"Bunda liat skala stress kalian 80%, serius. Bukan masalah ujikom tapi masa depan kan? Mau kemana setelah lulus SMK. I can't forbid it seusia kalian memang problem nya kaya gitu ya nikmatin aja. Tetep santai jangan too much nanti kalian sendiri yang susah karena under self pressure."
"Masa depan bukan cuma punya orang kaya, masa depan punya semua orang yang mau berusaha."
"Punya cita-cita jangan umum, harus spesifik biar kamu tau mau kemana dan jadi apa kedepan nya. Kalau cuma modal jadi orang sukses kamu kalah sama maling. Maling pasti punya target rumah mana yang mau di bobol."
"Pendidikan itu penting tapi seandainya kamu gak bisa hari ini masih bisa besok dan seterusnya. Jangan berkecil hati, masa depan di tangan mu. Mau jadi sukses atau gelandangan itu pilihan kamu."
"Disaat udah besar nanti kamu harus jadi perempuan yang sibuk. Jangan cuma diem di rumah rumpi sana-sini. Perempuan yang fokus ngurus anak emang baik, tapi lebih baik sekaligus kerja. Selain capek nya keliatan kamu juga jauh lebih di hargai laki-laki."
Haruna merasa beruntung, guru semasa SMK nya memberikan banyak nasihat yang sangat membantu. Menjadi pendorong untuk maju disaat kenyataan mendorong nya ke jurang putus asa.
Pilihan nya sejak beberapa bulan lalu memang sudah bulat, bekerja. Dia sama sekali tidak kesulitan dalam hal pekerjaan dan teman. She's friendly and easy going. Permasalahan nya cuma satu ... Jeka.
Manusia itu bersifat dinamis bisa berubah
Seorang suami tidak akan mengerti beban istrinya kan? Sama hal nya Haruna. Tugas nya hanya mengabdi kepada perusahaan pergi subuh pulang maghrib. Ia mana tahu perihal dosen killer, adaptasi di lingkungan belajar baru, materi yang lebih sulit dan lainnya.
Bukan masalah besar perihal Jeka kuliah sedangkan dirinya bekerja. Haruna sudah bisa menerima itu dengan lapang dada. Tapi ... Jeka selalu menyinggung hal yang membuat nya tidak nyaman dan juga stigma masyarakat.
"Lo gak akan pernah paham rasanya jadi gue. Tugas gue banyak sedangkan lo cuma kacung PT diem aja."
"Stop being childish! Waktu, hidup gue bukan cuma lo. Gue punya temen. Terserah gue mau main sampe subuh sekalipun bukan urusan lo!"
"Cowok mu kuliah kamu kerja, apa gak malu di undangan nanti dia ada title kamu enggak?"
"Perempuan itu harusnya belajar yang bener, kalo udah kerja mah ujung nya gak bakal lanjutin kuliah soalnya udah keasikan kerja"
Satu hal yang Haruna sesali, ia terlalu perasa dengan stigma masyarakat.
"We live in a judgmental environment. Suka atau enggak kita gak bisa menghindar apalagi ngelak. Tutup telinga gak cukup you have to have a calming side in you. Sorry gue gak bisa bantu banyak."
Disaat dunia terasa menghakimi setidaknya Haruna punya seorang pendengar yang baik, Yerin.
14 Febuary 2022
Jellysa