Pemalas

18 2 2
                                    

Jika Seumur Hidup Memiliki Hidup Yang Sangat Damai Pasti Akan Menyenangkan Sekali, Tetapi itu Tidaklah Mungkin.

"Nona, anda darimana saja? Tahukah anda tadi saya sangat mencemaskan Nona, saat tau Nona tidak ada di Pavilliun"

"Lagipula, seorang Nona BUTA bisa kemana? Timpalnya lagi

"Ayo, Nona masuk kedalam, udara malam tidak baik bagi seorang PASIEN. Silahkan duduk Nona, saya akan menyiapkan seseuatu yang hangat" perkataan-perkataan ini memang memiliki nada 'khawatirnya sendiri'

"Terimakasih Madam Advinson" Ucap saya, sambil tersenyum

"Nona, sudah saya bilang, panggil saja saya Madam Claire, mengapa Nona selalu saja memanggil saya dengan nama keluarga? Saya adalah ibu asuh Nona, kita sudah lama kenal dan cukup dekat" Omel madam Claire

'Hmmm, dekat ya?' gumam Ailen dengan sangat pelan

"Baiklah, maafkan aku Madam"

"Nonaa, tolong jangan kemana-mana, saya akan kembali dengan membawa sesuatu yang hangat" Ucap Madam Claire memperingati

**

Pagi yang cerah, Sang Surya sudah mulai menunjukan dirinya dan menyinari dunia ini.
Hari ini memang tidak ada sesuatu yang special, semua orang telah terbangun dan hanya melakukan aktivitas masing-masing untuk hari ini.

Namun ini tidak berlaku bagi seorang gadis dengan surai rambut panjang berwarna Silver, berkulit putih halus dan berbadan tinggi untuk ukuran gadis seusianya, warna matanya? Entahlah, dia selalu menutupi matanya sejak kejadian itu.

Tidak seperti yang lainnya, gadis ini masih saja tertidur padahal ini sudah menunjukan pukul 2 siang!
Dan yang lebih memukaunya lagi, sejak kemarin gadis ini hanya mandi sekali saja.
Gadis ini sangat jorok untuk ukuran seorang gadis dan Nona Bangsawan.

"Tuan Adley, diamlah saya ingin tertidur sebentar lagi, jangan melayang-layang sambil memberikan tatapan menjijikan seperti itu pada saya" protes gadis tersebut

"Ailen De Motia Injish Soth Zedkar, apakah kau tidak ada niat untuk membersihkan dirimu? Apakah kau tidak merasa badan mu lengket?" Tanya Tuan Arwah tersebut

"Hmm hoaaammm, tidak ada sama sekali" Nona tersebut mengucapkan kalimat tersebut tanpa membuka matanya sama sekali.

Tuan Arwah Tampan tersebut sudah diam sekarang yang tandanya dia pasrah saja, mau Nona itu bangun dan membersihkan dirinya atau tidak.
Toh sebenarnya gadis itu sangat jarang bertemu dengan seseorang, karna kesehariannya hanya seperti itu saja dan latar kegiatan tersebut adalah kamarnya.

Beberapa saat telah berlalu dan akhirnya Nona tersebut sudah bangun, walaupun hanya untuk makan.
Makanan yang disediakan pun sebenarnya hanya satu roti, satu kentang dan segelas susu.

"Nona, mengapa kau selalu tidak protes mengenai makanan yang telah disediakan? Makanan itu biasanya hanya untuk rakyat jelata yang sederhana Nona. Bahkan makanan putri dari Baron Rendahan lebih enak daripada ini." Protes Tuan Adley, dari nada bicaranya dia seperti sedang kesal.

"Yang Tuan maksud Putri Baron rendahan adalah Nona Lasier Vilbert, yang sangat disukai Ibu suri bukan?"

"Iya, Nona yang liciknya memakaikan sihir pada Ibu Suri, jika kekaisaran ini tau, seluruh keluarga serta kerabatnya pasti akan dipenggal"

"Nona, ayo laporkan hal ini, lagipula kita punya bukti, ini akan jadi tontonan yang seru," Ajak Tuan Adley

"Jangan, jika kita yang melaporkan dan ini masih terlalu cepat, akan lebih seru jika ini diketahui orang lain dan ia yang melaporkannya."

GELAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang