Ayah?

9 2 3
                                    

"Tidak usah berbasa-basi, katakanlah ada apa JIJI?" Ucap Ailen dengan nada yang terdengar ketusnya.

"Datanglah ke pesta topeng Bulan depan, terserah kau ingin membawa patner ataupun tidak,"
Suruh seorang laki-laki yang sudah cukup berumur namun masih terlihat awet muda.

"Hee? Mengapa aku harus datang juga?" Tanya Ailen

"Agar suasana pesta lebih meriah" Jawab lelaki paruh baya itu dengan singkat.

"Ck. Kau masih saja tidak jelas sejak terakhir kita bertemu" Ujar gadis tersebut

"Kau yang semakin kurang ajar sejak 4 tahun lalu gadis buta,"

"Baiklah baiklah, toh menonton drama secara live akan lebih seru"

"Menonton? Tapi kau kan buta," cibir laki-laki tersebut.

"Kau sangat sangat menyebalkan Father, sebaiknya kau diam saja baik-baik dikediaman ini karena sebentar lagi kau akan bau tanah," ejek gadis tersebut kepada orang yang notabennya adalah ayahnya sendiri.

"Kau bocah kurang ajar"

"Tahan sebentar dan diamlah, Alia juga akan kemari,"

"Oiya silahkan cari sofanya sendiri, aku tidak akan membantumu," Tambahnya.

"Tch--kau selalu saja meremehkan ku Jiji, walaupun kau memindahkan sofanya pun aku akan tau"

Sekarang keadaan ruangan tersebut sangat hening.
Hanya terdengar suara cangkir teh serta gesekan-gesekan pulpen dengan kertas.

Keterdiaman Ayah dan Putri ini benar-benar sangatlah---- seakan-akan dalam satu ruangan itu mereka memiliki dunianya masing-masing dan tidak peduli satu sama lain.
Sudah 30 menit lamanya mereka menunggu 'Alia' yang tidak kunjung dating.

"Dimana Kakek sekarang?" -Ailen

"Apakah kau mengkhawatirkannya? Setelah kaulah yang menjadi penyebab meninggalkannya Istrinya?" -Harden

"Aku hanya ingin mengetahuinya"

"Oh"

Hening.
Suasana ruanngan sudah kembali seperti sebelumnya, sampai akhirnya orang yang ditunggu-tunggu datang

Kreekk

"Ayah, kakak, maaf menunggu lama, maafkan saya" Mohon gadis tersebut.

"Tidak apa-apa Alia, duduklah" Ucap pria paruh baya dengan lembutnya.

Setelah berbicara demikian Nona Alia pun langsung duduk dengan tenangnya, posisi duduknya saling berhadapan dengan Nona Ailen dan Kepala keluarga Grand Duke saat ini duduk di sofa tengah.

Setelah ini pun Herden Sang Grand Duke sekarang angkat bicara yang cukup serius dengan kedua Putrinya mengenai 'sesuatu' yang akan coba keluarga ini lakukan.

"..."

"...."

"......"

"Hee? Mengapa aku harus melakukan itu? Suruh saja yang lain aku tidak mau-------itu hanya akan merugikan ku, dasar pak tua kau masih saja mau memakai cara licik." protes Nona Ailen dengan kesalnya, walaupun ia sedang kesal tetapi eskpresi wajah tersebut masih terlihat tenang

"Kak, lagipula jika memakai cara ini tidak akan menyebabkan hal yang merugikan mu. Reputasi mu telah lama rusak," Ucap Alia

"Tidak merugikan ku? Tapi ini sangat merepotkan ku bodoh!"

Setelah mengatakan itu Gadis dengan rambut berwarna silver tersebut pergi meninggalkan sepasang ayah dan anak angkatnya itu.

Kedua dayang yang awalnya berdiri di depan pintu ruangan tersebut terlihat kaget, pasalnya Nona nya pergi berjalan dan terlihat sangat kesal?

GELAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang