Merasa tersingkirkan dunia, Haruna saat ini. Haruna bersyukur bisa di sekolahkan sampai jenjang SMK. Ini artinya jalan selanjutnya sesuai dengan Haruna, jadi pengangguran atau kerja. Bukan mau nya atau siapapun di dunia ini tidak punya uang bukan nasib yang harus di tangisi, kerja pilihan terakhir nya.
"Papah kena PHK."
Tersenyum miris, runtuh. Semua yang Haruna impikan di masa SMK nya hilang. Masuk universitas impian, pulang-pergi bersama Jeka, dan lain-lainnya.
"Gakpapa kok. Haru bisa kerja," sahutnya dengan wajah dibuat se-riang mungkin.
"Maaf Je, Haru gak bisa kuliah."
"Loh gakpapa Ru. Maaf ya aku tetep harus kuliah," sahutnya lembut.
"Aku gak minta kamu ikut kerja Je. Lanjutin aja pendidikan kamu, semangat!"
Haruna punya orang tua dan pacar yang supportive seharusnya ia jauh lebih kuat kan? Ia sudah memantapkan diri untuk mengubur mimpinya sementara dengan melanjutkan kerja.
When humans have a high expectation of himself that's the threshold of his destruction.
Ia punya banyak teman bisa dibilang social butterfly. Hangout sana-sini dengan teman dari kalangan berbeda bukan masalah sebelumnya tapi sekarang berbeda. Topik pembahasan di usia nya terlalu menyindir dan mengungkit masalah terbesar nya saat ini, mereka menyakiti Haruna tanpa sadar.
Tentang,
I'm taking college
Seru banget prakteknya!
Semester berapa lo?
Oh di Akper, gue kira lo oleng
Haruna tidak secanggung itu tapi kali ini bungkam. Sekedar menjawab pertanyaan teman tanpa tambahan kata apapun. Bukan nya tidak senang, tapi sulit rasanya berada di lingkungan seakan ia tak diinginkan.
"Kamu kerja? Aku pikir kuliah," sahut seseorang.
Sedikit tersenyum lembut dengan anggukan pelan.
Sepulang nya, Haru menelpon Jeka untuk menjemputnya seperti pesan sang pacar saat mengantarnya. Sudah 15 panggilan tidak terjawab. Berakhir dengan Haru pulang menggunakan gojek. Pikirnya he's busy with his studies, trying to be independent isn't a problem right?
"Dulu kamu yang buat aku percaya diri tapi sekarang kamu sumber insecurity ku."
11 Feb 2022
Jellysa