan membuat Lucia besar kepala?

"Kamu memikirkannya? Ayolah Matteo, jangan pikirkan dia. Bukankah katamu, kamu pria bebas dan tak mau terikat? Kita hanya partner!"

Chiara memeluk dan membimbing pria itu ke arah sofa. Tangannya bergerilia menyentuh dan mengusap sensual setiap jengkal tubuh Matteo. Bahkan wanita itu membantu melepas satu persatu pakaian yang dikenakan prianya.

"Aku akan memuaskanmu malam ini." Wanita itu memijat benda berurat milik sang pria dengan penuh kelembutan. Chiara membuka satu buah bungkus pengaman, lalu memasangkannya.

Matteo memagut bibir Chiara sebagai tanda setuju. Chiara benar, lagipula hubungannya bersama Lucia hanya karena taruhan. Dia pria bebas! Matteo tidak mau terikat dengan siapapun!

Setelah anaknya lahir Lucia akan ia buang dan juga ia ceraikan. Matteo tidak boleh terlalu baik dan peduli. Tapi entahlah, Lucia selalu membuatnya gundah! Lucia selalu mematahkan prinsipnya. Wanita itu mengobrak-abrik hati dan pikirannya.

Bahkan Matteo yakin seks yang ia lakukan dengan Chiara, akan membuatnya merasa sangat menyesal dan bersalah kepada istri misteriusnya itu nanti.

"Lebih cepat Matteo!" Chiara mendesah begitu tubuh mereka menyatu. Matteo bergerak maju mundur perlahan dengan tatapan kosong. Sepertinya jiwa Matteo tidak benar-benar ada disana.

My Bucin Sexy BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang